Chapter VI

2K 242 9
                                    

Becca's Point Of View (POV)

.....

"Huh?"

Aku tak bisa mengatakan apa pun pada Rose, aku ingin menjawab seperti ini,

Benar, dia menyukaiku. Tapi sialnya hanya sebagai sahabat. Jika kamu tidak ingin Freen menjauhimu, jangan kasih tatapan itu pada Freen. Sebab, Freen mengidap alergi cinta. 

Apakah tidak berlebihan mengatakan bahwa Freen mengidap alergi terhadap cinta? Karena aku merasa dia memang seperti itu.

Tapi, aku tidak tega untuk mengatakan itu. Rose tampak baik, dan tatapannya benar-benar tulus. Aku juga memiliki tatapan itu, namun tatapan itu hanya aku tampakkan saat Freen tidak melihat mataku. 

Di sisi lain, aku merasa sedikit cemburu, dia bisa bersama Freen seharian, melihat Freen bekerja. Sedangkan aku, hanya bisa memiliki waktu Freen di malam hari. Meskipun tidak setiap waktu.

Mengenai posisiku sekarang, dari sepengetahuan Freen, aku bukanlah orang yang menyukai wanita. Jadi, dia merasa tak ada alasan diriku untuk menyukainya. Oleh alasan itu juga, Freen sangat nyaman denganku, karena dia tidak khawatir dengan perasaan cinta yang harus dia hadapi. 

Dengan sikapku selama ini, aku rasa sudah menyiarkan dengan jelas bahwa aku hanya berhubungan dengan lelaki dalam dunia percintaan. Dengan begitu, Freen tidak pernah merasakan bahwa sebenarnya akulah yang mencintainya dalam diam. Dari dulu.

Namun sayangnya, aku memang hanya menyukai satu wanita, yaitu Freen. Selain Freen, uhm no, thanks.

Ngomong-ngomong, selamat datang di kisah cinta yang menyedihkan. Yey.

.....

"Uhm, Rose. Aku hanya sahabatnya, tidak lebih." Setelah Yuki, akhirnya aku mengumbar fakta untuk diriku sendiri bahwa Freen tidak menyukaiku.

Rose tertawa kecil dengan ekspresi wajah yang tidak percaya, lalu dia berkata, "Maaf, bagiku itu cukup lucu," Rose mencoba kembali tenang, "Freen menjadi orang yang berbeda saat berbicara denganmu. Sebelumnya, dia berbicara dengan antusias seperti itu hanya saat 'bekerja'. You know like, presentasi, meeting, dan bertemu dengan client. Yang paling penting adalah Freen tidak pernah tersenyum seperti itu saat berbicara pada kami. Dia selalu cuek." Setelah dia mengatakan itu, tiba-tiba dia diam dan melihat tepat di mataku. Mata Rose mencoba mencari sesuatu di dalam kedua mataku, tapi secepatnya aku menghindar.

Setelah diam beberapa saat, dia seakan menemukan sesuatu, "Ah, ternyata kalian saling mencintai." Kata Rose dengan nada yang kecewa, lengkungan senyum bibirnya tidak sampai ke mata.

Mendengar kata-kata itu bola mataku hampir keluar dari tempatnya, "Rose, tolong jaga ucapanmu." Aku memperingatkan Rose yang sekarang tampak terkejut dengan responku yang berlebihan. Aku takut Freen mendengarnya.

okay.

Kami kembali ke situasi semula, canggung.

....

Freen kembali dari toilet, dia mengambil waktu cukup lama di sana. Apakah dia sakit perut?

Tampaknya dia tidak kembali melanjutkan makan siang, Freen menunggu kami dengan tenang tanpa melakukan apa pun, dia hanya duduk dan memperhatikan koki jepang itu masak dengan antusias.

Aku masih melahap salmon dan sayuran pelengkap. Salmon ini sangat enak dicampur dengan saus khas jepang, sedikit asam dan pedas. Saat aku fokus mengunyah salmon, ibu jari Freen mengusap sesuatu di pinggir bibirku. Aku terdiam, dan menoleh ke arah Freen. Alisku sedikit terangkat, karena terkejut dengan ulahnya kali ini.

GL - Warm Heart - FreenbeckyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang