32

1.6K 102 0
                                    

Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Mark beberapa waktu yang lalu, kalau dia ingin kembali ke Indonesia dan berdamai dengan kedua orang tuanya. Haechan bahkan ikut serta bersama sang kekasih, yang pastinya dia ikut karena juga ingin bertemu dengan kedua orang tuanya.

Rose menangis saat melihat kehadiran Mark di sana, ditambah lagi Haechan yang juga ikut serta di sana.

"Mama gak nyangka kalau kamu bakalan kembali ke Indonesia, Mark. Mama senang banget karena kamu ingat untuk kembali ke rumah, Mark! Hiks!"

Rose memeluk anak sulungnya itu dengan begitu erat agar rasa rindunya yang sudah puluhan tahun itu terbayarkan.

Mark mengangkat tangannya dan berniat untuk membalas pelukan sang ibu, tetapi saat tangannya sudah hampir sampai pada pinggang wanita yang melahirkannya itu, Mark menghentikan gerakan tangannya.

Kedua mata tajamnya bersitatap dengan kedua mata bulat milik Haechan. Haechan tersenyum kecil sambil menganggukkan kepalanya dengan pelan sebagai jawaban.

Mark tersenyum tipis dan mulai membalas pelukan Rose. Pelukan sang ibu yang begitu hangat. Begitu lama dia tak merasakannya.

Mark meneteskan air matanya dengan mata yang terpejam, membuat Haechan ikut menangis karena merasa terharu dengan sepasang ibu dan anak itu.

Pelukan itu terjalin sekitar beberapa menit, lalu setelahnya Rose melepaskan pelukannya dan mencium kening Mark dengan penuh kasih sayang.

Rose beralih untuk menatap ke arah Haechan, lalu dia tersenyum kecil pada calon menantunya itu.

"Ayo kita makan malam bersama. Nggak lama lagi Papa Mark bakalan pulang dari kantor," ajak Rose.

Haechan tersenyum kecil dengan kepala yang mengangguk lucu.

Mereka bertiga sekarang tengah duduk manis di kursi yang tersedia di samping meja makan. Tak lama, Jaehyun datang dan membuat Haechan maupun Mark langsung merasa canggung akan kedatangan kepala keluarga itu.

Rose tersenyum cerah ke arah sang suami. Sebuah senyuman yang tak pernah Jaehyun lihat semenjak kepergian anak sulung mereka dari rumah.

Jaehyun bahkan tak percaya kalau anak sulungnya yang dia anggap pembangkang kini berada di dalam rumahnya bersama dengan sosok manis yang dia tahu adalah penyebab si sulung punya trauma.

Haechan yang memang bisa akrab dengan orang lain dengan cepat, langsung saja dia bisa akrab dengan Jaehyun. Berbeda dengan pemuda beralis camar yang ada di sampingnya. Mark malah tampak terlihat kaku dan canggung, bahkan dia tak pernah angkat suara di depan kedua orang tuanya.

Meskipun Rose berusaha untuk mencairkan suasana, tetap saja pemuda kelahiran Toronto itu terlihat canggung dan hanya menjawab seadanya saja. Jaehyun sepertinya tak ambil pusing akan hal tersebut, terbukti dengan dia yang tak pusing melihat kecanggunan anaknya sendiri.

Makan malam itu berlangsung dengan begitu khidmat, lalu Mark permisi ke kamar bersama Haechan.

Untung saja Rose selalu membersihkan kamar sang putra, walaupun dia tahu kalau putranya itu akan jarang datang ke Indonesia untuk bertemu dengannya.

"Mama nggak mau dengar kalau kalian ngelakuin hal itu sebelum menikah ya!" peringat Rose.

Wajah Haechan langsung bersemu merah saat mendengarkan apa yang baru saja dikatakan oleh Rose, sedangkan Mark hanya tersenyum menyeringai menanggapi perkataan sang ibu.

"Jangan senyum kayak gitu, Mark. Kamu kelihatan mesumnya kalau senyum kayak gitu!" kesal Haechan.

Mark melirik Haechan sekilas.

"Honeymoon di Indonesia kayaknya not bad," ucap Mark serak tepat pada cuping telinga kanan Haechan.

- 🏛️🏛️🏛️ -

Lost Contact | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang