Piyama🥐

3.7K 277 6
                                    

...
..
.

Setelah drama kesal telah usai, kini di dalam mobil tersebut tak ada yang membuka suaranya, baik itu Jaehyun maupun Renjun mereka sibuk dengan fikirannya.

Jika bertanya tentang Jeno, bayi itu sudah tertidur lelap di pangkuan Renjun. Setelah Jeno tidur Jaehyun jadi ikut diam dan mengemudi dengan tenang, karena tak mau putranya itu terbangun hanya karena melampiaskan kekesalannya sembari mengemudi Jaehyun lebih memilih untuk diam.

Tak lama mobil itu berhenti di depan sebuah gerbang hitam yang di dalamnya berdiri kokoh sebuah rumah besar. Sejenak Jaehyun menunggu gerbang tersebut terbuka hingga akhirnya secara otomatis benda itu terbuka dengan sendirinya.

Jaehyun melaju dan memasuki are tersebut dan berhenti tepat di depan rumah itu.

Renjun terpelongo sejenak ketika pandangannya menatap rumah yang kini berdiri di depannya. Karena terlalu takjub dengan hal itu ia tak sadar bahwa sang atasan kini menunggunya keluar dari mobil.

Renjun tentu kelabakan dan segera keluar dari mobil itu setelah menyadarinya.

"Ikuti, saya." Perintah Jaehyun dan berjalan mendahului sekretarisnya tersebut.

Renjun hanya mengangguk dan mengikuti apa yang di perintahkan oleh sang atasan dan berjalan mengikutinya.

Renjun terdiam sesaat memandangi penjuru tempat tersebut yang terlihat sangat modern dan mahal. Kakinya melangkah menaiki anak tangga dan berhenti melangkah di kala sang atasan berhenti di depan pintu.

Pintu rumah itu pun terbuka dari arah dalam dan Jaehyun tanpa ragu langsung masuk ke dalamnya, di ikuti Renjun, sosok itu terpaku tak bisa berkata-kata setelah melihat isi dari rumah tersebut.

Renjun pelongo dan bahkan ia sampai tak bisa berkedip setelah membayang jika rumah tersebut adalah mall.

Jaehyun berbalik badan, menatap Renjun yang kini sibuk memperhatikan sekeliling mansion miliknya.

"Ini mansion pribadi saya, dan kau." Jaehyun memotong perkataannya dan menatap Jeno sejenak.

"Kamar Jeno berada di sebelah sana, pintu yang bergambarkan Samoyed. Kau tidurkan Jeno disana."

Tunjuk Jaehyun pada sebuah pintu yang berada di sudut ruangan di sana.

Tanpa ada penjelasan lebih, Jaehyun lantas langsung bergegas menjauh darinya dan pergi menaiki tangga dengan santai dan meninggalkan putranya sendiri dengan Renjun.

Renjun tentu bingung dengan sikap dari atasannya itu, dengan mudahnya ia di perintahkan untuk meniduri Jeno dan menjaganya sendirian.

"Hei?! Dia menyuruhku untuk terus menjaga Jeno semalaman??"

Renjun menggeram. Melihat Jaehyun yang berjalan santai menaiki tangga tersebut membuat Renjun menghentakkan kakinya.

"Kenapa harus aku, kenapa tidak menyuruh pengasuhnya ataupun pelayanannya saja?!"

Berbicara tentang pengasuh, Renjun lupa bahwa atasannya mengatakan bahwa ia sudah memecat semua pengasuh Jeno dan Renjun tersadar, selama ia di dalam mansion ini tidak ada seorangpun pelayan yang datang menyambutnya baik itu sekedar membuka pintu ataupun lainnya.

Renjun hanya melihat pintu tadi terbuka sendinya tanpa ada seorangpun yang membukanya.

"Apa rumah ini berhantu??"

Renjun pun akhirnya menggeleng singkat dan mendecih pelan. Ia tak mau memikirkan hal itu dan berjalan menuju ke tempat yang di katakan oleh atasannya.

Setelah berada di depan sebuah pintu kamar yang bergambarkan Samoyed, Renjun dengan perlahan membuka kenop pintunya dan melihat luasnya kamar untuk bayi Jeno. Renjun kembali menggeleng, kenapa Jeno di letakkan kamar di bawah sedangkan sang ayah berada di lantai atas. Bukannya seorang bayi harus selalu dekat dengan kamar ayahnya agar saat menangis ayahnya itu bisa langsung menghampirinya tanpa harus berjalan turun ke lantai bawah.

𝗦𝗘𝗞𝗥𝗘𝗧𝗔𝗥𝗜𝗦! [𝐉𝐀𝐄𝐑𝐄𝐍]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang