Zara, Sandrina, Kiesya dan juga Gogo mendapati tiga temannya dengan wajah tidak seperti biasanya, melihat Anneth wajahnya nampak sembab seperti habis nangis semalaman tapi masih bisa di tutupi oleh bedak, sedangan betrand dan Deven nampak seperti tidak bersemangat.
Setibanya di ruangan laboratorium mereka mereka bertiga tidak seperti biasanya, saling diam tidak ada suara terutama Deven yang biasanya sering ngoceh.
"Sepi amat guys, kaya di kuburan." Komentar Kiesya melihat kanan kirinya.
"Iya nih, tumben-tumbenan." Kata Zara melihat Anneth dan Deven.
"San, Lo bawa pensil berapa?" Deven menghampiri meja sandrina.
"Hah? Gue?" Tanya sandrina bingung sudah lam Deven cuek Semarang mau menyapanya.
"Bawa dua deh kayanya." Kata sandrina sambil mengecek isi kotak pensilnya.
"Iya nih bawa dua, Lo mau pinjem satu?" Deven mengangguk mengambil pensil dari sandrina.
"Gue pinjem dulu."
"Okeh."
Zara melihat kearah betrand yang juga diam tidak berbicara sedikitpun, beralih melihat sahabatnya yang tidak jauh dari tempatnya.
"Neth, ada apa nih? Tumbenan pada sepi." Tanya Zara pada Anneth.
"Gak ada apa-apa." Jawab Anneth.
"Itu mata Lo kenapa? Kaya abis nangis." Betrand melirik kearah Anneth sepintas.
"Kurang tidur." Jawab Anneth.
"Yeh! Gaya Lo, semalam aja ngusir gue katanya mau tidur, eh! Malah gak tidur." Anneth hanya tersenyum menanggapinya.
"Ada Miss Hera." Kata Gogo memberitahu teman-temannya.
"Selamat pagi anak-anak?"
"Pagi Miss!" Jawab mereka serempak.
"Bagaimana? Siap untuk bereksperimen?" Tanya Miss pada siswa siswi yang masuk sepuluh besar.
"Siap Miss."
"Baiklah, kalau begitu kalian silahkan untuk memakai Jas laboratorium terlebih dulu." Kata Miss Hera.
"Siap miss."
Semuanya memulai mengenakan jas laboratorium yang sudah tersedia disana, sebelum mereka bereksperimen.
"Miss akan bagikan unjuk kerja kalian." Ucap Miss Hera berjalan membawa buku unjuk kerja untuk mereka di bagikan secara merata.
"Masing-masing sudah kebagian, tidak boleh ada yang berdiskusi, apabila terlihat ada yang berdiskusi maka dengan sangat berat hati Miss akan mengeluarkan kalian secara paksa dan tidak bisa mengikuti babak selanjutnya." Kata Miss Hera.
Semuanya mulai membaca buku unjuk kerja yang di berikan, membaca dengan seksama agar tidak ada yang keliru, setelah dirasa mengerti barulah mulai mengambil beberapa alat yang di butuhkan.
Miss Hera memantau disana melihat-lihat siswa siswinya sedang bereksperimen, melihat-lihat ke meja mereka masing-masing.
"Gogo, tetap tenang, tidak perlu terburu-buru." Kata Miss Hera pada Gogo.
"Iya Miss."
"Zara, awas itu penyimpanannya salah."
"Iya Miss."
"Kalau kamu nyimpen kaya gitu nanti jatuh, terus pecah." Peringatnya sambil berjalan.
Waktu terus berjalan, semuanya sibuk dengan tugasnya masing-masing, dilakukan secara serius karena tidak ingin terjadi kesalahan fatal yang membuat mereka harus tereliminasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Ending
Teen Fictionpersahabatan, cinta dan tantangan mengisahkan sebuah persahabatan si laki-laki manja yang hidup dengan kekayaan, memiliki orang tua yang lengkap, serta kasih sayang yang tidak pernah putus dari ibunya tercinta, akan tetapi tidak menjamin suatu kebah...