Siang ini, Nadine memutuskan untuk membeli makan siang di tempat Bu Rora. Siapa tahu wanita itu memasak makanan untuk makan siang Nadine kali ini. Pergi keluar atau memesan makanan secara daring rasanya sangat malas sekali, belum lagi ongkos kirim yang luar biasa mahal dan melebihi harga jual asli makanan yang dipesan.
Semalam, setelah pulang dari perbincangan dengan Baskoro, Nadine tidak bisa tidur hingga pagi menjelang. Dia baru bisa memejamkan mata pukul 07.00 dan terbangun hampir jam sebelas siang. Dia tidak peduli penampilan yang berantakan atau rumah yang tidak jauh berbeda dengan kapal pecah di pinggir pantai yang setengah bagiannya karam. Momon yang tergeletak di lantai beringsut, meregangkan tubuh mungilnya yang ditumbuhi bulu putih cokelat.
Nadine tidak bisa menahan rasa gemas, tangannya terulur untuk mengusap perut kucing betina yang sudah menjadi teman hidupnya selama berada di Kalimantan Selatan. Terdengar suara dengkuran dari Momon, pertanda rasa nyaman yang muncul di benak makhluk mungil dengan mata besar tersebut.
“Kamu makannya nanti, ya, Mon. Aku mau beli makan dulu.” Kucing itu mengeong, kemudian beranjak ke sofa dan merebahkan tubuh mungilnya lagi, seolah tidak mempedulikan eksistensi Nadine yang mengajaknya berbicara.
Benak Nadine kembali terempas ke obrolan dini hari bersama Baskoro. Lelaki itu mengatakan jika ada orang misterius berbaju hitam yang beberapa kali singgah dan memantau perumahan satu ini. Jika dilihat-lihat, mereka memiliki motif yang tentunya tidak baik bagi kesejahteraan para warga di dalamnya. Kedatangan orang-orang ini seperti menjadi sebuah titik yang nantinya ditarik lurus menjadi sebuah benang merah yang memanjang sesuai dengan apa yang dimaksud Linggar.
Untuk apa orang itu datang memantau ke perumahan? Belum lagi tadi pagi Baskoro dengan penuh kerja keras membersihkan setiap inci selokan dari sampah yang menggunung dan mengotori saluran. Nadine jadi penasaran, apakah orang itu adalah suruhan Linggar setelah diberi tahu sedikit informasi beberapa hari yang lalu?
“Ading! Mau ke mana?”
Suara Bu Rora mengejutkan Nadine yang sedang sibuk bermain dengan pikirannya yang berperang. Segera saja Nadine menyunggingkan senyum tipis dan mengangguk, kemudian mendekati Bu Rora yang sudah berdiri di belakang meja yang berisi makanan. Sontak melihat deretan makanan, mata Nadine terdistraksi. Ayam goreng serundeng, nasi gurih daun jeruk, dan sambal goreng yang begitu menggoda sudah tersaji di hadapannya. Surga!
“Saya mau ke sini, kok, Bu. Mau makan siang,” jawab Nadine.
Bu Rora menaikkan sebelah alisnya. “Loh, tadi ikam jalan terus ke timur mau ke mana? Sambil bengong gitu, kok.”
Apa benar yang dikatakan Bu Rora? Nadine berjalan dengan tatapan kosong sepanjang jalan menuju ke mari? Namun, dia bisa mendengar panggilan Bu Rora yang bertanya ingin ke mana. “Emang tadi saya kelihatan bengong, ya, Bu?”
Wanita paruh baya itu mengangguk. “Iya, wajah ikam kosong. Sini, sini, makan dulu, ya. Makan sama saya, temenin jualan juga.” Bu Rora dengan sigap mengambil sebuah piring dan mengisinya dengan nasi gurih, sepotong ayam bagian paha bawah, lengkap dengan sambal goreng dan lalapan. Piring tersebut diberikan pada Nadine yang sudah menatapnya dengan mata berbinar penuh rasa lapar yang berkecamuk.
“Wah, tarima kasih, Bu.. Pasti enak ini,” ucap Nadine. Kemudian tangannya menyuap sesendok nasi gurih dengan secuil daging ayam goreng. Rempah bawang putih, daun jeruk, santan, dan empuknya ayam goreng langsung menghajar lidah Nadine bertubi-tubi. Matanya terpejam, merasakan sensasi kenikmatan makanan yang tidak ada duanya. “Kenapa masakan Bu Rora selalu enak!” pekik Nadine kepada Bu Rora yang sudah tersenyum lebar.
“Pasti enak, dong! Ibu kalau masak selalu pakai cinta,” imbuhnya diselingi gelak tawa ringan.
“Ah, tapi saya kalau makan cinta dari cowok-cowok rasanya selalu pahit. Mereka buaya!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Ini Dijual | [END]
ChickLit🏆 NOVEL TERBAIK III "VIOLET GARDEN SERIES" AT PRESS X ANSAR SIRI Keterlaluan! Kali ini Nadine benar-benar tidak bisa memutar otak lagi untuk menuntaskan tugas yang diberikan Linggar. Perumahan Luxury Valley adalah perumahan mengenaskan yang pernah...