Happy reading guys...✨✨✨✨
Di meja makan kali ini anggota keluargaku lengkap,ada Bapak yang tidak tahu sejak kapan dia pulang,mungkin pas dirinya sedang tidur siang.
"Nih oleh-oleh dari Yogyakarta buat kamu." Bapak memberikan satu kantong besar untukku.
Aku membukanya dan banyak sekali barang yang ada di dalam.Di mulai dari wingko babat,pia,brem,coklat,bahkan baju pun ada yang masing masing dua picis.
"Temen Bapak emang hobi traveling ya?" Celetuku.
Setiap satu bulan sekali Bapaknya ini selalu saja membawa oleh oleh,bahkan pernah membawa dari negeri arab dan turki.Aku sih senang kalau di kasih terus,tapi aneh aja gitu duitnya kok gak abis abis,ternak tuyul kali ya?
"Bapak libur?" Tanyaku basi basi.
Bapakku tidak banyak ngomong,tegas.Aku tidak terlalu dekat dengan Bapak, aku lebih dekat dengan Ibuku jadi kalau ngobrol sedikit canggung dan kaku.
"Besok berangkat lagi.Bagaimana pendidikan mu,mau di lanjut?"
Ada angin apa nih Bapak menawarkan."Memang bole-? "
Belum sempat aku menjawab,ibu sudah memotong ucapanku."Gak usah biar Zahra bekerja saja,nanti kalau sudah bekerja kan bisa dipakai untuk kuliah."
Lenyap sudah harapanku.
"Kalau Zahra mau tinggal bilang sama Bapak,bapak sanggup membiayainya." Ucap bapak tenang.
Aku menatap ibuku yang sedang menatap Bapak dengan tatapan marah."Untuk sekarang Zahra pengen kerja dulu,Pak."jawabku berbohong.
Terkadang soal perkuliahan ini menjadi topik pertengkaran Ibu dan Bapakku,walaupun mereka tidak memperlihatkannya,aku tahu.Dan ketika ada aku mereka terlihat seakan akan tidak terjadi apa apa.
Setiap pulangnya Bapak ada saja pertengkaran diantara mereka,pernah sekali aku melihat ibuku menangis di kamar.Aku bingung apa masalahnya karena aku?aku tidak berani untuk bertanya,takut.
"Ibu kepasar dulu,mau belanja bahan bahan."
Ibuku merintis bisnis rumahan,yaitu membuat kue kering dan basah.Berdiri sudah lama sedari aku kecil dan lumayan banyak memiliki pelanggan.Terkadang jika aku tidak sibuk aku membantu ibu di dapur dan mengantarkan kepada para pelanggan.Banyak yang pesan untuk acara keluarga,arisan,dan hajatan.
Tersisa berdua,aku dan Bapak.Karena suasananya yang membuatku canggung,aku memutuskan untuk pergi ke kamar.
Sebelum sampai di kamar,aku mendengar Bapak yang entah berbicara dengan siapa melalui handphone dan menyeret namaku.
Zahra belum mau kuliah,Nin.
Nanti aku bujuk lagi,ya?
Aku besok pulang,jaga kesehatanmu.
Aku terdiam.Tidak mengerti apa yang bapak katakan, "Nin?siapa?pulang? Pulang kemana?dia kan sudah di rumah." Tanyaku dalam batin.
Ah mungkin temannya yang ngasih oleh oleh itu.Maksud pulang juga pulang ke pekerjaan mungkin,pikiranku positif.
Jajan apa ya?minuman udah,snack udah,oh ya mie samyang teman nonton drakor nanti.
Aku sedang berada di indoapril,lagi jajan,dikasih duit sama bapak.Itu juga sembunyi sembunyi,bisa bisa nanti uangnya gak ada di tanganku melainkan tangan ibu.
"Eh." Ucapku sedikit kaget.
Tanganku yang terulur ingin membawa mie samyang kedahului oleh mas mas yang sama ingin mengambil mie tersebut.
"Itu saya duluan yang ngambil,pak!" Ucapku tak terima,pasalnya stok mie itu terakhir yang ada di tempat.
"Saya duluan mbak,lagian dari tadi mbak cuma diem aja tuh gak di ambil barangnya." Balasnya tidak mau kalah.
Iya sih salahku,karena aku tidak langsung mengambilnya.
"Ngalah atuh pak sama cewek,gak kasian bapak sama saya?" Ucapku tak mau kalah.
"Siapa cepat dia dapat mbak,dan jangan panggil saya bapak,saya masih muda." Protes dia.
Iya sih dari penampilannya masih muda mana ganteng lagi kalau diliat liat horang kaya,pake jam rollex,ah sekarang banyak yang kw.
"Dih gak gentle banget,situ laki bukan?" Nyinyirku sambil pergi meninggalkan Bapak ganteng itu.
Totalnya sembilan puluh lima ribu teh.
Aku merogoh saku celanaku,aku panik tiba tiba uangnya gak ada, oh tidak ketinggalan di meja belajar.Ceroboh kamu Ra.Mana antriannya juga panjang lagi malah udah di nyinyirin emak emak karena terlalu lama.
"Maaf teh,uangnya ketinggalan."
"Bayar sekalian sama mbak ini,ya."
Aku kaget saat melihat bapak ganteng yang tadi ada di sebelahku dan apa tadi mebayarkan belanjaanku?haduh mana tadi udah adu mulut kan malu.
"Makasih pak,minta no rekening nya nanti saya transfer."
Bapak itu memperhatikanku dari ujung kaki sampe kepala yang membuat ku sedikit mundur.Apa apaan ini membuatku risih saja.
"Saya gak perlu uang,tapi saya minta bantunmu sebagai gantinya."
Aku menatap Bapak ganteng itu was was."bantuan apa?"
"Besok kamu datang ke alamat ini." Ucap dia memberikan kartu tanda pengenal.Perusahaan Besar guys.
"Gak mau,saya sibuk pak gak ada waktu." Bohong,padahal sibuk gak ngapa ngapain alias pengangguran.
"Ya sudah kamu antar saja uangnya ke alamat itu." Ucapnya santai.
Lah?Sama aja bohong kalau gitu,menyebalkan.
"Saya buru buru,kalau kamu gak datang saya anggap kamu bawa kabur uang saya."
"Emangnya saya maling?saya bakal bayar pak tenang kalau perlu sama bunganya." Balasku kesal,apakah wajahku seperti penjahat?
"Bagus." Ucapnya singkat dan meninggalkan ku menaiki mobil mewah yang terparkir depan indoapril.
Jangan lupa apa?like and komen.
Enjoy guys✨
KAMU SEDANG MEMBACA
My Partner is my enemy [HIATUS]
Ficción GeneralYang kepo ceritanya langsung baca aja yuk