Chapter VIII

2.2K 236 15
                                    

Freen's Point Of View (POV)

.....

"Rose, tolong kirimkan rencana awal tentang produk yang akan di-launching bulan depan, dan kalau bisa dengan desain awalnya juga. Aku ingin menganalisis target pemasaran. Aku harap aku tidak merepotkan." Aku menghubungi dapartemen perkembangan produk, dan kebetulan Rose yang mengangkatnya.

"Tidak perlu, kirim file saja. Terima kasih." Rose berinisiatif untuk mengantarkan berkas fisik secara langsung, tapi aku menolaknya. 

Setelah menunggu beberapa menit, file tersebut belum juga dikirim. Setelah menunggu lagi, aku memutuskan untuk menghubungi dapartemen mereka lagi, tapi Rose tiba-tiba muncul di samping meja kerjaku. 

"Ini, aku sudah mencetak semua file yang kamu perlukan." Rose meletakkan tumpukkan kertas itu di atas mejaku. 

"Oh, terima kasih. Maaf merepotkan." Dapartemen pemasaran berada di lantai tujuh, sedangkan Rose bekerja di lantai sepuluh. Cukup menghabiskan waktu hanya untuk mengantar berkas ini, padahal aku hanya membutuhkan filenya saja. Tapi apa boleh buat, Rose sudah berada di ruanganku.

Aku tersenyum sedikit, dan mengalihkan pandanganku pada berkas yang telah tersedia, sambil membolak-balikkan berkas tersebut aku terkesan dengan informasi yang kuinginkan sudah lengkap dan tersusun rapi di kertas putih itu. Namun, Rose belum juga beranjak pergi.

"Uhm, Freen.." Rose memanggil namaku dengan sedikit ragu.

"Ya?" Aku menoleh ke arah Rose yang masih berdiri sedari tadi.

"Ada apa?" Aku bertanya lagi, tampaknya Rose masih menyusun kata.

"Aku mempunyai dua tiket nonton di akhir minggu ini, dan jika kamu mau, maukah kamu menonton denganku?" Tampaknya Rose sedikit gugup saat menanyakan ini.

"Akhir minggu?" Tanyaku

"Jam delapan malam." Jawab Rose

Aku berpikir sejenak, lalu bertanya, "Genrenya apa?"

"Uhm, Romantis Komedi? Ya, itu." 

"Oh, aku tak suka genre itu. Maafkan aku, Rose." Sebenarnya aku suka dengan semua genre, aku dan Becca selalu menonton film yang romantis di sesi quality time kami. Tapi, jika harus menontonnya dengan Rose, aku tidak mau. Jadi, aku menolak ajakannya secara halus.

"Permintaan maaf tidak diterima," Rose seakan kesal dengan jawabanku, lalu dia berkata sambil tersenyum manis, "Kamu akan aku maafkan jika makan siang berdua denganku. Hari ini, bagaimana?"

"Kompensasi pengiriman berkas, huh?"

"Benar. Tidak ada yang gratis."

"Cash?"

"Tidak melayani pembayaran cash."

"Uhm.."

"Di kantin kantor atau restaurant dekat sini? Silahkan tentukan, Freen"

"Aku boleh menolak keduanya?"

"Pilih salah satu."

"Hmm? Di kantin saja."

"Baiklah, sampai jumpa nanti." Rose berjalan menjauhi meja kerjaku dengan sedikit meloncat kecil, seperti anak kecil yang ingin membeli ice cream.

Freen sudah saatnya kamu menambah teman, hati kecilku berbisik samar.

________________

"Kamu tidak suka pedas?" Rose berada di depanku, dengan makanan yang sangat banyak, dia sepertinya sama denganku, tukang makan. Tapi kali ini, aku tidak terlalu mengambil berlebihan, karena aku pikir aku harus segera kembali  secepat mungkin.

GL - Warm Heart - FreenbeckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang