"Oke teman-teman, kita semua tahu lah kegiatan apa selanjutnya selesai PTS. Apakah itu!?" tanya ketua kelas di depan teman-temannya.
Tidak ada satu pun dari mereka menjawab dengan benar.
"Santai dulu nggak sih."
"Traktiran yang ranking satu di kelas ini."
"Kita harus self reward nggak sih!?"
"Oh my god, ayo nonton ke bioskop semuanya."
"Iya, kita wajib nonton ariel noah."
"Ariel noah di bioskop?"
Kelas menjadi gaduh lagi, gadis di depan papan tulis menghela napas lelah, "hei! hei! Perhatian! Ya ada classmeet lah, bodoh!"
"Ooh classmeet toh..."
"Bilang dong dari tadi."
"Apaan tuch."
"Nggak mau merhatiin ah."
"Ayo main UNO aja."
Mara tertawa kecil melihat seluruh teman sekelasnya menjahili ketua kelasnya.
"Yang ditulis sama wakil kita ini, lomba-lomba yang harus kita ikuti. Ada individu dan berkelompok, untuk yang menghias kelas semuanya harus kontribusi." jelas ketua kelas menunjuk tulisan yang ditulis wakil ketua kelas di papan tulis.
"Kira-kira kau pingin ikut apa?" tanya Ella tubuhnya sedikit memutar ke belakang, "menurutku sesuain sama ekskulmu juga sih."
"Aku nggak ikut ekskul apa-apa." jawab Mara. Ia sudah cukup lelah dengan pekerjaannya.
"Iya? Padahal itu bisa nambah nilai loh."
"Kayaknya kau yang butuh itu."
"Cih." Ella bersedekap kesal.
Mara membaca list lomba yang di tulis wakil ketua, "archery? di sini ada ekskul archery?"
"Iya, kau baru tau? emang lapangannya agak jauh dari depan sekolah. Paling belakang sekolah."
"Ohh belum pernah lihat." Mara ber-oh ria, karena baru mengetahui ekskul tersebut. Terlebih sebagai murid baru beberapa bulan yang lalu, ia belum keliling sekolah untuk melihat lebih detail setiap fasilitas yang ada alasannya karena mager.
Diskusi terus berlanjut, beberapa orang mengajukan diri atau mencari teman untuk diajak ikut lomba. Satu persatu list lomba terisi oleh nama-nama murid.
"Kursi panas udah, gobak sodor udah, bola air udah, fashion disney udah, flying pencil udah, basket, futsal, voli, ini udah udah udah, okey... Tinggal Archery aja." mata ketua kelas menelusuri seisi kelas, berharap ada seseorang yang mengangkat tangan.
"Archery itu berat."
"Iya, susah fokusnya."
"Skip aja boleh nggak sih."
Ketua kelas menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "yah boleh aja, peluang menang kita berkurang satu."
"Ayo deh siapapun penting ikut." tambah wakil ketua.
"MARA BELUM IKUT SAMSEK!" Ella berteriak tepat di depan Mara, membuat temannya tersentak kaget.
"Oh iya, gara-gara kau duduk di pojok aku nggak notice kau." kata ketua kelas, "oke, ikut archery ya?"
Mara menggeleng tegas, "aku nggak bisa.."
"Ini punishment gara-gara kau nggak ikut diskusi tadi." kata ketua kelas mengundang gelak tawa seluruh temannya, terutama Ella yang ikut kursi panas. Mara menatap tajam gadis di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind the Knife
Fiksi RemajaDibalik wajah ramahnya, ia menyimpan kepedihan. Dibalik punggungnya, ia menyimpan pisau kebencian. Berawal dari pertemuan dua insan yang cukup unik hingga menaruh hati diantara mereka. Mara tidak bisa mengelak rasa sukanya pada lelaki beraroma min...