Forgive me..
Ardhan
Setelah kejadian dari luar kota beberapa hari lalu, aku sama sekali belum bertemu dengan Lala . Dia sengaja menghindariku mungkin, bahkan pesanku juga belum di balas . Telponku juga tidak pernah di angkat, padahal setahuku dia orang yang fast respon . Aku sadar, kata kataku sangat keterlaluan . Sudah baik dia mau membantuku, malah aku membentaknya dan mengatainya hal yang tidak tidak . Hari ini aku bertekad ingin meminta maaf secara langsung padanya, dia tidak akan bisa menolak kalau aku mengajaknya pergi di depan umum . Toh disini kan taunya kami berpacaran, sekali kali memanfaatkan situasi apa salahnya . Demi kebaikan juga .
"Sayang, aku mau ngomong . Kamu ikut aku keluar sebentar yuk "
Jelas Lala nampak terkejut saat aku mengatakan itu di depan banyak orang, dia tidak bisa berkutik . Peduli setan orang orang yang ada disini menertawaiku, hanya dengan cara ini Lala tidak akan bisa menolakku .
"Iyaa, ayo ." Dia menjawab dengan lembut walaupun tadi sempat kaget .
Entah sadar atau tidak, dia menarik tanganku agar segera berdiri untuk keluar . Kudengar sorak sorak di dalam sedang menggodaku dan Lala .
"Anda mau bicara apa sama saya? Cepat katakan, karena saya juga perlu membicarakan sesuatu dengan anda" .
Aku kaget saat mendengar Lala kembali berbicara formal, apa dia benar benar marah padaku? Apa aku sudah tidak bisa di maafkan?
"Aku minta maaf sama kamu, kata kataku kemaren sangat kasar . Tapi please jangan bicara formal lagi sama aku, aku akan lakuin apapun agar kamu maafin aku?"
"Apapun?"
"Ya, apapun . Katakan apa yang kamu ingin aku lakukan buat kamu?"
"Berhenti jadiin saya alat untuk memuluskan hubungan anda dengan Aria, sanggup?"
Seketika aku tidak bisa berkata kata, permintaanya bukan hal main main . Sebegitu sakit hatinya kah dia??
"Jangan gitu La, kamu udah gak mau nolong aku? Mama sayang sekali sama kamu, beberapa hari ini dia telpon saya terus karena wa nya gak kamu balas"
"Urusan mama kamu sama aku gak ada hubungannya sama perjanjian kita, aku bakal tetep berhubungan baik sama mama kamu . Tanpa harus berbohong tentang hubungan kita, kamu ngerti gak sih Dhan? "
Baru kali ini aku lihat Lala emosi, dia hampir seperti berteriak di depan wajahku . Aku tidak bisa begitu saja bilang pada mama kalau aku putus dengan Lala, kakak masih di sini . Apa lagi obrolan tadi malam membuatku sampai harus menahan malu di depan orang lain demi bisa bicara dengan Lala, aku bahkan harus mencari tahu tentang keluarga Lala demi melindungi hubunganku dengan Aria dan demi kebahagiaan mama .
"Gak sesederhana itu, Abila Davira" .
Aku sampai harus memanggil nama lengkapnya agar dia tenang dan mau mendengarkan aku . Benar saja dia langsung terdiam, aku duduk mendekatinya ."Dengarkan aku baik baik, kita sedang dalam kesulitan yang sama dan hanya kita berdua yang bisa saling membantu . Aku jelaskan semuanya, tapi kamu harus janji dulu, kamu gak akan marah atau teriak lagi di depanku "
"Ok, janji "
"Aku tau kamu lagi di tuntut untuk segera menikah, tapi posisi kamu lagi jomblo kan maksudku orangtuamu taunya kamu jomblo . Sedangkan aku di posisi mamaku juga mendesak aku untuk segera melamarmu, karena dia sudah sangat cocok denganmu . Aku hanya menawarkan hubungan yang saling menguntungkan, kita bisa menikah . Tapi hanya di atas kertas, di luar itu kita hanya partner . Kamu bebas mau menjalani hidupmu seperti apa, aku juga tetap bisa bertemu dengan Aria . Biaya hidup kamu aku tanggung selama kita menikah, dan kamu jangan khawatir kita tidak selamanya menikah cukup 1 sampai 2 tahun saja sampai kakakku kembali lagi ke New York. Biar gak terlalu mencolok juga, tapi ini bukan nikah kontrak seperti di luar sana . Aku gak akan nyentuh kamu, atau kontak fisik dalam bentuk apapun . Kita tinggal bareng tapi kita pisah kamar . "
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAMERS
RomanceAbila Davira atau yang biasa di panggil Lala adalah seorang karyawan biasa di sebuah perusahaan swasta, tidak ada yang istimewa di hidupnya . Sampai saat terpaksa dia harus pindah kantor di luar kota, ia bertemu dengan pria jutek yang merupakan atas...