VOTE DULU YUK
Mara tersenyum mendengar bel pintu penthouse berbunyi.
"Xander, tolong." ucap Mara tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel. Xander mengangguk dan bangkit dari sofa untuk membuka pintu.
"Aku belum mendapatkan status sebenarnya tentang pekerjaanku, kau sudah menganggapku sebagai asistenmu." Tyler menghampiri Mara yang duduk santai di sofa.
"Springfield Armory 1911 Pro." Mara menyebutkan pistol seharga 52 juta itu.
"Deal." Tyler dan Mara berjabatan tangan.
Mereka berdua diam-diam masuk melompati pagar sekolah dan menuju kelasnya Githa di malam hari. Dengan bermodal senter sebagai pencahayaan, Mara dan Tyler melancarkan aksinya.
-
Mara menghela napas legah ketika keluar dari perpustakaan. "Aroma buku memang yang terbaik." Langkahnya terhenti saat seorang gadis menghadangnya sambil ngos-ngosan.
"Santai bro, kau latihan lomba lari ya?" tanya Mara pada Githa.
"Nggak! Aku mencarimu kemana-mana, tolol." Githa menghentakkan kakinya dengan geram.
"Dimana backinganmu?" tanya Mara melirik ke belakang punggung gadis itu.
"Aku nggak perlu backingan buat cewek kayak kau!" bentak Githa sambil menunjuk-nunjuk wajahnya.
PLAK!
Seketika Githa menampar pipi Mara, "Apa yang kau lakukan dengan mejaku hah!? Dan lagi ada tikus mati di lokerku! EWH!" bentaknya mengingat hewan menjijikkan itu.
"Ih asal nuduh aja. Ulah hantu sekolah ini mungkin." ngeles Mara, tamparan Githa tidak berefek apa-apa padanya.
PLAK!
Githa naik pintam melihat ekspresi Mara yang terbilang sangat santai dan meremehkan, "JANGAN BICARA OMONG KOSONG!" Teriaknya dengan amarah yang naik ke ubun-ubun seakan kepalanya akan mendidih.
"Jangan yang pipi situ doang dong, biar balance. Sini sini." Mara menunjuk pipi kirinya.
Githa semakin jengkel, ia menamparnya lagi sekuat mungkin area yang di tunjuk Mara. "Dengar, kalau kau meremehkanku lagi. Aku bisa mengeluarkanmu dari sekolah ini!"
Mereka berdua terdiam beberapa saat seakan memberikan Githa waktu untuk istirahat sebelum meledak lagi, ia terengah-engah karena terus meninggikan suaranya, sedangkan Mara masih menyimpan energinya.
"Udah selesai? Tata.." panggil Mara pada seseorang dibelakangnya.
"Stop panggil nama itu." Tyler keluar sambil mengotak atik ponselnya, beberapa menit yang lalu ia bersembunyi di balik pintu yang sedikit terbuka sambil menyalakan fitur rekaman video.
"Matikan recording-nya, sekarang giliran aku." Mara menyampirkan rambutnya ke belakang.
"BERANINYA KAU--"
BUAGH!
Satu tamparan Mara berhasil menghempaskan kepala Githa ke tembok, Tyler meringis ngeri melihat kekerasan itu.
Tiba-tiba telinga sensitif Mara menangkap langkah kaki seseorang dari jauh, "Tyler, sembunyi di lab."
Tanpa membantah, Tyler masuk ke dalam laboratorium geografi lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/330503992-288-k830519.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind the Knife
Teen FictionDibalik wajah ramahnya, ia menyimpan kepedihan. Dibalik punggungnya, ia menyimpan pisau kebencian. Berawal dari pertemuan dua insan yang cukup unik hingga menaruh hati diantara mereka. Mara tidak bisa mengelak rasa sukanya pada lelaki beraroma min...