Chapter X

2.3K 225 9
                                    

Third-Person POV

Tiga bulan telah berlalu, 

pembicaraan Freen pada Mike benar-benar telah berhasil, lelaki itu tidak berani menampakkan dirinya di depan Freen atau pun Becca. Selama tiga bulan ini juga, Becca tampak memberanikan diri untuk menunjukkan rasa cintanya pada Freen. Tapi menurut Becca, hubungan mereka sama seperti biasanya, tidak ada yang berubah, masih seperti dulu. Teman, sahabat, dan saudara.

Sedangkan bagi Freen, selama tiga bulan ini, banyak sekali yang berubah dalam kehidupannya. Sebelumnya dia merasa Becca yang mood swing, kadang marah dan kadang baik, tiba-tiba selalu menunjukkan sikap manis setiap waktu. Wajah jutek Becca tak pernah nampak, Becca lebih menawan dan tambah cantik dengan senyuman itu setiap harinya.

Tanpa sepengetahuan Becca, hati Freen sudah benar-benar berubah. Tidak hanya satu yang bermekaran, sekarang bunga-bunga di hati Freen hampir bermekaran semua, dan semua itu karena Becca. Freen mulai merasakan kupu-kupu yang berterbangan saat Becca memeluknya atau memegang tangannya. Wajahnya mudah memerah saat mengingat tentang Becca, hatinya berdebar kencang saat ingin menemui Becca

Freen membiarkan hatinya merasa seperti ini, karena betapa dia percaya dengan firasatnya, bahwa Becca juga menyukainya. 

Sesudah kejadian Mike, Becca tidak pernah lagi pacaran. Memang dia tidak pernah bertanya langsung tentang hubungan percintaan Becca, tapi tampaknya memang seperti itu. Tidak ada lagi panggilan mesra di pagi hari, tidak ada kabar berita bahwa dia putus di bulan pertama dan bulan kedua. Jadi Freen menyimpulkan bahwa Becca sedang single sekarang.

Freen menimbang-nimbang, apa yang harus dia lakukan. Setiap hari dia selalu bertanya pada dirinya sendiri, apakah dia siap untuk memulai hubungan baru, terutama dengan orang yang selama ini dia anggap sahabat. Jika gagal, ini benar-benar akan membuat hubungan mereka canggung. Setiap detik dia ingin mengambil kesempatan untuk mengatakan itu, namun hingga sekarang dia masih saja menundanya.

Hingga suatu saat, Freen sudah membulatkan tekadnya. Dia mendapatkan promosi naik pangkat, dan secara kebetulan akan melakukan perjalanan ke luar negeri minggu depan. Freen tidak ingin meninggalkan Becca sendiri tanpa ikatan, dia ingin menjalin hubungan dengan Becca secepatnya. Jika dia menunda kali ini, Freen berpikir Becca akan mencari lelaki lain, atau lelaki lain akan menemukan Becca.

Freen tidak ingin itu terjadi, hatinya selalu meneriakan nama Becca setiap hari. Setiap bangun tidur, orang yang ingin dia lihat pertama kali adalah Becca. Setiap pulang kerja, dia ingin langsung menanyakan kabar Becca. Hati Freen sudah dikuasi oleh Becca, Becca dan Becca.

Freen berpikiran positif, dengan sikap Becca selama ini, Becca akan menerima Freen sebagai pacarnya. 





Sekarang, Freen masih di kantor, saat makan siang nanti Freen akan bergegas menuju kantor Becca. 

Aku ingin mengungkapkannya sekarang, tapi ini sungguh tidak romantis. Freen melihat dirinya di kaca, dengan baju kantor serba hitam dia berpikir terlalu formal untuk mengungkap.

Tidak apa-apa, aku akan membeli bunga. Dia tersenyum dengan pemikiran itu, dia akan mampir dulu di toko bunga, dan membeli satu tangkai atau beberapa tangkai bunga mawar merah untuk Becca. Freen berharap Becca akan menyukainya.











"Freen,di cafe mana kita makan hari ini?" Rose selalu datang kepada Freen untuk makan siang bersama, mereka bertambah dekat dan bisa dikatakan bahwa Rose dan Freen sudah berteman. Tapi kali ini Freen harus menolaknya ajakannya.

"Maaf Rose, aku ada urusan penting. Lain kali aja ya." Rose tampak sedikit kecewa, tapi dia menerima perkataan Freen. 



















GL - Warm Heart - FreenbeckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang