Personal Nurse

1.3K 184 45
                                    

Ding dong *suara bel

"Iyaa bentar!!" Suara berat namun agak serak Azizi bergema di apartemennya ketika ia bangkit dari posisi tidurnya di dalam kamar. Ia pun berjalan menuju pintu untuk menghentikan bunyi bel yang entah sudah berapa kali berbunyi.

Saat pintu dibuka alangkah terkejutnya pemuda 24 tahun itu melihat...

"Ma..Marshaa??"

Marsha Lapian, yang sedari tadi membunyikan bel apartemennya. Gadis yang usianya setahun di bawah Zee itu berdiri dengan kantong plastik di tangannya, tak lupa dengan tatapan tajamnya.

Zee hanya menelan ludah karena gugup. Ia belum pernah melihat Marsha menatapnya seperti sekarang. Karena memang gadis cantik yang merupakan rekan kerjanya itu dikenal sebagai orang yang tidak pernah marah.

"Ehh.. kamu Sha."

Marsha mengamati penampilan Zee dari ujung kaki sampai ujung kepalanya. Zee masih tidak nyaman dengan tatapan itu. Mengenakan celana pendek dengan kemeja putih polos yang dua kancingnya sengaja dilepas. Tak lama, gadis itu mendorong melewatinya dan memasuki apartemen Zee dengan santainya.

"Hah??! Ehh iyaa masuk aja Sha." Ucap Zee lalu menutup pintunya lalu mengikuti langkah Marsha.

"Kok udah pulang aja Sha? Terus kamu ngapain kesini?"

Saat berada di ruang tamu, Marsha sempat terdiam melihat kekacauan yang terjadi. Beberapa bantal sofa yang berserakan di lantai, selimut yang terletak di atas sofa, lembaran tisu bekas yang berserakan di tempat sampah, dua mangkok kosong bekas mie instan dan 3 botol mineral dan 2 cangkir kopi yang sudah kosong yang berada di atas meja. Zee sendiri jadi salah tingkah karena tak sempat membersihkan ruang tamunya.

"Heheh tadinya mau dibersihin. Tap--"

Terdengar helaan napas yang keluar dari mulut Marsha.

"Aku ngerti kok."

"Hah??" Zee bingung akan jawaban Marsha.

Marsha pun berjalan ke arah dapur lalu meletakkan kantong plastik yang sedari tadi ia pegang di atas meja makan Zee. Setelah itu, ia menarik tangan pemuda yang masih kelihatan lemas itu menuju kamarnya dan ke kamar mandi.

Marsha membuka lemari Zee seolah-olah itu adalah lemarinya sendiri. Setelah itu ia memberikan handuk bersih yang berada di dalam lemari pada Zee.

"Mandi sana! Ka Zee boleh berendam dulu di bath up tapi jangan lama-lama. 15 menit paling lama. Oh iyaa pake air anget ya!" Instruksi Marsha

"Ntar aku cariin baju, yang penting Ka Zee mandi dulu."

Azizi hanya menganggukkan kepalanya lalu Marsha pun pergi meninggalkan kamar mandi. Setelah Marsha benar-benar keluar dari kamar mandi, Zee menghela napas lalu menggantung handuknya. Ia mengikuti semua perintah Marsha dan tanpa berpikir panjang masuk ke dalam bath up setelah menanggalkan semua pakaiannya.

Setelah berendam selama kurang lebih 10 menit, pemuda aitu pun berdiri dan mandi sebentar. Setelah selesai, ia pun keluar dari kamar mandi dan menemukan satu set baju tidur warna biru muda yang tertata rapi di atas tempat tidur. Itu adalah baju tidur pemberian Marsha yang ia dapatkan sebulan yang lalu saat ulang tahunnya. Azizi hanya tersenyum tak jelas saat memakainya.

Setelah memakai baju dan menyisir rambut, Zee keluar dari kamarnya. Saat berada di ruang tamu, berharap ada Marsha disana, namun ia hanya menemukan ruangan yang tadi tak karuan itu sekarang sudah bersih dan rapi.

"Rajin amat." Gumam Zee pelan. Zee benar-benar takjub dengan sekelilingnya. Ia tak pernah menemukan apartemennya serapi dan sesempurna ini.

"Namanya juga cewek perfeksionis.." kembali ia bergumam. Tak lama ia mendengar suara dari arah dapur. Zee pun berjalan ke sumber bunyi.

Oneshots ZeeshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang