Chapter 10

2.6K 220 113
                                    

Hari ini up untuk apresiasi ke kalian yang udah komen dan vote🥰

VOTE DULU BOTS BARU SCROL🤧🤧

Welkam tu nyoman nyoman nyoman!! 🗣️

Happy reading!
-Eve-

***

Kembali lagi di hari Senin, hari yang ditunggu-tunggu oleh banyak fans dari setiap kontestan. Pagi ini para kontestan akan melakukan gladi resik keseluruhan. Dari tatanan kamera, blocking, musik, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan live malam ini.

Ketika Paul sedang melakukan gladi resik di atas panggung, tiba-tiba ia kedatangan seorang tamu. Seseorang itu kemudian mendudukkan dirinya di kursi penonton. Saat mata Paul tertuju pada seseorang itu, seseorang itu langsung melambaikan tangan dengan garis lengkung yang terbit di wajahnya.

Paul sendiri terlihat kaget akan kedatangan gadis tersebut, ia tidak menyangka jika gadis itu benar-benar akan datang hari ini. Terakhir kali saat Paul memegang handphonenya, gadis itu memang mengabari jika akan menonton spektakuler 1 di studio. Ada kekhawatiran tersendiri saat menyadari kedatangan gadis itu. Sedangkan gadis itu melunturkan senyumnya karena melihat Paul yang tidak membalas sapaannya.

Saat Paul selesai dengan gladinya, ia tidak langsung meninggalkan stage begitu saja, melainkan langsung mendatangi gadis yang duduk sendirian di kursi penonton.

"Paul, i really miss you so much," sapa gadis tersebut, ia langsung merentangkan tangannya untuk memeluk Paul. Paul pun membalas pelukannya.

"Kita jangan ngobrol disini ya?" ujar Paul buru-buru sambil menggandeng tangan gadis itu. Mereka akhirnya keluar dari studio, dan memasuki ruangan dari salah satu juri. Tanpa menyadari adanya seseorang di ruangan tersebut.

Gadis itu hanya mengerutkan kening bingung akan tingkah Paul yang langsung melepaskan gandengan tangan tersebut.

"Kenapa sih? Harus banget ngobrol disini? Aku juga mau ketemu sama temen-temen kamu," ucap gadis itu. Paul tidak merespon ucapannya.

"Udah ketemu Novia?"

Gadis itu menggelengkan kepalanya, "Not yet, tadi kesini pas banget kamu lagi GR terus yaudah aku liat kamu GR."

"Kamu kenapa kesini?" tanya Paul sambil mendekatkan dirinya ke arah gadis itu. Menatap lekat gadis itu, dan menyampirkan rambut yang sedikit menutupi matanya dan kemudian tangannya beralih memegang pipinya. Dalam hati ia sedang meyakinkan dirinya. Ia harus memastikan sesuatu.

"Kenapa emang? Gak boleh ya?" gadis itupun tersenyum dan memegang pergelangan tangan Paul yang tadi digunakan untuk menyampirkan rambutnya.

"Sorry, ganggu kalian. Lain kali liat situasi di dalem ada orang atau gak. Gue duluan ya Ul," saut seseorang tiba-tiba. Paul langsung melepaskan tangannya dari pipi gadis tersebut.

Seseorang itu adalah Rony. Dari tadi ia sedang tidur di sofa, kemudian samar-samar ia mendengar pintu yang dibuka. Ia pikir hanya para crew yang bolak balik mengambil dan menata barang jadi ia tidak begitu memperhatikan. Sampai ia sadar akan pembicaraan seseorang yang ia kenal.

"Ron! Ron! Gue ikut." Rony tetap berjalan keluar, ia merasa canggung sendiri melihat keberadaan Paul dengan seorang gadis yang familiar di matanya. Tetapi ia tidak akan ikut campur.

"Kamu sama Novia dulu ya May? Nanti kita ngobrol lagi," ucap Paul sembari mengusak rambut gadis itu dan segera pergi.

Gadis yang dipanggil dengan sebutan May itupun hanya diam memperhatikan punggung lelaki yang satu bulan terakhir ini dekat dengannya. Mereka bisa dekat karena saling dikenalkan oleh Novia.

NyomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang