9

343 65 5
                                    

Di pagi hari itu Madara tidak tahan untuk memuaskan hasrat keluar dari area gua setelah lebih dari delapan bulan mengerami telur di dalam.
Sepanjang waktu itu pula perubahan fisik Madara menjadi jauh lebih mirip naga dalam wujud manusia.
Tanduk naga di kepalanya menjadi lebih panjang dengan ujung tanduk yang bercabang seperti tanduk naga Hashirama. Iris matanya yang berpola bunga dapat berubah bentuk mengikutinya suasanya hatinya.
Jika ia marah iris itu akan berputar melingkar dengan inti iris yang membulat dengan warna kemerahan.
Gigi taringnya lebih panjang dan tajam dari sebelumnya, rambut hitam miliknya juga sudah sepanjang pinggang. Sesekali Hashirama akan memotong sedikit rambut yang tumbuh tidak teratur dari yang lain.

Telur yang ia erami sudah sangat berkembang dengan bobot yang juga semakin berat, namun karena Madara sudah terbiasa, ia merasa berat telur itu sama seperti sebelumnya.

Hashirama pun sibuk melatih pengikut barunya namun ia akan kembali pada malam hari tapi biasanya saat kembali Madara sudah tertidur lelap jadi sangat jarang Madara menjumpai dirinya yang datang.

Madara melongok keluar pintu gua dengan telur di dalam dekapan tangannya.
Sepatu kulit yang ia pakai kemudian mengeluarkan suara khas saat beradu dengan tanah padat di bawahnya saat Madara berjalan.

Cara jalan Madara saat di dimensi manusia sudah anggun seperti seorang wanita dan kebiasaan itu tanpa sadar terbawa ke dunia ini
Dengan langkah ringan ia berjalan menyusuri jalan yang sudah jauh lebih baik karena Hashirama melakukan perbaikan besar-besaran.

Secara alami Madara mengampiri bangunan yang Rui sering katakan bahwa itu adalah markas rahasia milik Hashirama. Terakhir kali ia datang adalah saat ia baru mengetahui fakta bahwa telur naga akan mencari induknya saat di tinggal terlalu jauh, jadi Madara sama sekali tidak memiliki niat untuk keluar lagi saat itu.

Iris ruby cerah miliknya melirik ke berbagai arah, melihat sekeliling bangunan dan halaman luas yang tertata rapi.
Telinganya seperti tuli dengan suara keras dari dalam bangunan yang sudah pasti berasal dari naga yang sedang berlatih karena sibuk mengagumi pemandangan di depannya yang ia heran memiliki arsitektur jepang kental seperti di dunia aslinya. Ia jadi sadar sesuatu.
Benar, Hashirama dan naga lain juga berbicara bahasa yang sama dengan nya. Nama mereka pun adalah nama-nama jepang.
Ia jadi penasaran apakah ada klan naga lain yang memakai bahasa yang berbeda?
Ia akan menanyakan hal itu nanti kepada Hashirama.

Madara dengan tenang kemudian melangkah masuk ke dalam bangunan dengan aula besar yang dapat dilihat dari pintu masuk.

Naga yang berdiri dekat dengan pintu masuk berhenti dari latihannya saat mencium bau manusia yang mendekat.
Ia sontak memasang sikap waspada dan kuda-kuda untuk menyerang dengan pedang yang ia pegang dengan kedua tangan.

Madara tersentak kaget melihat gerakan tiba-tiba dari naga itu saat ia hendak melewatinya.

“Manusia. Apa yang kau lakukan disini?!” Naga itu mendesis, makin waspada saat Madara menatapnya secara langsung.

Telur di dekapan Madara tanpa di duga bereaksi saat merasakan sesuatu terjadi pada ibunya.
Cahaya jingga emas menyilaukan tiba-tiba memancar dengan cepat dan menyebar ke segala penjuru aula dan hal itu membuat para naga di sana langsung menutup mata mereka.

Hashirama juga melihat kejadian itu dari lorong yang mengarah ke arah aula.
Dengan tenang kemudian melangkah masuk ke dalam aula tanpa merasa silau sedikitpun. Jantungnya kemudian berdebar kencang saat melihat Madara berdiri bingung di dekat pintu masuk dan menatap sekeliling.

Tanpa menunggu waktu lama Hashirama berjalan cepat menghampiri lalu memegang kedua lengan Madara.

“Apa yang kau lakukan disini?” Hashirama bertanya gugup.

Dragon of the EastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang