2

1.3K 185 3
                                    

Senju Midori melangkah dengan anggun memasuki ruangan besar yang kini penuh oleh anggota kerajaan naga timur dan selatan, para bangsawan serta jenderal dan menteri yang mendapat undangan resmi dari kerajaan.

Wanita berparas anggun dan ayu secara bersamaan itu mengenakan setelah resmi kerajaan serta bermahkotakan ukiran daun dan bunga emas melingkar di kepalanya dengan sangat pas.
Seperti halnya seorang Ratu yang terhormat, senyumnya mampu menghipnotis berbagai pasang mata yang diam-diam menatap sang ratu seperti memuja.

Tidak ada yang tahu bahwa selain ratu sendiri dan seluruh anggota yang bekerja di istana pribadinya, ratu adalah sosok wanita yang ambisius serta beracun, tak terkecuali Pangeran Mahkota yang juga adalah putra tirinya dari permaisuri pertama.
Wanita tersebut juga menempatkan Putra Mahkota dalam daftar teratas sebagai orang yang harus dihilangkan dari istana agar dia dapat mencapai ambisinya.

Dibalik wajah ramahnya, Midori menatap Senju Hashirama yang sedang duduk dalam diam tanpa senyum diwajah sang Putra Mahkota dengan tatapan sulit diartikan.
Ibu Hashirama sudah ia singkirkan tapi kenapa sangat sulit menghilangkan Hashirama dari dunia ini?
Hashirama seperti anjing liar yang dapat masuk atau keluar istana seenaknya saat lapar, kenapa ia tidak pergi saja dari istana dan tidak pernah kembali?

Nafas ratu memberat memikirkan hal tersebut, ia harus bisa menyingkirkan Hashirama!
Agar putranya, Abarai dapat dengan mudah naik takhta tanpa pengganggu seperti Hashirama.

“Mari bersulang untuk merayakan seratus tahun janji perdamaian Kerajaan Naga Selatan dan Timur!” Seorang jenderal dari Kerajaan Naga Selatan mengangkat cawan berisi anggur seraya berseru dengan keras.

Seluruh penghuni ruangan itu mendengar dengan jelas, mereka ikut mengangkat cawan mereka lalu tertawa dengan gembira.
Mereka tidak menyadari bahwa seratus tahun ini adalah waktu tertunda sebelum perang kembali pecah antara dua kerajaan naga tersebut.
Dan ambisi dari ratu juga kali ini harus ikut lenyap karena kemunculan seseorang yang seharusnya tidak ada di dunia ini.

Perjamuan itu berakhir pada dini hari, Hashirama dengan tidak sabar keluar dari istana dengan membawa gulungan perkamen birisi makanan utama yang ia bawa didalamnya, ia sengaja membawa makanan itu saat teringat Madara hanya makan kue saja sejak tiba di dimensi ini.

“Mau kemana?”

Sebuah suara menghentikan langkah Hashirama yang akan terbang keluar.
Hashirama menjawab tanpa repot berbalik, “Bukan urusanmu.” Ia tersenyum getir kemudian.

“Hashirama, kau akan mempermalukanku di hadapan anggota Kerajaan Naga Selatan jika mereka melihatmu berlaku semaunya seperti ini.” Suara Raja datar.

Laki-laki berwajah tegas dengan mata berbeda warna itu menatap putranya dari mendiang permaisuri yang sangat ia cintai dengan tatapan tidak dapat dijelaskan.

“Sudah kukatan sebelumnya, aku tidak perduli dengan pendapat mereka.
Kalian hanya mementingkan diri sendiri, cobalah buka mata kalian lebar-lebar dan lihat dengan jelas bagaimana dunia ini berputar.” Hashirama membalas dingin, ia tahu ia sangat tidak sopan dengan ayahnya sendiri, tapi bukan berarti ia perduli dengan perasaan Raja Timur itu bahkan ia tidak takut jika hal itu menyinggung ayahnya.

Tidak ada lagi kalimat yang keluar dari mulut raja, ia hanya menatap datar pada Hashirama yang terbang pergi setelah merubah wujud menjadi sosok aslinya.
Raja kemudian kembali masuk kedalam istana dengan perasaan campur aduk.

..........

Benar apa yang dikatakan Hashirama, Madara terbangun dari tidurnya karena suara dengungan keras yang mengelilingi hampir seluruh pondok kecil itu seperti terror.
Apa ia akan habis hari ini juga? Madara bertanya ketakutan dalam hati, ia meringkuk di pojokan dan menutup kedua telinganya dengan tangan.

Dragon of the EastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang