Part 16: Tanggal ulang tahun

2 1 0
                                    

Tak terasa sudah sejauh ini ya gais. Klik tombol bintang dulu dong😘

Kalau kalian berkenan, silahkan beri feedback dari cerita ini.👉

Apakah ceritanya sulit dipahami? terlalu bertele"? banyak perkataan ambigu dan tidak jelas? 

feel free untuk mengekspresikan pendapatan kalian

THANK YOU AND HAPPY READING


##### 



Lomba basket antar SMA/SMK/ MA sederajat akan diselenggarakan di beberapa stadion selama satu minggu ke depan. Setelah menemuka calon semifinal, mereka akan dikirim ke luar kota untuk grand final. 

Hari sabtu ini, para siswa dan siswi yang senggang diharapkan hadir ke salah satu stadion untuk menjadi supporter SMA Nusaraja. 

Mara dan teman-temannya segera menuju tribun sesuai waktu yang di tentukan untuk melihat pertandingan yang diikuti salah satu teman mereka. 

Di tengah lautan manusia yang berjalan menuju tribun, Mara mendengar suara kecil yang memanggil namanya

"KAK MARA!" Keir berlari memeluk Mara membuat ketiga temannya terkejut. Di susul Arsen yang sedikit terengah-engah mengerjar Keir. 

"Oh ternyata lawan sekolahmu?" tanya Mara kepada Arsen masih dengan kepala Keir yang bersandar di pundaknya, bocah SMP itu lebih tinggi dari bulan lalu. 

"Ya, aku juga baru tau juga kau lawan sekolahku." 

"Psst itu pacarmu?" bisik Ella

"Nggak, ini temanku Arsen, ini adiknya Keir." Mara memperkenalkan agar tidak ada kesalah pahaman. Ella, Brayan, dan Tyler membulatkan mulutnya tanda mengerti. Arsen tidak tertarik untuk senyum kepada mereka, ia ingin segera menarik adiknya yang sungguh merepotkan itu pergi. "btw, dia kelas 12."

"Oh, dia kakak kelas yang jemput kamu pas itu." Brayan memutar balik memorinya. 

"Ada apa?" tanya Daran yang tiba-tiba nongol di antara Mara dan Arsen. Matanya menangkap lelaki yang memeluk Mara, wajah Daran datar, tetapi matanya berapi. 

Arsen menghela napas lelah, "ayo." ia menarik tudung hoodie Keir. "Kalau bukan karenamu, aku nggak bakal datang kesini." Keir pecinta olahraga basket, sedangkan Arsen tidak.

"AKU MAU DUDUK SAMA KAK MARA!" Keir meronta-ronta dalam tarikan Arsen. 

"Nggak, dia lawan kita." Arsen menarik Keir menjauh, "duluan."

"Ya." jawab Mara singkat.

"Ayo cepat! Nanti kita nggak kebagian tempat duduk." ujar Brayan, teman-temannya yang lain langsung mengikuti langkahnya. 

Daran mencekal tangan Mara, cewek itu berbalik padanya. 

"I'm not feeling well." Daran sedikit membungkukkan agar kepalanya tepat di hadapan Mara. 

"Sakit? Jangan main dulu kalau gitu." Mara menyentuh dahi Daran, "nggak panas kok."

"Kasih semangat aja." 

Mara menepuk-nepuk bisep Daran, "semangat semangat."

"Nggak gitu..."

"Apa lagi?" Mara ingin cepat-cepat menyusul Ella, karena takut terpisah dari teman-temannya. 

"Yang kau lakuin ke bocil touchy tadi."

"Aku diam." Mara ingat betul kalau ia tidak membalas pelukan Keir. 

Behind the KnifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang