Chapter I

5K 292 9
                                    

Aku juga ingin melangkah di jalan yang penuh dengan bunga, melupakan segala hal yang telah berlalu. Bahagia memulai hari, tersenyum hingga terlelap karena gelapnya malam. Namun, kenyataan berkata lain, aku dipaksa untuk terbiasa. Berusaha tegar saat menatap langit di kala hujan. -F

Freen's Point Of View (POV)

Kesunyian menyambutku malam ini, mataku terbuka karena jantungku berdegup kencang saat melihat kilasan mimpi. Seseorang yang dulu aku cintai, hadir dalam alam bawah sadar yang selama ini telah susah payah aku lupakan. Mimpi-mimpi itu sangat indah dan tidak menyeramkan, namun aku tidak suka. Semua tentangnya aku tidak suka, lagi.

Bahkan aroma tubuhnya bisa tercium di mimpi itu, seakan aku masih mengingatnya. Dia berlari di depanku menggunakan gaun berwarna merah dengan rambut terurai hitam mengkilat. Dia tersenyum ke arahku dan berbicara beberapa kata, tapi aku tidak terlalu bisa mendengarnya, terlalu samar.

Langit di mimpi itu sangat biru, bahkan tak ada awan yang menghiasnya. Pasir putih terbentang dari timur ke barat, deburan ombak terlihat dari pijakanku saat itu. Namun situasiku berbeda dari dirinya, aku tidak seriang itu. Kepalaku tertunduk, air mataku jatuh dan hatiku sakit. Namun, wanita itu masih berlari kegirangan seakan tak melihat apa yang terjadi pada diriku. Dia berlari semakin jauh, hingga tubuhnya kelihatan kecil dari pandanganku. Dia menghilang, meninggalkanku sendiri dalam pemandangan yang kosong, hanya ada aku, ombak dan pasir.

Aroma laut membekas dalam ingatanku, meninggalkan jejak yang membuat diriku tidak melupakan mimpi tersebut.

Semua itu hanya masa lalu, tapi hati ini menolak untuk melupakan. Mimpi-mimpi itu selalu muncul tanpa pamit terlebih dahulu, mungkin ingin membuat hatiku penuh benci adalah tujuannya. Dengan sekuat tenaga, aku mencegah rasa benci yang ingin mengambil alih, karena aku tau, hanya aku yang akan hancur jika kebencian itu menguasai. Maka aku berusaha merubah rasa itu menjadi sesuatu yang positif, aku sebut itu cinta.

Jika orang bertanya, siapa yang aku cintai sekarang? Jawabannya adalah diriku sendiri. Aku tidak ingin membuat diriku menderita lebih lama, aku ingin mengobati luka dalam dada ini secepatnya. Semuanya telah berlalu, hanya sisa-sisa kenangan masih menganggu hari-hariku. Aku yakin sebentar lagi semua akan sirna, kenangan-kenangan itu akan aku tertawakan dalam setiap kesempatan di masa depan kelak.

....

Aku tidak bisa tidur lagi, suasananya telah berubah suram. Malam ini terasa dingin, aku bangun menuju dapur untuk membuat kopi. Sungguh aku berharap aroma kopi ini bisa melupakan aroma laut yang menyesakkan.

"Hm.. aromanya nikmat, ini kopi asli yang lezat." Sesekali aku cicipi kopi yang masih panas, tidak lupa menghangatkan tanganku pada gelas.

Aku tinggal sendiri di rumah yang cukup besar, dua tingkat. Ada balkon untuk menikmati malam yang penuh bintang. Di sana, aku menghiasnya seakan menjadi tempat yang cukup menenangkan, terlindung dari hujan namun tetap dapat menikmati suasana hujan. Aku menuju balkon, sambil membawa kopi dan roti untuk menemani malam yang cerah ini. Walau pun sebenarnya diam-diam aku mengharapkan hujan, namun kelihatannya bintang-bintang dapat menjadi alternatif untuk dipandang. Kelap-kelipnya dapat menghibur hati yang sedang gusar dan kesepian.

Aku hanya memiki Ibu, ayahku telah meninggal saat aku sekolah menengah. Sekarang, yang terdekat denganku hanyalah sahabatku dari bayi, Becca. Ibuku tinggal di desa, orang tua Becca juga tinggal di sana. Sedangkan Becca tinggal tepat di samping rumahku, dengan bangunan yang sama persis, aku bisa mengetahui jika ia sudah tidur atau belum.

Sekarang tampaknya dia sudah tidur, kamarnya sudah gelap. Becca adalah wanita yang sangat kuat, dia selalu melindungiku saat kecil. Tubuhku gendut dan banyak orang yang meledeki saat itu, aku juga seorang yang pengecut dan lemah. Aku selalu berada di belakang Becca, merengek karena ketakutan. Ayah Becca adalah seorang polisi, Becca juga mantan karate dan taekwondo. Becca terbiasa dilatih oleh ayahnya, sehingga Becca tumbuh menjadi wanita yang mandiri dan penuh karisma.

GL - Warm Heart - FreenbeckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang