Langit Banjarbaru pagi ini tampak cerah dengan matahari yang merekah ditemani nyanyian burung di sekitar kompleks. Dengan langkah santai, Nadine melangkah keluar dari kamarnya dengan mengenakan baju merah muda bergambar panda dan cardigan putih yang membalut tubuh sintalnya. Di tangan kanannya, dia memegang ponsel yang berisi uang 20 ribu di dalam casing ponsel.
Dompet biasanya Nadine bawa ketika mengunjungi acara penting atau untuk sekadar jalan-jalan keluar, tetapi jika hanya membeli sarapan seperti sekarang, Nadine sering menyelipkan uang di dalam pengaman ponsel. Katanya lebih fleksibel dan tidak menyulitkan karena harus membuka dompet. Pagi ini, Nadine memilih untuk mencari sarapan di luar, sepertinya nasi kuning dengan telur masak habang terlihat menggiurkan.
Jarang sekali Nadine memasak—atau memang tidak biasa memasak—di dapur. Sebagai seorang wanita karir yang menggunakan sebagian besar waktunya bekerja di kantor, Nadine tidak memiliki waktu untuk menyiapkan masakan meski sekadar hanya seporsi bagi dirinya. Sejak kecil, mama selalu melarang Nadine untuk berkutat di dapur dan membantunya memasak, katanya nanti tidak bisa cepat selesai karena Nadine menggoreng ikan saja harus berteriak-teriak seperti bekantan.
Lucu sekali ketika mengingat hal-hal yang pernah terjadi ketika berurusan dengan dapur millik mama. Ibaratnya, dapur adalah daerah kekuasaan mama yang tidak boleh diganggu gugat, alhasil sampai sekarang Nadine jadi jarang memasak dan sering belanja di luar. Dikatakan boros, memang boros, tetapi mau bagaimana lagi? Daripada membuat keramaian akibat gas meledak dan muncul di surat kabar dengan tajuk berita “seorang wanita membakar rumahnya karena tidak bisa memasak” tentu tidak lucu.
Setelah semalaman Nadine mencari tempat sarapan enak di sekitar perumahannya, Nadine mendapat informasi jika ada warga di Violet Garden yang membuka warung di rumahnya. Menurut postingan di Facebook yang secara tidak sengaja dia temukan, dia tinggal di unit nomor sepuluh, tidak jauh dari tempat Nadine tinggal. Hanya berjarak tiga unit dari sini dan bisa jalan kaki.
Nadine mengunci pintu rumahnya rapat-rapat, rumah unit tujuh di sampingnya masih tertutup rapat. Mendadak, ingatan memalukan kemarin muncul ke permukaan tanpa permisi. Lelaki yang tinggal di sebelahnya itu, yang tampangnya seperti preman, dengan baik hati membantu Nadine dari kecelakaan tertimpa kasur busa akibat secara tidak sengaja menginjak ekor Momon.
“Aduh, gue masih ngerasa enggak enak sama dia. Nanti, deh, gue bawain apa gitu buat permintaan maaf, sekalian kenalan sama warga sini.” Nadine meremas ponselnya, kemudian merapatkan cardigan. “Sekarang, sarapan dulu, perut udah demo.”
Suasana pagi di Violet Garden terasa sejuk, meski pada kenyataannya setiap hari Kalimantan Selatan sering sekali panas. Beberapa warga yang memiliki aktivitas pagi seperti berangkat kerja atau mengantar anaknya sekolah berlalu-lalang di jalanan kompleks yang belum diaspal. Sebagian dari mereka yang berpapasan, tersenyum singkat dan mengangguk pasa Nadine. Membuat wanita itu terkejut bukan main setiap kali harus menundukkan kepala dan mengangkat ujung bibirnya untuk tersenyum.
Kenapa orang-orang di sini begitu ramah? Aneh, padahal biasanya orang-orang di perumahan itu adalah orang individualis yang berkutat pada masalahnya sendiri. Bahkan di Limas Khatulistiwa saja, Nadine tidak mengenal tetangganya selain Bu Warni dan Pak RT di kompleks. Mereka jarang sekali tersenyum, fokus pada urusan masing-masing dan sering sekali mengotakkan diri mereka ke dalam pergaulan sesuka hati.
“Selamat pagi!” ucap seorang lelaki paruh baya tinggi besar dengan rambut cepak pada Nadine ketika berpapasan menggunakan motor Vixion yang dipakai.
“Eh, iya, selamat pagi, Pak!” sapa Nadine kembali, kemudian lelaki itu melaju menuju pintu utama perumahan dan berbelok menuju jalan besar. Nadine menebak jika lelaki itu adalah seorang abdi negara melalui perawakan dan penampilannya. Wow, perumahan ini sangat berbeda sekali!
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Ini Dijual | [END]
ChickLit🏆 NOVEL TERBAIK III "VIOLET GARDEN SERIES" AT PRESS X ANSAR SIRI Keterlaluan! Kali ini Nadine benar-benar tidak bisa memutar otak lagi untuk menuntaskan tugas yang diberikan Linggar. Perumahan Luxury Valley adalah perumahan mengenaskan yang pernah...