3. H-1 Festival

149 66 100
                                    

3 hari berlalu, semenjak kejadian malam itu semuanya berubah. Hari dimana 3 kejadian berlangsung dalam satu hari. Pertama, penyakit mental ayah Rey kambuh lagi. Kedua, Mas Reza dan Kak Thama pulang ke Indonesia setelah 4 tahun di Kanada. Ketiga, kabar buruk mengenai kehamilan Kak Calista, kawan SMA-nya Mas Reza dan Kak Thama.

Reyshena berjalan dengan tatapan kosong menatap lorong lantai 2 yang sepi. Hatinya terasa gundah, fisiknya lelah karena harus memikul banyak tanggung jawab, pikirannya kacau, ia tak tahu harus berbuat apa setelah semua harapannya dihancurkan oleh satu berita, ya "dua garis biru".

Gadis itu menghentikan langkah kakinya di depan tangga. Sorot matanya menatap sendu pada jendela di depan tangga yang menampilkan langit dan perumahan sekitar SMA Dharma Bangsa.

"DOR!"

"ALLAHUAKBAR!"

Tiba-tiba seseorang mengagetkan gadis itu dengan pura-pura mendorong ke arah tangga meski kedua lengannya Reyshena ia pegang erat.

"Nopal?!"

"Heish, nanti kalau aku jatuh meninggal gimana wey?!"

Sang biangkerok beraura buaya kelas kakap itu terkekeh melihat ekspresi teman perempuannya.

"Nanti kalau aku meninggal kan ga seru.." ujar gadis itu sambil membayangkan dirinya dalam keadaan sekarat.

"Iya, ngga seru, nanti ga ada yang bisa gue jahilin lagi."

"Ishh! Nyebelin banget sih anaknya Om Alex!"

Reyshena mendengus kesal kemudian berjalan menuruni anak tangga. Baru saja dirinya menginjak anak tangga pertama, rambutnya mendadak tertahan.

"Eh bareng-bareng, gue juga mau ke sana!"

Kali ini sih fiks gadis yang bernotabe "suka ketenangan" itu menunjukkan sisi lain dirinya terhadap oknum yang bernama Alexander Naufal Aydin. Pasalnya lelaki berkulit eksotis tersebut telah memancing sisi gelap gadis berambut gelombang kemerahan itu dengan menjambak surai berharganya.

"Rey, kok diam? Ayo ke sana," kata Naufal dengan wajah polosnya yang sudah berada di lantai dasar seolah tidak terjadi apa-apa.

Gadis berambut gelombang itu mengambil nafas singkat kemudian tersenyum lebar. Lebih ke arah senyum jengah sih.

"BEGO BANGET NOPAL, SINI GUE HANTAM MUKA LU!"

Reyshena berteriak dari ujung tangga membeokan isi hatinya yang sudah ditahan semenjak kejadian "pura-pura mendorong ke tangga" dan segera turun dengan kecepatan turbo. Tangannya sudah terkepal siap melayangkan bogeman pada wajah lelaki yang berasal dari Jakarta itu.

Melihat temannya tengah kerasukan jin, Naufal segera berlari mencari perlindungan.

"TUMAN, SINI LU JANGAN LARI!"

Reyshena berlari mengejar oknum penjambak surai berharganya. Ia tidak peduli jika dirinya saat ini menjadi tontonan warga sekolah. Terutama jejeran depan kelas 10 yang berada di lantai 4 yang tengah menonton pertunjukan seru antara kucing dan tikus yang berlarian memutar di lapangan utama sekolah.

"WEE AYO AYO AYO!"

"SEMANGAT MBA! TANGKAP PREDATOR ITU!"

"ANJIR REY MAAF MAAF GUE SALAH!"

"AYOK MBA KEJAR TERUS!"

"ANJIRRRR!!!"

Suasana semakin ramai karena bel istirahat berbunyi. Kedua remaja yang sebelumnya tidak famous, kini menjadi "Hashtag Number One" di web siswa SMA Dharma Bakti.

2021: EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang