1

1.6K 220 13
                                    

Madara tertidur karena bosan menunggu hari yang tidak kunjung gelap, hanya perasaanya saja atau memang di dunia ini hari terasa lebih panjang?

Ia terbangun saat Hashirama melempar wajahnya dengan selimut berbahan sutra yang merupakan selimut milik sang pangeran yang sudah tidak terpakai.
Madara melompat dan segera duduk di ranjang berbulu merak dibawahnya.

“Sial-!”

Madara tidak jadi mengumpat saat Hashirama memasukkan sebuah kue berbentuk bulat kedalam mulutnya.
Madara terdiam, saat tersadar ia memegang kue tersebut lalu mengigitnya.
Sial!
Kue ini enak sekali!

“Ini, apa yang ada di dalamnya?”

“Itu adalah buah yang hanya bisa tumbuh di dunia ini.
Para naga sangat suka memakannya.”

Madara mengangguk, ia segera menghabiskan kue yang tersisa.

“Apa tidak ada daging?” Madara bertanya heran seraya mengusap perutnya yang belum terlalu merasa kenyang.

“Daging?
Berani sekali kau meminta sesuatu seperti itu padaku?” Hashirama mengerutkan alisnya tajam, ia merasa tersinggung dengan kalimat Madara yang seperti memerintah dirinya.

Madara mendengus, “Aku bertanya bukan menyuruhmu untuk menghidangkan daging!
Tapi jika kau bersedia memberikannya padaku tentu saja aku akan dengan senang hati memakannya.”

Hashirama dengan cepat mendekati Madara kemudian mencengkram kerah seragam sekolah yang masih dikenakan manusia di hadapannya.

Madara membalas tatapan Hashirama sama-sama tajam, tidak ada raut ketakutan di wajahnya.

Hendak mencengkram dagu Madara tapi tiba-tiba segel yang ada di lengan Madara bersinar kemerahan dan Hashirama terlempar keluar pondok dengan kencang.

Madara menatap pada Hashirama dengan terkejut, “ARRGGGH!”
Madara memegangi lengan bersegel miliknya yang sekarang terasa sangat terbakar hingga kepalanya berdenyut hebat seperti akan pecah.

Tubuhnya terhuyung dan menabrak meja yang ada di dalam pondok, ia kemudian jatuh tersungkur.

“AKKKH!” Madara berusaha menggapai meja di depannya tetapi usahanya sia-sia karena ia sama sekali tidak dapat menggerakan tubuhnya.

Hashirama juga merasakan hal yang sama ketika seluruh tubuhnya tiba-tiba terasa sakit tidak tertahankan dan dengan tiba-tiba pangeran dari Kerajaan Naga Timur itu tanpa keinginannya berubah menjadi bentuk aslinya, namun rasa sakit yang semakin terasa di tubuh besarnya membuatnya terguling masuk ke dalam lembah hingga terdengar suara dentuman keras yang diakibatkan oleh ia yang menghantam bebatuan terjal di bawah sana.

Suara raungan dari Hashirama menggema di seluruh wilayah lembah hingga sayup-sayup terdengar sampai istana.
Dan pangeran naga timur itu tidak sadarkan diri dengan wujud seekor naga.

_______

Madara yang masih tersungkur berusaha untuk duduk saat rasa sakit di kepalanya berangsur-angsur menghilang.
Keringat dingin mengalir dengan deras di seluruh tubuh.
Ia tiba-tiba teringat Hashirama yang terakhir ia lihat tadi jatuh kedalam lembah dengan bentuk seekor naga. Entah datang dari mana perasaan takut itu tetapi Madara merasa hidupnya akan benar-benar terancam jika Hashirama tidak ada apalagi jika naga itu mati, apa yang harus ia lakukan di dunia ini jika tidak ada naga itu?
Karena ia sama sekali tidak tahu seluk-beluk dunia ini.

Madara berjalan terseok keluar pondok dan kembali jatuh tersungkur ketika kakinya tiba-tiba tersandung akar pohon besar, dengan sengaja kemudian menjatuhkan dirinya kedalam lembah karena ia yakin tubuh Hashirama pasti ada di bawah.

Dragon of the EastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang