Di tinggal neneknya untuk selama-lamanya, kalah dari kompetisi the sekolah, gagal mendapatkan beasiswa di Amerika, dan telat mendapatkan diri di SNMPTN dan SBMPTN membuat betrand terpaksa harus menunda impiannya untuk bersekolah di perguruan tinggi.
Beberapa kali om dan tantenya terus menyindir karena betrand tidak mendapatkan apapun setelah sekolah di SOM, mereka mengatakan menyesal telah menyetujui keinginan betrand, lebih lagi saat ini betrand hanya bekerja sebagai pelayan di cafe.
"Nanti aku ada kerja kelompok, gak papa ya?" Betrand tersenyum mengangguk.
Hanya Anneth orang yang benar-benar menerima betrand apa adanya, tanpa mempermasalahkan latar belakang keluarganya, tanpa mempermasalahkan pekerjaannya, di tetap setia menjadi kekasihnya.
"Aku masuk dulu ya."
"Iya, semangat belajarnya."
"Kamu juga, semangat kerjanya." Jawab Anneth sambil tersenyum.
"Bye bee."
"Bye."
Betrand menyalakan motornya kembali, setelah mengantar Anneth ke kampus dia langsung pergi ke tempat kerjanya, tempat kerja yang tidak jauh dari kampus Anneth bertepatan berhadapan dengan kampusnya.
**
"Eh, nanti kita kerja kelompoknya di rumah Dista aja yuk?"
"Boleh tuh."
"Neth! Gue numpang ya, gak bawa mobil soalnya." Kata ratu pada Anneth.
"Gue gak bawa mobil, di anterin."
"Di anterin siapa neth?"
"Cowok gue." Jawab Anneth santai sambil duduk di tempatnya.
"Lo udah punya cowok? Anak fakultas mana?"
"Bukan mahasiswa sini." Jawab Anneth.
"Oh, kirain mahasiswa sini." Anneth tersenyum menganggukkan kepalanya.
Anneth mengeluarkan ponselnya Anneth tersenyum membuka pesan dari betrand, dia mengirim pesan katanya dia sedang sarapan pagi dengan bekal yang dibuat Anneth.
"Anneth."
Anneth mendongak menatap kearah prince teman satu kelasnya, alisnya dia gerakkan keatas sebagai sahutan.
"Pinjem catetan jadwal kemarin dong, gue ketinggalan."
"Oh iya bentar."
Anneth membuk tasnya mengeluarkan binder yang sering dia pakai, dia buka dan dia berikan catatannya untuk prince.
"Ini."
"Thanks ya."
**
Betrand sedang membereskan meja-meja yang kotor, sebelum pengunjung datang ke cafe memenuhi meja, maka dari itu betrand membersihkan meja-meja cafe terlebih dulu.
"Betrand."
"Iya mbak." Sahut betrand menegakkan tubuhnya melihat kearah bar pesanan.
"Tolong anterin pesanan ke luar ya."
"Oh iya, bentar mbak." Segera betrand menyelesaikan pekerjaannya.
Setelah merapihkan meja, betrand membawa nampan berisi gelas dan beberapa piring ke dapur, kemudian kembali ke meja bar untuk mengantar pesanan.
"Ini aja mbak?"
"Iya itu aja." Betrand mengangguk membawa pesanan tersebut keluar karena pelanggan ada di luar.
Di luar betrand menemukan nomor meja yang dituju, langsung saja betrand menghampiri meja tersebut untuk mengantarkan pesanannya.
"Hot latte dua kak." Kata betrand memastikan pesanannya benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Ending
Teen Fictionpersahabatan, cinta dan tantangan mengisahkan sebuah persahabatan si laki-laki manja yang hidup dengan kekayaan, memiliki orang tua yang lengkap, serta kasih sayang yang tidak pernah putus dari ibunya tercinta, akan tetapi tidak menjamin suatu kebah...