0

2.7K 253 39
                                    

Seorang Uchiha Madara tidak menyangka bahwa hidupnya akan sesial ini.
Ia baru saja ditolak oleh seorang gadis yang juga adalah teman sekelasnya di SMA.
Gadis itu merupakan gadis ke-9 yang menolaknya secara terang-terangan, mereka mengatakan bahwa wajahnya terlalu feminim untuk seorang laki-laki begitupula tingginya yang hampir menyamai kebanyakan gadis di sekolah.
Benar-benar bukan tipe mereka.
Ia pikir ia akan bisa memiliki satu saja pacar yang bisa mengisi kekosongan harinya karena ia sudah terlampau jenuh dengan kehidupannya yang memuakkan.

Ibunya meninggal satu tahun yang lalu dan ayahnya menjadi tidak terkendali karena itu.
Laki-laki paruh baya tersebut sering sekali pulang kerja dengan keadaan mabuk, terkadang juga akan membawa seorang wanita tidak jelas asal-usulnya ikut pulang kerumah dan rata-rata dari mereka dengan tidak tahu dirinya menyuruh-nyuruh seenaknya.
Mereka pikir ia seorang pembantu?
Saking muaknya Madara, ia seringkali mengunci dirinya didalam kamar begitu pulang dari sekolah dan akan keluar begitu terbangun keesokan harinya.
Ia sudah tidak peduli lagi dengan keadaan ayahnya, lagipula ayahnya juga seperti tidak menganggapnya ada meskipun mereka sering berpapasan di dalam rumah.

Madara mendudukkan dirinya di sebuah bangku panjang yang ada di sebuah taman, duduk menghadap sebuah danau dengan air jernih di hadapannya.
Iris onyxnya yang dulu menampilkan binar cerah kini meredup seiring menurunnya semangat untuk hidup.
Ia sudah tidak punya alasan lagi untuk tetap berada di dunia yang kejam ini.
Ibunya bahkan tega meninggalkan dirinya.

“Kaa-chan, izinkan aku untuk ikut denganmu.” Madara tidak sadar ia sudah berbisik dan berjalan mendekat kearah danau.
Sepertinya ia berniat untuk menenggelamkan diri kedalam sungai.

Madara memejamkan matanya kemudian membiarkan tubuhnya jatuh mengikuti gravitasi bumi, ia ingat danau ini adalah danau yang memiliki kedalaman lebih dari lima meter dan mungkin usahanya untuk mengakhiri hidupnya dengan cara seperti ini akan berhasil karena ia sama sekali tidak bisa berenang.

BYURRR!

Dan Madara benar-benar jatuh masuk kedalam danau, semakin dalam dan dalam nafasnya mulai sesak.

‘Ah, jadi seperti ini rasanya ketika seseorang akan mati?’ Madara bertanya dalam hati.

Ia harap setelah ia terlahir kembali, kehidupan yang lebih baik akan menghampirinya.

Madara tidak sadar ia mulai masuk kedalam sebuah portal berwarna biru gelap yang ada di tengah danau. Portal itu seperti menghisap dirinya masuk kedalam.
Dan benar saja, rasa sesak yang tadi sangat terasa di dada Madara tiba-tiba menghilang.

Madara terbatuk karena sadar ia kembali bernafas dan kini sudah berada di suatu tempat seperti lembah dengan pohon-pohon yang begitu besar untuk ukuran manusia. Ia melihat seragam sekolahnya yang sekarang basah kuyup, apa ia tidak jadi mati?
Lalu tempat apa ini?
Apa sebenarnya ia sudah mati dan sekarang berada di dunia lain?

“Hei, manusia.”

Madara mengedarkan pandangannya ke berbagai arah begitu mendengar suara seseorang, kemudian ia jatuh terduduk saat melihat seekor naga berukuran sangat besar menatapnya dengan gigi besarnya yang terlihat jelas.

“Ap- ap-!” Madara tidak bisa berkata apa-apa lagi saat naga besar itu mendekat padanya.

Naga itu mengendus aroma harum yang di keluarkan oleh manusia kecil yang ia temui.
Ia sedikit heran kenapa manusia tersebut dapat masuk ke dunia ini. Apa portal antar dimensi kembali terbuka?

“Katakan! apa tujuanmu datang kemari?” Naga itu menghembuskan api berwarna merah pekat dari hidungnya.

Madara menggeleng, ia sangat ketakutan saat ini dan hal itu membuat bibirnya terkunci tidak bisa menjawab.
Yang ia lakukan hanya menggeleng serta merangkak mundur untuk menjauhkan posisinya dengan naga tersebut.
Sebenarnya dimana ia berada saat ini?

Dragon of the EastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang