My Serotonin

1.1K 140 10
                                    


"Yaa... Hujan..."

Marsha menghela napas sambil buru-buru mengambil payung dari dalam tasnya agar terhindar dari hujan gerimis di sore itu.

Ia baru saja pulang dari minimarket membeli bahan-bahan memasak untuk makan malamnya bersama sang suami.

"Apa dia udah pulang?" Tanya Marsha pada dirinya sendiri.

Suaminya, Zee berprofesi sebagai seorang aktor yang sudah berkarier sejak remaja hingga sekarang. Yang membuat mereka jadi jarang menghabiskan waktu bersama.

Apalagi akhir-akhir ini, jadwalnya makin padat dengan promosi film, persiapan syuting series terbaru, pemotretan bahkan syuting iklan. Melihat hal itu, kadang rasanya Marsha ingin meminta Zee untuk mengurangi aktivitasnya namun karena sang suami begitu menyukai pekerjaannya, ia hanya bisa mensupport dan selalu berada disampingnya.

Hujan semakin deras, Marsha makin mempercepat langkahnya menuju apartemen yang ia tempati bersama Zee setahun belakangan ini.

Begitu masuk ke dalam apartemen, Marsha bisa melihat suaminya yang sibuk dengan laptopnya. Setelah meletakkan barang belanja dan mencuci tangan di wastafel dapur, Marsha mendekat.

Pikirnya Azizi akan menoleh pada Marsha yang kini telah berada di sampingnya, namun Zee hanya mengabaikannya dan tetap fokus pada laptopnya.

Kemudian perhatian Marsha tertuju pada rambut sang suami yang terlihat basah kuyup.

"Sayang, kok rambut kamu basah gini? Gak dikeringin" Tanya wanita muda itu dengan lembut sambil memegang bahu suaminya.

"Umm... Belum sempat yang. Aku bikin jadwal dulu." Jawabnya singkat sambil menekan tombol-tombol keyboard. Terlihat ia tengah memperbaharui jadwal kerja di laptop.

"Kebiasaan deh. Sini aku keringin." Kemudian Marsha berjalan menuju kamar lalu mengambil handuk untuk mengeringkan rambut suaminya. Zee masih mengabaikan istrinya dan tak lama keningnya seketika mengkerut. Zee langsung meraih ponselnya dan menelpon seseorang.

"Iyaa, gue mau nanya jadwal besok?" Tanyanya pada sang manager.

"...."

"Bukannya besok cuman ketemu sutradara? Kok disini siangnya syuting iklan 'Xiaomi'?" Tanya Zee yang terlihat agak kesal.

"...."

"Kenapa gitu? Diubah lagi nih?"

"..."

Mendengar percakapan Zee dan sang manager, Marsha hanya menghela napasnya. Ia jadi khawatir dengan kesehatan Zee di tengah padatnya jadwal kerjanya.

Tak lama, Zee mengakhiri panggilan sedang Marsha masih mengeringkan rambut Zee.

"Zee, kamu bisa sakit kalo gak jaga kesehatan!! Sama akhir-akhir ini jadwal kamu padat banget. Gak bisa minta libur dan istirahat beberapa hari gitu? Lagian... 3 hari lagi kamu ultah loh!!" Ucap Marsha yang telah selesai dengan aktivitasnya lalu memilih duduk di samping kanan suaminya.

"Duuhhh Shaa.. Aku gak bisaa! Aku gak mau dicap gak profesional dan kehilangan job lagi. Lagian semua kerjaan aku penting Marsha!! Masalah ultah, kamu gak usah khawatir, okee! Nanti aku bakal dateng dan ngerayainnya bareng kamu. Tapi kalo sekarang, maaf aku gak bisa ngambil libur. Aku harus beresin semuanya." Ucap Zee sambil menatap mata istrinya lalu mengelus pelan rambut hitam Marsha.

Marsha hanya menatap sendu mata letih Zee. Tidak ada senyum maupun keceriaan seperti biasanya. Akhir-akhir ini Zee terlihat sering kesal, pusing dan diam. Kariernya sebagai aktor dan entertainer membuatnya sering mengeluh pada Marsha.

Zee sering lupa akan kesehatan, sering telat makan dan jadi jarang berkumpul dengannya. Sebenarnya jauh dari lubuk hati terdalamnya, Marsha ingin sang suami kembali ceria dan tersenyum cerah seperti biasanya.

Oneshots ZeeshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang