36

1.3K 76 0
                                    

📍 Graziano Resto, 20:12 -

"Maaf kalau tiba-tiba Mark kasih info kalau kita makan malam besar bersama di restoran ini."

Mark menarik nafas dalam-dalam untuk mengumpulkan tekadnya.

"Mark berkeinginan mengundang kalian semua, baik itu keluarga besar Mark sendiri atau keluarga besar Haechan. Itu karena Mark punya satu alasan yang cukup kuat buat undang kalian semua datang ke makan malam ini."

"Mark tahu kalau Mark masih punya banyak kekurangan dan pastinya tak luput dari kesalahan. Mark hari ini dan malam ini bertekad untuk melamar Haechan."

"Mark mau memperjelas hubungan kami ke jenjang yang lebih serius lagi. Maaf kalau ini terdengar cepat dan tiba-tiba. Tapi, Mark udah meyakinkan diri dengan tekad yang bulat."

"Jadi, Mark meminta restu pada kalian semua. Baik itu dari keluarga Mark sendiri atau dari keluarga Haechan sendiri."

"Mark benar-benar serius mau lamar Haechan buat bangun rumah tangga bareng Haechan. Mark bakalan berusaha untuk selalu bahagiain Haechan bersama anak-anak kelak."

Mark berbicara dengan begitu serius, bahkan makanan yang ada di hadapannya belum dia sentuh sama sekali.

Haechan yang tadinya menikmati makan malam bersama seluruh orang yang ada di sana, langsung saja kaget dan merona.

Dia menatap Mark dengan tatapan tak percaya. Wajahnya bersemu merah saat tahu kalau Mark melamarnya di depan seluruh keluarga besar mereka.

"Jadi, lo suka sama Abang gue?!" tanya Jaemin kesal.

"Padahal dari dulu gue yang suka sama lo loh, Mark. Kenapa malah nyantol sama Abang gue?! Apa kata dunia?!" tanya Jaemin dramatis.

"Jaem," Jeno memperingati.

Jaemin menggeleng cepat.

"Nggak, Jen. Gue bingung aja, Njir! Secara dulu yang dekat sama Mark itu gue. Yang sering kontekan sama Mark itu gue. Yang sering teleponan sama Mark itu gue. Sekarang?! Kok bisa Bang Haechan yang mau dilamar sama Mark?!" jelas Jaemin tak menyangka.

Jeno menghela napas panjang, lalu membekap mulut Jaemin. Jaemin memberontak, lalu Jeno dengan kesal melepaskan bekapannya.

"Ish!"

Jaemin mengerucutkan bibirnya.

"Udah. Diem. Ini Bang Mark udah natap kita tajam banget," peringat Jeno.

Jaemin mendengkus, lalu menikmati makan malamnya dengan kesal.

Chitta hanya bisa menggeleng saat melihat tingkah anak bungsunya itu.

"Jadi, kamu beneran mau lamar anak Om?" tanya Johnny.

Mark mengangguk cepat.

"Mama sama Papa juga udah ngasih restu, Om. Mark sisa minta restu kedua orang tua Haechan. Begitupun dengan Jaemin," jelas Mark.

Haechan menunduk lantaran merasa malu pada semua orang yang ada di sana. Dia malu, sampai-sampai wajahnya memerah bak tomat matang.

"Bahkan sebelum kalian kenal, maksudnya saat di dalam kandungan. Kami udah jodohin kalian. Itu kesepakatan kami."

"Bukan cuma Mark sama Haechan. Tapi, Jaemin sama Jeno juga. Kalian emang jadi penghubung dan pondasi kuat persahabatan kami."

"Jadi, kalau salah satu diantara kalian ada masalah atau ngelakuin hal yang buruk. Pondasi hubungan keluarga kita langsung renggang."

"Kamu serius mau menikah sama anak, Om? Sudah siap menanggung banyak beban?" tanya Johnny.

Mark mengangguk semangat sebagai jawaban.

Johnny, Jaehyun, Rose dan Chitta saling memandang satu sama lain. Mereka tersenyum, lalu mengangguk sebagai jawaban.

Hal yang sudah lama mereka tunggu akhirnya tercapai.

Haechan memeluk Mark sambil menangis haru di pelukan pemuda beralis camar itu.

"Terima kasih..." lirih si manis.

- 🏛️🏛️🏛️ -

Lost Contact | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang