Kantor cabang LJ Property yang terletak di Banjarbaru berada di Jalan Gunung Alaban. Masuk ke dalam jalan-jalan kecil yang menjadi tempat bagi para warga mendirikan rumah di kota ini. Katanya, kantor tersebut tidak begitu ramai seperti di kantor pusat, hanya ada beberapa karyawan saja yang bekerja di sana di bawah tangan manajer bernama Bu Sofia. Ke tempat itu sekarang Nadine harus pergi, untuk mengurus berkas mutasi dan juga perkenalan dengan lingkungan baru.
Memulai lingkungan baru bagi Nadine adalah hal yang cukup menyeramkan. Meski dia sering disebut sebagai ekstrover karena sering dan senang berbicara di depan umum, tetapi kenyataannya Nadine hanyalah seorang wanita berhati kecil yang senang menghabiskan waktu dengan kesendirian dan juga sunyi sepi. Menurutnya, sepi adalah hal utama yang bisa mengisi kembali energi yang telah digunakan Nadine untuk bertemu dengan orang-orang.
Konsep mengenai ekstrover dan introver ini bagi Nadine adalah sebuah garis semu yang pudar dan tidak bisa ditetapkan menjadi satu hal yang fundamentalis. Ada introver yang senang berbicara di depan umum dan ada ekstrover yang harus menyendiri untuk menikmati waktu. Menurutnya, konsep ini bisa dipakai semua orang dan mereka memiliki porsi ekstrover dan introvernya masing-masing.
Setelah bertemu Bu Nurfi dan membeli seporsi nasi kuning yang lezat, Nadine harus menikmatinya dengan perlahan. Merasakan setiap sensasi menggelitik dari bumbu kuning yang terdiri atas bawang putih, bawang merah, kunyit, dan rasa pedas dari cabai yang dimasak ke dalam telur habang. Nadine terpukau dengan tekstur telur yang tidak memantul dan masih lembut saat menyentuh lidahnya, berpadu dengan bumbu merah yang manis dan pedas, tidak ada duanya!
Sarapan pagi ini amat puas menurut Nadine, dengan porsi yang menggunung dan harga hanya tujuh ribu, perut sudah kenyang dan membuat hati bahagia. Eh, padahal gue makan makanan gratis dari Bu Nurfi. Siapa yang bisa menolak makanan enak dan gratis diberikan begitu saja sebagai sarapan pagi?
Seusai menikmati sarapan paginya yang nikmat, Nadine beranjak mandi. Membersihkan sekujur badannya yang lengket dan membuatnya tidak nyaman. Setelah itu, dengan ritual rutinnya menyirami wajah menggunakan skincare, Nadine mematut muka di depan cermin. Seorang wanita muda berambut cokelat kehitaman dan kantung mata yang besar, dia mendengkus pelan, memejamkan mata. Tumbuh menjadi seperti sekarang tidak akan pernah Nadine kira sebelumnya.
Teringat sebuah peristiwa masa lalu saat ekor mata Nadine menangkap luka kering yang membentuk garis vertikal di pelipis. Meski luka itu sudah lama mengering, tetapi bekas yang ditimbulkan masih sakit dan menghunjam jantungnya dengan kasar. Buru-buru bekas luka itu ditutup dengan surai rambutnya yang bergelantung asal. Mau sampai kapan Nadine harus berkubang dengan masa lalu? Apa dia ingin menyakiti diri secara terus menerus layaknya orang gila?
Padahal, berdiri secara mandiri di titik ini adalah suatu pencapaian luar biasa yang patut diberikan apresiasi lebih. “Cukup, lo udah bisa berdikari. Lo udah bisa mandiri. Lo udah punya kebebasan yang enggak bisa diganggu gugat lagi,” bisiknya pada diri sendiri. Namun, semakin keras dia mencoba mengenyahkan, semakin kencang pula kerinduan dan rasa sakit bergumul.
Berengsek!
Waktu di ponsel menunjukkan pukul 07.15 WITA. Nadine harus segera pergi ke kantor pukul 08.00 WITA. Ketika kenyataan menyentaknya kembali pada realitas, Nadine langsung menyelesaikan skincare pada wajah. Setelah itu, dia memulas bibir dengan lipstik merah muda yang dipadukan dengan foundation warna senada agar bibirnya tampak lebih mungil. Pilihan baju pada pagi hari ini jatuh pada blus hijau mint yang dipadukan dengan kaos warna putih. Tak lupa tas jinjing berwarna putih yang menambah kesal formal kasual.
Seraya berjalan keluar, Nadine memesan ojek untuk pergi ke kantor barunya. Beruntung sekali Banjarbaru tidak jauh berbeda dengan Banjarmasin, dia tidak bisa membayangkan bila ditempatkan di tempat terpencil di ujung lain Kalimantan Selatan. Letak perumahan Luxury Valley saja sudah cukup membuat resah, bagaimana jadinya jika hal itu benar-benar terealisasi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Ini Dijual | [END]
Chick-Lit🏆 NOVEL TERBAIK III "VIOLET GARDEN SERIES" AT PRESS X ANSAR SIRI Keterlaluan! Kali ini Nadine benar-benar tidak bisa memutar otak lagi untuk menuntaskan tugas yang diberikan Linggar. Perumahan Luxury Valley adalah perumahan mengenaskan yang pernah...