Blindness

1.8K 192 35
                                    

Kecelakaan mobil yang terjadi sepuluh tahun yang lalu saat umurku masih 15 tahun, membuatku jadi takut untuk berinteraksi dengan orang-orang. Dan akibat dari kecelakaan itu lah yang membuat mataku jadi tidak bisa berfungsi seperti sedia kala. Lambat laun aku jadi kehilangan penglihatan.

Segala cara telah dilakukan agar penglihatanku bisa kembali seperti semula. Operasi, transplantasi, dan pengobatan alternatif lainnya pun semuanya jadi sia-sia. Yaa, aku benar-benar buta permanen sekarang.

Aku sempat frustrasi saat harus belajar cara memakai tongkat tunanetra. Karena sampai sering menabrak orang bahkan objek dihadapanku. Selain itu, ternyata sulit juga menghapal benda-benda sederhana bahkan huruf braille.

Setelah beberapa tahun dan menjalani berbagai terapi dan pembelajaran. Akhirnya aku bisa hidup mandiri di rumah kecil dan sederhana peninggalan orang tuaku.

Dahulunya aku masih tinggal serumah dengan Om Gracio, adik bungsu papaku. Hanya Om Gracio lah yang mau menerima dan merawatku pasca kecelakaan yang juga menewaskan kedua orang tuaku. Aku sangat berterima kasih pada Om Gracio dan juga istrinya, Tante Shani. Dan sampai kapanpun aku akan terus ingat akan jasa dan akan membalas kebaikan mereka.

Awalnya aku berencana akan tinggal dengan mereka selama 3 tahun sampai usiaku mencapai 18 tahun. Tapi semua rencanaku gagal akibat kebutaan yang kualami. Sampai pada akhirnya aku tinggal di rumah Om Gracio selama kurang lebih 9 tahun. Dan baru setahun terakhirlah aku kembali ke rumah peninggalan orang tuaku.

Tante Shani awalnya tidak setuju saat aku memutuskan untuk tinggal sendirian. Ia sampai menangis dan memintaku untuk tetap tinggal bersama keluarganya. Ia sampai mengatakan bahwa ia tak keberatan aku tinggal selamanya karena mereka telah menganggapku seperti anak kandungnya sendiri. Aku benar-benar tersentuh mendengar penuturan mereka, tapi aku tak ingin menyusahkan mereka lebih lama lagi.

####

Taman adalah salah satu tempat yang aku suka. Suara tawa dan teriakan anak-anak saat bermain adalah hal yang paling menenangkan bagiku. Dulunya aku selalu suka dengan suasana sunyi di perpustakaan saat penglihatanku masih normal. Namun sekarang, suasana sunyi membuatku jadi tidak nyaman, takut dan merasa sendirian.

Saking sukanya dengan taman, terkadang aku akan merekam suara anak-anak yang sedang bermain. Ketika sampai di rumah, aku akan mendengarkannya lagi. Dan hal itulah yang membuatku menjadi lebih tenang.

Terkadang saat di taman, aku juga akan mendengarkan musik melalui MP3 player dengan volume kecil. Dan kadang-kadang, aku juga akan mendengarkan buku audio. Yap, dari kecil aku sudah suka membaca jauh sebelum kecelakaan terjadi. Mamaku juga suka membaca. Dulunya, kami sering bertukar informasi dari buku yang kami baca.

3 tahun yang lalu, pihak rumah sakit menawarkanku seekor anjing penuntun. Katanya akan lebih mudah bagiku untuk berjalan-jalan tanpa rasa takut dan selain itu agar aku tak kesepian selama di rumah sendirian. Aku pun menerima tawaran tersebut.

Lion, seekor anjing Golden Retriever yang selalu menuntunku kemana pun aku pergi. Dia benar-benar anjing yang sangat terlatih. Lion akan berjalan disisi kananku. Dia juga akan berhenti di lampu lalu lintas dan akan kembali berjalan saat lampu hijau tanda berjalan menyala.

Satu hal yang membuatku takjub dengan Lion. Jika pejalan kaki sedang ramai, ia akan berusaha untuk tidak menabrak orang bahkan dia juga akan berjalan ke arah yang lebih sepi. Atau tidak, ia akan menggonggong untuk mendapatkan perhatian sekitar sehingga orang-orang akan menyingkir untuk memberi akses jalan pada kami.

####

Hari ini aku kembali pergi ke taman bersama dengan Lion. Taman terasa sepi karena hanya sedikit suara anak-anak yang bisa kudengar. Lion sendiri sedang beristirahat tepat di sebelah kananku.

Oneshots ZeeshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang