happy Ending 18

151 31 1
                                    

Setelah pulang mengantar Anneth, betrand langsung bergegas untuk pulang kerumah, rumah yang sebenarnya bukan rumah baginya, tidak pernah ada rasa kenyamanan yang dia dapatkan disana sejak kepergian neneknya.

Sesampainya di rumah betrand melihat om dan tantenya mengeluarkan barang-barang milik bundanya, entah apa yang mereka inginkan.

"Om, Tante, kenapa barang bunda di keluarkan?" Tanya betrand melihat barang-barang di luar rumah.

"Rumah kita kecil tand, mau kita jual."

"Kenapa di jual?"

"Biar gak numpuk tand, udah sana masuk, gak usah banyak tanya." Kata Tantenya.

"Engga, ini barang-barang bunda, kalian gak ada hak buat jual barang bunda." Kata betrand tidak setuju.

"Eh eh! Siapa kamu? Main larang aja, ini rumah siapa? Hak hak siapa, gak ada yang nanya pendapat kamu." Ucap Tantenya.

"Om, etand mohon, jangan jual barang bunda." Pinta betrand memohon menghampiri omnya.

"Udah minggir!" Kata omnya mendorong betrand.

"Om, ayah bakalan marah kau tahu om jual barang bunda, nenek juga bakalan marah, nenek sangat menjaga barang peninggalan ayah sama bunda, om, etand mohon om." Betrand menghadang omnya memohon agar tidak menjual barang bundanya.

"Udah mas, gak usah dengerin dia, kita udah terlanjur deal sama pembelinya."

"Tante gak bisa gitu dong Tan, ini kan barang orang tuanya etand, Tante gak ada hak buat jual barang bunda." Kata betrand marah menghampiri tantenya.

Melihat betrand marah seperti itu pada istrinya, omnya betrand langsung menghadang betrand, mendorong betrand kembali agar menjauh dari hadapan istrinya.

"Gak sopan kamu."

"Pokoknya etand gak setuju, kalian jual barang bunda."
"Setuju gak setuju kita tetap jual barang bunda kamu." Ucap omnya betrand.

"Kalian keterlaluan." Betrand menatap om dan tantenya tidak menyangka.

Setega itu mereka terhadap dirinya, betrand merasa kecewa dan marah, tapi dia tidak bisa berbuat apapun, betrand masuk kedalam rumah dalam perasaan marah.

Masuk kedalam kamarnya dan membanting pintu kamar cukup keras sampai terdengar keluar kamar.

Betrand membanting tas kecil miliknya keatas ranjang, marah pada dirinya sendiri tidak bisa berbuat apapun.

"Arghhh!" Geram betrand marah.

"Maafin onyo bunda, onyo gak bisa jaga barang bunda."

Jika menyangkut masalah orang tua dan juga neneknya rasanya betrand masih belum bisa untuk tegar, dia masih cengeng menangis lemah.

Betrand duduk di lantai, bersandar pada ranjang tangannya mengambil pas foto yang masih terpajang sejak enam tahun lamanya disini, dan masih menghiasi kamarnya.

"Ayah, kenapa om Jordi jahat banget sama onyo? Onyo salah apa sama mereka? Apa karena kalian udah gak ada om Jordi jadi gak sayang lagi sama onyo?"

"Bunda, onyo kangen bunda, onyo mau peluk bunda, onyo gak mau sendirian kaya gini, nenek udah ninggalin onyo Bun."

"Nek, etand gak tahan ada disini, satu-satunya alasan etand disini yaitu nenek, dan sekarang gak ada alasan etand buat ada disini nek, etand gak punya siapa-siapa lagi nek." Isak tangis betrand hanya dirinya yang merasakan bagaimana sakitnya di tinggal mereka.

Betrand memeluk foto yang dia pegang, menelusup kan kepalanya di kedua lutut menangis lirih seorang diri.

Tidak ada yang tahu secengeng itu seorang Betrand Putra Onsu, tidak ada yang tahu sehancur itu betrand putra Onsu, dan tidak ada yang tahu sekesepian itu betrand putra Onsu, karena saat di luar tidak pernah dirinya menunjukkan sedikitpun kesedihannya pada orang lain.

Happy Ending Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang