第十二部分[Bagian 12]

77 16 8
                                    

Catatan :

Yeay! Pada akhirnya sudah sampai di penghujung cerita. Terima kasih yang sudah membaca cerita ini. Omong-omong ini cerita pertamaku yang bener-bener niat aku tulis dengan rapi. Sebelum-sebelumnya aku cuman sering nulis berhenti di tengah jalan.

Mungkin setelah part ini selesai aku akan menulis part epilog berisikan 🔞. Kalian pasti suka kan? Hayoo ngaku kalian!

Untuk bagian kali ini, menggunakan sudut pandang penulis.

- - -

南京/Nanjing, 1948/ Tahun 1948
Kediaman keluarga
07 : 00 PM

Yun Qi kini meringis kesakitan. Bagaimana tidak, punggungnya baru saja dipukul sekuat tenaga oleh paman Sun, calon mertuanya. Benar sesuai request Lightburgundy, Arq_Ga Yun Qi sudah dipukuli calon mertuanya sekarang.

Mari ber-flashback sebentar tentang kejadian sehelum Yun Qi dipukul paman Sun.

15 menit lalu, saat keduanya sampai di kediaman keluarga 李. Lalu dilanjutkan dengan mengobrol bersama anggota keluarga Zhi En selama beberapa menit. Yah, topik yang mereka obrolkan adalah seputar masalah pengakuan paman Sun sebagai ayah kandung Zhi En dan temuan Zhi En yang berupa surat beserta buku harian milik ibu Yun Qi.

Tapi tiba-tiba di tengah damainya percapakan itu, paman Sun dikejutkan oleh keadaan Zhi En yang tengah mengandung tanpa terikat pernikahan. Berawal dari Zhi En yang tiba-tiba datang membawa segelas teh hangat dan camilan.

Bodohnya, Yun Qi langsung mengakui bahwa itu perbuatannya lalu ia juga mengaku bahwa ia akan menikahi Zhi En sebentar lagi. Seketika, paman Sun dibuat naik pitam. Maka berakhirlah sekarang, Yun Qi dipukul sekuat tenaga. Bahkan pukulan itu terus bertambah. Yun Qi makin meringis, ia yakin punggungnya sekarang sudah memerah.

Terlebih lagi sekarang sedang musim gugur maka kulitnya akan terasa lebih sensitif. Mungkin saja selain memerah punggungnya, Yun Qi sudah terluka di bagian punggungnya. Omong-omong, Yun Qi alergi pada hawa dingin.

"Ayah, cukup!" Zhi En menjerit sekuat mungkin agar Yun Qi berhenti dipukuli.

Namun seolah semuanya terasa sia-sia saja. Ayah kandungnya tetap memukuli Yun Qi. Beliau memang sudah dipengaruhi emosi yang memuncak. Meski sebenarnya di sisi lain ia merasa sangat senang kalau Yun Qi jadi menantunya. Tapi, ketika ia mengetahui hal seperti ini ia jadi kesal.

"Dasar kurang ajar! Tidak bisa menahan diri!"

"Tapi kak Yun Qi sudah mau bertanggung jawab Yah, bagi Zhi En itu sudah cukup."

"Iya pak, tolong jangan pukuli calon menantu kita. Dia sudah kesakitan. Kami bahkan sudah memaafkannya."

Bahkan kedua orangtua Zhi En ikut campur. Mereka memegang kedua tangan paman Sun agar berhenti memukuli Yun Qi.

"Baiklah, aku akan berhenti memukulinya," respon paman Sun pada akhirnya dan ia langsung membiarkan Yun Qi diobati Zhi En di tempat yang sama. Yakni, di ruang tamu keluarga.

"Begini kan bagus, " ucap ayah angkat Zhi En.

"Kalau saja aku tidak mengenalmu sedari kecil mungkin tadi aku bisa memukulimu hingga babak belur."

"Sudahlah pak, bapak yang tenang. Lagipula semuanya sudah selesai. Zhi En juga sudah mau menerima semuanya." Kali ini ibu Zhi En yang berbicara.

"Baiklah-baiklah, oh ya apakah pernikahan tidak bisa dipercepat?"

"Sayangnya pakaian yang sudah disiapkan terlalu kecil untuk dipakai Zhi En sekarang," Ibu Zhi En kembali berbicara.

"Oh jadi itu alasannya. Tapi bukankah menantu kita sudah punya uang banyak? Harusnya ia bisa membelikan kain tambahan agar baju pernikahan itu bisa dipakai putri kita."

樱花 [Bunga Sakura - YOONIU FF] / ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang