Ardhan
Pagi ini moodku benar benar sedang kacau, bagaimana bisa Melisa tiba tiba datang tanpa memberitahuku . Padahal hari ini aku sudah ada
janji dengan Sherly, terpaksa daripada batal aku ajak dia pergi saat jam kerja . Tidak perlu kaget, aku pria seperti pada umumnya yang suka dengan
tubuh wanita . Sampai saat ini aku memang belum
punya keinginan untuk berhubungan serius dengan wanita, kalau sekedar pacaran yaa boleh lah . Melisa adalah wanita yang ku temui 1bulan lalu di sebuah acara ulang tahun temanku, kami berkenalan lalu berkencan . Ah tidak begitu, maksudnya kami berlanjut di hotel . Dari situlah Melisa mulai sering menghubungiku, dan menganggap kalau kami adalah sepasang kekasih . Sebenarnya aku tidak keberatan dengan itu, toh Melisa juga cantik, foto model yang terkenal juga . Tapi masalahnya disini adalah aku sudah mulai bosan dengannya yang tiba tiba sering membahas pernikahan, aku tahu arahnya kemana dan aku tidak suka itu . Aku masih 35tahun, perjalananku masih panjang . Lagipula Melisa bukan seseorang yang akan aku jadikan istri, dia hanya cocok di jadikan pacar ."Sayang..kamu beneran hari ini gak bisa libur dulu, aku jauh jauh loh kesini nemuin kamu".
Ucap Melisa yang tengah duduk di tepi kasur sambil menutupi sebagian tubuhnya yang telanjang, yaa dia tiba tiba datang ke apartemenku dan mengajakku berhubungan . Siapa yang bisa menolak sex di pagi hari, lumayan untuk memperbaiki moodku yang tadi sempat kurang baik .
"Gak bisa, Mel . Ini aja aku udah ijin telat, gak enak kalo tiba tiba ijin gak masuk ". Aku berkata sambil memakai celanaku dengan agak terburu buru .
Sebenarnya aku bisa saja ijin tidak masuk, tapi hari ini aku ada janji juga dengan Sherly yang tidak bisa seenaknya aku batalkan . Bisa bisa dia datang ke sini dan bertemu Melisa, makin kacau semuanya . Kulihat muka Melisa nampak kecewa tapi dia tidak bisa terus memaksaku, karena itu percuma .
"Yaudah kalo gitu aku tunggu kamu disini ya, kamu langsung pulang ya nanti jangan mampir mampir" .
Aku hanya mengangguk saja daripada aku menghadapi drama lagi, sudah lelah aku dengan drama wanita wanita ini . Belum lagi Sherly yang daritadi berusaha menelponku, untung namanya hanya ku simpan dengan nama perusahaan . Jadi Melisa tidak bertanya apapun saat melihat layar, dia pikir kantor yang menelpon karena aku ijin terlambat . Ku akui aku memang sejahat itu, tapi mau bagaimana lagi mereka para wanita yang datang sendiri padaku . Padahal aku tidak pernah menjanjikan hubungan apapun, salah mereka sendiri .
Saat aku sampai kantor aku tidak sengaja bertemu dengan wanita yang beberapa hari lalu sempat aku bentak saat meeting, wanita kecil keras kepala itu sungguh menyebalkan . Dia agak berbeda dari wanita lainnya di kantor ini, nampak dia jijik padaku mungkin . Saat aku melihatnya dia hanya menggangguk hormat lalu pergi, untunglah dia bukan tipeku . Aku tahu dari Hendra kalau nama wanita itu adalah Lala, namanya agak kekanak kanakan menurutku . Persis seperti tubuhnya yang kecil seperti anak anak . Tapi suka atau tidak dia ada di bawahku, dan pasti aku akan sering bertemu dia . Seperti hari ini kulihat dia saat sedang datang ke lokasi bersama Sherly, dia nampak kepanasan dengan baju hitamnya . Astaga apa dia sudah gila, di cuaca kota yang terkenal panas ini kenapa bisa dia memakai pakain warna hitam . Apa lagi di mana mana juga sudah banyak berita kalau cuaca sedang ekstrim .
Aku ada di lokasi cukup lama sampai akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke kantor, Sherly juga dari tadi sudah berkali kali meminta kembali karena panas .
Di tengah jalan arah kantor aku sengaja membelokkam mobil ke arah hotel, ya agar Sherly tidak mengajakku pergi setelah pulang kantor ."Kok belok hotel Dhan? Emang mau sekarang?"
"Soalnya lagi ada temenku dari luar kota dateng, gak enak kalo di tinggal lama . Aku juga udah janji sama kamu, jadi ya pilih jalan tengah aja . Aku gak mau ingkar janji sama kamu" .
Katakanlah aku memang brengsek, padahal aku melakukan ini demi kepuasanku sendiri . Mereka para wanita kenapa sebodoh itu bisa percaya padaku .Setelah beberapa jam di hotel aku pun kembali ke kantor dengan Sherly, entahlah kenapa para wanita ini selalu seperti ini . Seperti belum puas, padahal sudah melakukannya berkali kali . Di dalam mobil Sherly menciumku seolah enggan berpisah, aku takut ada yang melihat kami . Tapi wanita ini seperti bodoamat .
"Udah ya Sher, ini kantor . Kalo ada yang liat gimana? Gak enak ah ".
Setelah memeluk dan mencium pipiku, akhirnya keluar juga dia dari mobilku . Aku pun segera balik ke apartemen karena ada 1 wanita lagi yang menungguku, entahlah beruntung sekali aku hari ini . Kadang aku bersyukur terlahir dengan wajah yang kata orang tampan ini, semua wanita bahkan tidak ada yang bisa menolak pesonaku . Aku tidak sombong, ini memang fakta . Seperti Sherly tadi, dia bukan wanita sembarangan . Dia anak salah satu pejabat di kota ini, kantor ini milik keluarganya . Tapi jangan salah, aku masuk kesini bukan karena Sherly, tapi murni karena aku memang ingin kerja disini . Sherly adalah anak dari teman ayahku, makannya kami bisa dekat karena sering bertemu di beberapa acara penting . Tapi entahlah aku tidak bisa tertarik menjalin hubungan dengannya, aku hanya tertarik dengan tubuhnya . Dia tahu aku brengsek tapi dia tetap mau mendekatiku, dia juga selalu berusaha terlihat baik baik saja saat melihatku pergi dengan wanita lain . Sherly sebenarnya sempat akan di jodohkan denganku tapi segera aku menolaknya dan bilang kalau kami hanya berteman baik, awalnya Sherly sangat marah padaku tapi lama lama dia datang lagi padaku . Aku si pria brengsek ini mana bisa menolak setiap wanita yang datang sukarela padaku .
Satu satunya teman yang tahu tabiatku adalah Hendra, dia juga salah satu alasan kenapa aku mau bekerja disini . Kalau bukan karena dia mungkin aku lebih memilih tempat lain . Berbanding terbalik denganku Hendra ini justru selalu di kecewakan wanita, padahal dia tidak buruk buruk amat . Hanya saja kadang sikapnya membuatku ingin menggorok lehernya, dia tidak bisa mengontrol mulutnya saat membicarakan selangkangan atau seputar sex . Mungkin itu yang membuat wanita wanita itu kabur, dia tidak bisa main rapih dan halus .
Tapi sebrengsek brengseknya aku, ada satu wanita yang tidak bisa aku permainkan . Aku benar benar tulus padanya, bahkan jika dia mengatakan satu keinginan maka aku akan segera mewujudkannya . Aku bisa jadi versi yang lain saat dekat dengannya, aku bahkan bisa kehilangan harga diriku saat dengannya .
Aria, dia adalah cinta pertamaku . Tidak tahu ini salah atau benar, yang pasti aku ingin selalu bersamanya . Tidak peduli dia sudah memiliki suami, atau bahkan jika aku harus mengorbankan apapun akan kulakukan demi bersama dia .
Aria adalah teman kakakku, dia sering menemaniku saat di berkunjung . Jarak usia kami cukup jauh memang 12tahun, tapi itu bukan masalah . Mereka berteman karena kami sempat bertetangga saat baru pindah kemari, dia sering datang kerumah dan aku tiba tiba saja menyukainya . Hubungan kami yang terpaut usia memang tidak mungkin akan melangkah ke jenjang serius, lalu Aria menikah dengan pria pilihan orang tuanya . Pria yang menikahinya juga bukan orang sembarangan, dia keturunan orang berpengaruh di kota ini . Dia selalu di undang saat ada acara besar di kota ini sebagai tamu kehormatan, tapi Aria tidak bahagia dengan pernikahannya . Dia mencariku dan berkata ingin tetap menjalin hubungan denganku, dia butuh aku . Itulah alasan mengapa aku belum tertarik menjalin hubungan dengan wanita lain, karena Aria . Aria Wiradhani . Hubungan ini sudah terjalin cukup lama, dan aku berharap hubungan kami bisa seperti orang lain . Tidak sembunyi sembunyi terus seperti ini .
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAMERS
RomanceAbila Davira atau yang biasa di panggil Lala adalah seorang karyawan biasa di sebuah perusahaan swasta, tidak ada yang istimewa di hidupnya . Sampai saat terpaksa dia harus pindah kantor di luar kota, ia bertemu dengan pria jutek yang merupakan atas...