Becca's Point Of View (POV)
"Aku juga, Bec."
Aku juga, Bec? Aku mendengarnya dengan jelas bukan?
Aku melepaskan diri dari pelukannya, dan melihat mata itu lagi.
"Kamu juga?" Tanyaku rancuh.
"Hm?" Dia sedikit bingung tentang pertanyaanku yang tiba-tiba itu, lalu dia berkata, "Iya, tak pernah satu hari pun aku membencimu Becca. Aku benar-benar mencintaimu dengan sepenuh hati ini, setiap hari. Karena itulah aku selalu bisa mengerti mood swing kamu."
"Jadi, maksudmu. Sebagai apa?"
"Aku tidak mengerti dengan pertanyaanmu, Bec."
"Kamu mencintaiku sebagai apa?" Aku mengulang lagi pertanyaan itu, sepertinya aku tidak sabaran dengan jawaban Freen, sebab perasaan yang aku dapat saat dia mengatakan Aku Juga benar-benar telah memenuhi hatiku, aku tidak ingin salah paham.
"..." Dia diam sejenak, lalu bertanya balik, "Kamu ingin aku mencintaimu sebagai apa, Becky?" Nadanya lembut, tak ada kebencian yang dia lontarkan saat mengatakan kata cinta itu.
Namun, pertanyaan itu seperti bumerang bagiku, jika saja aku salah menjawab, maka aku tidak bisa memperbaiki situasi yang terlanjur hancur.
"...."
"Bec," Freen memegang pundakku, seakan memberi tanda, katakan saja apa mau mu.
"Hmm.." Akhirnya aku menyerah. "Aku tak tau, Freen." Setelah menjawab itu, aku tertunduk, seakan melewati kesempatan emas untuk mengungkap perasaan ini.
Freen memperhatikan raut muka ku, aku mengangkat kepalaku dan melihat senyuman Freen masih di sana, ketulusan itu belum pudar.
"Baiklah, aku akan menjawabnya." Dia tersenyum, lalu berkata lagi, "Bagiku, aku sungguh mencintaimu, benar-benar tulus. Aku ingin selalu merawatmu, menjagamu, dan melindungimu. Aku khawatir jika kamu menangis, aku memahami semua mood yang kamu alami, aku ingin tau hari-harimu, aku ingin kamu bergantung padaku. Setidaknya, berikan kekhawatiranmu sedikit untukku, jadi kamu bisa lebih ringan menjalani hari. Bec, bagiku kamu itu seperti seekor anjing yang lucu, yang ingin aku cintai seumur hidup." Dia mengakhiri kata-katanya dengan tertawa. Namun, aku tidak tertawa sama sekali. Itu tidak lucu.
Semua yang dia katakan begitu enak di dengar, membuat hatiku riang dan seakan ingin melompat jauh, pikiranku melayang dan terasa penuh dengan hormon cinta, dan bahkan aku sudah merencanakan berbagai macam gaya ciuman di akhir malam ini. Namun, harus terhenti secara tiba-tiba saat aku mendengar kata anjing yang lucu itu.
Semua yang aku rasakan tiba-tiba hilang, dan mengundang perasaan kecewa dan marah. Pastinya, aku kecewa dan marah pada Freen, yang berhasil mengaduk-aduk perasaanku, dan membuatku salah paham. Apa? anjing yang lucu? Bullshit.
Freen tampak menyadari betapa marahnya diriku sekarang, aku melangkah mundur, menjaga jarak dari sentuhan tangannya. Rasanya ada api yang membara dalam tengah dada ini. Ironisnya, sebelumnya aku merasakan bunga dan kupu-kupu yang berterbangan, sekarang aku merasakan bunga-bunga itu layu sekejap, habis terbakar, dan bangkai kupu-kupu berserakan di mana-mana.
"Bec? Aku salah bicara, kah?" Freen masih belum menyadari apa yang terjadi. Aku rasa dia sungguh tidak melihatku sebagai seeorang wanita. Padahal dia menyukai wanita, seharusnya dia tau betapa cantiknya aku, kulitku putih bersih, tubuhku ideal dan bibirku juga seksi. Apa? Anjing yang lucu? Aku benar-benar tidak terima dengan kata-kata itu.
Tanpa basa-basi, aku kembali ke rumah, meninggalkan Freen yang tampak seperti anjing yang tersesat. Ha!
_____________________
KAMU SEDANG MEMBACA
GL - Warm Heart - Freenbecky
FanfictionFreen tidak ingin menjalin hubungan baru, setelah depresi yang dialaminya. Becca menganggap Freen memiliki alergi cinta, dan Becca takut mengungkapkan rasa cintanya kepada Freen, ingatannya selalu tertuju pada kejadian yang menimpa Freen beberapa wa...