Ardhan
Hari ini datang juga akhirnya, setelah serentetan kejadian yang kami alami . Kami mencoba tersenyum seramah mungkin saat menyalami setiap tamu yang hadir, sepertinya aku salah perhitungan . Tamu orangtuaku sangat banyak, tanganku pegal pegal sekali .
"Tanganku pegel Dhan, masih banyak ya tamu undangannya . Boleh ganti sendal jepit dulu gak sih? Kakiku berasa lecet"
Sebenarnya aku juga sangat lelah, tanganku juga pegal . Tapi setidaknya aku tidak tersiksa dengan sepatu seperti Lala, dia berkali kali meringis menahan nyeri di kakinya .
"Seingetku aku ngundang cuma 100 orang, selebihnya undangan mama papa . Sabar dulu ya, kayaknya habis ini selesai " .
Kami berdiri disini sudah lebih dari 3 jam lamanya, pantas kalau Lala merasa tersiksa . Tinggal teman teman dari kantor kita, sepertinya sengaja menunggu antrian terakhir agar bisa menggoda kami .
"Gitu ya Dhan, diem diem pacaran, tunangan, nikah . Pelit info banget"
"Sumpah seorang Ardhani Aryasatya akhirnya married sama Abila Davira, gak nyangka aku loh yang bawain jodoh kamu kesini"
"Iya Bell, thanks deh "
"Makasih doang nih, gak ada traktiran apa kek gitu?"
"Nanti kalo udah masuk kantor, aku bakal adain after party khusus sama kalian . Sengaja beda hari, kami capek soalnya " .
"Okeeh siap boskuuuh, langgeng langgeng ya kalian . Jangan berantem kaya dulu, cepet dapet baby . Amiiin"
Aku hanya tersenyum saat di doakan begitu oleh Bella, karena dia terus memaksa akhirnya ku aminkan saja .
•••••••••••••••••••••
"Kita nginep disini? Gak langsung pulang aja?"
"Pengennya gitu, tapi kayak gak sopan aja"
Setelah itu aku masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badanku yang terasa lelah ini . Kulihat Lala masih sibuk melepas beberapa aksesoris rambutnya, sekarang tinggal rambutnya yang agak acak acakan . Lucu sekali seperti habis kesetrum .
"Dhan, bisa minta tolong ambilin jepitan yang di delem rambut bagian belakang gak? Tanganku gak sampe"
Sambil mengeringkan rambut dengan handuk aku coba cari jepitan yang di maksud Lala, ku cari cari tidak ketemu juga .
"Sibakkan rambutmu ke atas, gak kelihatan ini."
Setelah dia menyibakkan rambutnya, ketemu juga jepitan itu . Tapi aku agak salah fokus dengan bahu putih mulusnya, membuat aku memikirkan hal yang tidak tidak . Stop!! Aku harus tetap fokus, ini hanya pernikahan pura pura .
"Dhan?"
"Apa lagi?"
"Shampoonya cuma ini? Aku lupa gak bawa shampooku sendiri, ku kira kita bakal langsung pulang "
"Pakai itu dulu sementara, besok keramas lagi kalo sampe rumah ."
"Mana bisa gitu?"
Dia menggerutu tapi tetap masuk kamar mandi, ku dengar suara air mulai menggericik . Mandi juga dia akhirnya . Aku menunggu dia selesai mandi, lama sekali . Apa yang di lakukan di dalam sana? Apa dia sedang menanam padi?
"Laa, masih lama mandinya? Udah sejam lebih loh aku nunggu"
Tak lama dia keluar kamar mandi hanya menggunakan bathrob dengan handuk melilit kepalanya .
"Ada apa sih Dhan? Kamu gak tau apa aku harus keramas berkali kali buat balikin tekstur rambut aku"
"Kamu mau tidur dimana? Pake apa? Kamu kan gak bawa ganti, apa mau pake itu aja? Besok kita balik pagi pagi deh, langsung ke kost sekalian ambil barang barang kamu buat pindahan"

KAMU SEDANG MEMBACA
DREAMERS
RomanceAbila Davira atau yang biasa di panggil Lala adalah seorang karyawan biasa di sebuah perusahaan swasta, tidak ada yang istimewa di hidupnya . Sampai saat terpaksa dia harus pindah kantor di luar kota, ia bertemu dengan pria jutek yang merupakan atas...