05

1.8K 120 0
                                    

"Kayaknya bahagia banget nih," sindir Jeno sambil melirik Haechan yang tengah bersenandung di kursi penumpang yang ada di sampingnya.

"Gak usah kepo atau banyak bicara. Mending lo benerin nyetirnya. Gue gak mau mati muda gara-gara kecelakaan sama lo," malas Haechan.

Jeno mendengkus, lalu berdeham malas.

"Besok-besok, lo gak usah jemput gue ya. Gue mau ngampus sendiri aja," peringat Haechan.

"Kenapa?" tanya Jeno tanpa melirik Haechan.

"Gak ada alasan juga, sih," jawab Haechan.

"Tapi, kalau mau jawaban jujur, gue ngerasa risih kalau kita jadi bahan gosipan anak-anak kampus. Mereka nganggep kita pacaran lah. Nganggep kita inilah itulah. Risih. Apalagi, lo punya banyak fans cewek," jelas Haechan.

"Intinya, lo risih dekat sama gue?" tanya Jeno menyimpulkan.

"Not like that. Cuma gak enak aja, apalagi sama Nana. Lo tiap hari anter jemput gue di depan Nana. Gak enak banget. Takut tuh anak mikir macam-macam tentang kita, soalnya kita akrab banget," jelas Haechan.

Jeno tersenyum tipis.

"Ya udah, sorry kalau tiap hari gue ngejemput lo mulu tanpa sepengetahuan lo," ucap Jeno.

"Hum ... Mana udah terlanjur bilang sama Mark lagi," gumam Haechan.

"Bilang apa sama Mark?" tanya Jeno tanpa rasa ragu karena tak sengaja mendengarkan gumaman Haechan.

"Lo dengar?!" kaget Haechan.

"Hum..."

"Gue bilang sama Mark kalau gue ke kampus sendiri. Gak ketebak banget kalau lo dateng jemput gue," jawab Haechan.

"Emang Mark nanya sama lo, lo ke kampus bareng siapa?" tanya Jeno serius.

Haechan menggelengkan kepalanya.

"Nggak ada nanya juga, sih. Inisiatif sendiri aja," jawab Haechan sambil menyengir lebar.

"..."

"Tadi pagi gue bad mood parah, Jen."

"..."

"Jen! Kenapa gak nanya, sih?!"

"Lo bad mood kenapa?"

"Gak akh! Udah ngambek gue! Lo gak ada inisiatif buat nanya!"

"Chan?"

"Nana bikin mood down banget!"

Jeno menghela napas panjang. Ini bukan kali pertama Haechan curhat padanya tentang perdebatannya dengan Jaemin.

"Hah ... Kenapa lagi sama anak itu?" tanya Jeno jengah.

"Dia sombong banget sama gue, nebar-nebar keakraban dia sama Mark!" sinis Haechan.

"Gak usah diladeni. Tuh bocah satu emang gitu perawakannya," jawab Jeno menenangkan.

"Tapi bikin kesal!" keluh Haechan.

"Gak usah dipikirin, bikin beban pikiran," peringat Jeno.

"Ish! Gak peka banget sih lo, Jen!" kesal Haechan.

"Bukan gak peka, Chan. Gue ngingetin aja. Astaga!" kesal Jeno.

"Sok dewasa," gumam Haechan malas.

Jeno mendengkus malas, lalu memutar kedua bola matanya dengan jengah.

Tak lama perjalanan mereka, akhirnya mereka berdua sampai di universitas.

Dengan segera Haechan turun dari mobil, lalu tak lama Jeno juga melakukan hal yang sama.

Lost Contact | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang