Suara sporter lapangan berkumandang di tenis indoor Senayan Jakarta, pertanda perlombaan sudah di mulai, perlombaan di mulai sekitar setengah jam yang lalu.
Dan saat ini adalah babak penentuan olimpiade olahraga yang siap mewakili kota Jakarta, di babak kedua kali ini ada yang berbeda dengan betrand dan juga Deven.
Mereka terlihat sangat kompak dalam bermain, berbeda dengan babak pertama keduanya masih saling egois, dan di babak kedua kali ini mereka berdua menunjukkan yang terbaik.
"Ya.... Dan SOM mulai mengambil alih kembali, bagaimana jadinya jika.... Oh!! Kembali SOM memasukkan bola kedalam ring." Sporter bersuara membuat para penonton yang menyaksikan ikut tenang.
"Dan inilah babak penentuan, waktu tinggal tersisa lima menit lagi." Semuanya mulai tegang.
"Astaga! Gue gereget banget sama yang main, ayolah buruan masukin bolanya!" Seru Zara tidak sabar.
"Sabar kali zar, nanti juga mereka menang."
"Iya, sekarang gue yakin mereka bakalan menang." Kata Zara mengingat saat ini betrand dan juga Deven sangat kompak.
"Dan... Ini dia .... O! Tidak, bola melesat dari ring."
"Ckk! Gereget banget!" Seru Gogo sambil menghentakkan tangannya.
"Harusnya si Deven gak disana, ah kacau!"
"Lo aja maen sana! Dari tadi ngatur-ngatur Mulu, heran gue." Ucap Kiesya kesal mendorong bahu Gogo.
"Habis gue geregetan."
"Dan terjadi lagi pertahanan demi pertahanan terus di lakukan, dan ini dia.... O! Sungguh lemparan yang sangat bagus."
"Kerja sama yang sangat hebat dan... Gol!!" Betrand dan Deven lompat bersama keduanya saling merangkul.
Kerja sama mereka membuahkan hasil yang bagus, sampai membuat keduanya terbawa suasana saling merangkul.
"Pertandingan di berakhir, tepat sekali skor terbesar di menangkan oleh SMA school of medicine!"
"Huh!! Hidup SOM!"
"Hidup!!" Kiesya Gogo turun lebih dulu ke lapangan di ikuti yang lainnya.
Bersorak senang akhirnya pertandingan bisa di menangkan oleh sekolah mereka, dengan rasa bangga mereka merangkul Deven dan juga betrand.
"Woyy! Woyy! Gue gak suka di peluk kaya gini!" Kata Deven berontak tidak mau di peluk teman-temannya.
Betrand yang berdiri di sampingnya langsung merangkul Deven, membawanya kedalam pelukan teman-temannya.
"Lupakan bau badan, Lo juga sama baunya." Ucap betrand dan Deven tidak marah dia hanya memukul pelan perut betrand.
"Selamat bro!"
"Gue udah geregetan sama kalian, tapi sudahlah! Kalian berdua hebat." Ucap Gogo pada betrand dan juga Deven.
"Selamat buat kalian, kita ikut bangga." Datang Anneth bersama Zara sahabatnya menghampiri mereka berempat.
"Thanks." Jawab betrand.
"Makasih sayang." Betrand hanya tersenyum saat Deven melepas rangkulannya dan merangkul Anneth sekilas.
"Betrand, congrat ya buat kemenangannya, gue ikut bangga." Sandrina pun tidak mau kalah ikut berbangga dengan pencapaian mereka.
"Buat Lo juga congrat Dev."
"Thanks you san." Jawab Deven sambil berkedip.
Anneth yang berada di sampingnya langsung meraup wajah Deven agar tidak genit, hal tersebut mengundang gelak tawa betrand, Gogo dan juga Kiesya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Ending
Teen Fictionpersahabatan, cinta dan tantangan mengisahkan sebuah persahabatan si laki-laki manja yang hidup dengan kekayaan, memiliki orang tua yang lengkap, serta kasih sayang yang tidak pernah putus dari ibunya tercinta, akan tetapi tidak menjamin suatu kebah...