New chapter

9 0 0
                                    

Lala

Ternyata kehidupan setelah menikahku tidak seperti orang lain pada umumnya, aku dan Ardhan memang tinggal seatap tapi kami nampaknya lebih cocok di sebut sebagai teman daripada pasangan suami istri . Pagi ini aku berangkat kantor bareng Ardhan, tapi nanti pulangnya kami sendiri sendiri . Dia bilang ada janji dengan orang setelah pulang kantor, aku tidak keberatan karena mobilku juga ada disana . Aku bisa pulang sendiri, sekalian nanti belanja .

"Nanti aku makan di luar, kamu masak buat kamu sendiri aja . Kamu juga gak perlu mengurus aku di hari hari kedepan, kita bisa urus diri kita masing masing . Ok?"

Aku hanya mengangguk, tepat saat itu kami sudsh berada di parkiran kantor . Perlahan aku berjalan ke arah ruanganku, tidak ku hiraukan suara suara anak yang tengah menggodaku .

"Udah udah yuk kerja, kenapa jadi bahas yang lainnya . Aku masih capek, belum mood buat bercanda " ucapku sambil tersenyum kecil .

Setelah itu mereka pun perlahan diam dan mulai fokus pada kerjaannya masing masing, begitu juga dengan aku . Belum sepenuhnya aku ingin benar benar bekerja, iseng aku buka internet untuk membaca berita berita terbaru . Barangkali itu bisa menambah moodku pagi ini, agak sebel juga saat Ardhan tadi pagi berubah lagi ke setelan awal . Kaku . Judes .
Aku terpaku pada salah satu berita yang menampilkan sepasang suami istri tengah di wawancara terkait pembukaan beberapa pabrik baru, muka nya sungguh tidak asing .

Headlinenya begini

"Dirut PT Lesmana Adhijaya mendatangi pembukaan 10 pabrik baru di kawasan industri Prindo, beliau datang di temani oleh sang istri"

Kuperhatikan lagi fotonya, ini kan Aria . Aku tidak mungkin salah, ini Aria yang saat itu bersama Ardhan . Jadi dia istrinya pak Guntoro Adhijaya, pengusaha sukses yang mempunyai banyak pabrik dan usaha lainnya di kota ini . Dia bukan istri orang sembarangan, tapi kenapa masih ingin affair dengan Ardhan . Ini bukan soal uang, karena Ardhan juga berasal dari keluarga berada . Ardhan juga punya penghasilan lebih dari cukup, bahkan bisa di bilang kaya raya . Lalu apa motif Aria masih terus memaksa Ardhan terus sama dia? Pak Guntoro juga tidak terlihat tua, masih segar di usianya . Mereka cocok . Apa dia tidak puas dengan satu pria? Dasar tante.
Bukannya mood membaik, setelah membaca berita dan mencari tau asal usul keluarga Aria justru moodku makin buruk . Tadi sekilas aku baca, kantor ini juga adalah satu dari beberapa kantor yang berhubungan dengan Adhijaya group . Kenapa aku bodoh sekali tidak tau apa apa .

*****************

Aku sudah sampai di rumah, hari ini aku tidak mengerjakan apa apa . Aku hanya duduk scroll scroll layar, dan istirahat di ruang perawatan karena tadi mendadak badanku panas dan kepalaku pusing . Banyak yang mengira aku sudah hamil, bagaimana bisa? Aku baru menikah beberapa hari yang lalu, masa iya langsung hamil ? Lagi pula Ardhan tidak menyentuhku sama sekali, makannya aku tidak menanggapi mereka sama sekali .
Sambil membawa segelas teh hangat aku duduk di ruang tengah, menyalakan TV . Tidak peduli tayangan apa yang sedang berlangsung, aku hanya perlu suaranya aja agar rumah ini tidak berasa sepi . Sudah jam 9 Ardhan belum juga pulang, apa dia tidak pulang malam ini? Tapi terserah dia juga, toh tadi pagi dia bilang kalau kita urus diri masing masing yang artinya kita tidak punya hak untuk bertanya .
Teh hangatku sudah habis, kerebahkan diriku di sofa sambil sesekali melihat layar hp .
Aku terbangun saat suara alarm di hpku berbunyi, sudah jam 6 ternyata . Untung sofa ini empuk jadi badan tidak berasa kaku walaupun tidur semalaman disini, kulihat di garasi mobil Ardhan belum juga nampak . Sepertinya dia menginap dan langsung berangkat ke kantor .

Hampir setiap hari aku menjalani hidup seperti ini, Ardhan yang jarang pulang, ajakan mertua yang terpaksa aku tolak saat mengajak menginap di rumahnya karena Ardhan yang tidak mau. Tidak terasa sudah 6bulan aku menikah dengan Ardhan, lebih tepatnya berpura pura . Kami tetap asing, rumah ini seperti rumahku sendiri karena memang hanya aku yang tinggal disini setiap hari .  Pernah sekali aku merasa jadi wanita paling menyedihkan di dunia, saat itu hujan deras dan petir menyambar nyambar . Aku menangis sendirian di rumah ini, aku sangat takut hujan dan petir di malam hari . Rasanya hidupku tidak lebih baik daripada saat aku masih belum menikah, dulu setidaknya aku bisa mengadu pada teman temanku ketika aku merasa sedih . Tapi sekarang itu tidak mungkin, masa aku harus menceritakan keburukan rumah tangga palsuku ini pada orang lain??

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DREAMERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang