6. Bandana Merah

142 65 148
                                    

Haii, aku cuman mau ngingatin ya.. di chapter ini ada adegan kekerasan. Jadi bila teman-teman tidak kuat membaca ini, boleh kok di skip, gapapa :)

Oh iya.. kali ini , durasi baca kalian lebih panjang dari biasanya, gapapa kan?


____________________________

🪄 Happy Reading ✨

____________________________


4 haripun berlalu, Reyshena menghabiskan hari liburnya hanya di rumah. Hmm, sebetulnya tidak sepenuhnya di rumah juga karena gadis itu pada hari pertama liburannya memilih untuk pergi ke Pantai Marina.

Kring!

Bel masuk kelaspun berbunyi, seperti biasa, kelas XI MIPA 2 adalah kelas yang paling heboh. Jelas, karena kelas tersebut berada di pojok dari deretan kelas 12. Maklum, belum merasakan tegangnya musim-musim ujian, jadi masih bisa haha hihi. Nanti lihat saja kalau mereka sudah kelas 12, dijamin kelas mereka paling hening seperti kuburan.

"Hola! Pagi guys!" Sapa Zacky kemudian berjalan santai dengan wajah songongnya ke kursinya sembari menenteng tas ranselnya.

Bruk!

Reyshena sebagai partner bangku laki-laki kelainan itu tentunya terkejut ketika temannya menaruh tasnya kasar di meja.

"Bawa apa? Batu?" tanya gadis itu yang terusik.

"Bawa rumah tangga kita, neng Rey cantik." Zacky memajukan bibirnya seolah ingin memberi cium pada Rey. Namun gadis itu segera mendorong Zacky sampai lelaki tersebut terjungkal dari tempat duduknya.

Melihat kawannya mendapat kekerasan dari Reyshena, Naufalpun segera berjongkok menghadap Zacky. "Lo, sehat? Butuh obat atau pertolongan jiwa?"

Zacky kemudian menjitak kepala Naufal dan berdiri. Dia membenarkan seragam osisnya yang sedikit lusuh kemudian duduk di kursi sebelah Reyshena. "Iye, gue butuh obat," balasnya kemudian mengehela nafas panjang, bahunya menurun.

"Kenapa? Ada masalah?" tanya Rey kemudian disusul dengan Naufal yang membalikkan kursinya agar bisa berhadapan dengan dua manusia beda genre di belakangnya. Jangan ada yang bertanya dimana Sheila, gadis itu hari ini izin.

Zacky terdiam. Lelaki itu menatap kosong jendela kelasnya.

Reyshena mendecak, "Kalau mau cerita, tinggal cerita. Kalau ngga mau, bilang. Sia-sia juga nanyain kamu, huft!" gadis itu kemudian meletakkan kepalanya di meja. Reyshena kemudian memejamkan matanya.

"Okay, anak-anak!"

Sosok pria berkulit putih dengan gaya potong rambut crew cut memasuki kelas XI MIPA 2. Aroma parfum maskulin khas milik Pak Fatoni sudah menjadi santapan hidung mereka ketika jam perwalian.

"Bapak ganti parfum ya?"

"Oh iya Pak, pantas kok ada yang beda gitu!"

"Waduh, Mas Petra kok tahu?"

"Woo ya jelas Pak, orang biasanya..."

Bla bla bla bla....

Reyshena tidak memedulikan bising dari teman kelasnya yang meributkan parfum baru Pak Fatoni. Ia hanya ingin memejamkan matanya sejenak. Kalau boleh, gadis itu ingin tidur. Akhir-akhir ini, ia sulit untuk tidur malam semenjak kejadian malam itu, dimana Thama menghamili gadis lain.

2021: EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang