23

1.5K 123 10
                                    

📍AMERIKA, 02:15 PM

Mark terus menarik Haechan entah kemana tanpa batas, sedangkan Haechan yang di tarik hanya bisa tercengang sambil mengontrol detakan jantungnya yang begitu kencang.

“Kita mau kemana, Mark?” tanya Haechan lembut.

Mark tidak peduli dengan Haechan dan lebih memilih untuk tetap menarik pemuda itu. Haechan lebih memilih untuk mengatupkan bibirnya daripada memberikan Mark pertanyaan lagi.

Kini Mark dan Haechan sudah berada di sebuah street yang lumayan jauh dari Harvard. Haechan langsung tersentak kaget saat menyadari jikalau dia dan Mark sudah jalan menjauhi Harvard dengan jarak yang terbilang jauh.

“Woah! Gak kerasa kalau kita udah jauh banget dari Harvard!” seru Haechan dengan nada kagum pada dirinya sendiri.

Sekali lagi Mark tidak menggubris Haechan, tetapi masih tetap setia menautkan jarinya dengan jari Haechan.

“Gak kerasa perjalanan jauh karena aku jalan sama kamu, Mark,” ucap Haechan lembut lalu tersenyum lebar.

Mark yang mendengar itu hanya bisa mengulaskan senyuman tipis pada bibirnya. Tangan Mark tiba-tiba tergerak melambai untuk menghentikan sebuah taxi. Haechan yang melihat itu hanya bisa pasrah dan terdiam karena tak tahu Mark ingin membawanya kemana.

Mark menarik Haechan dengan lembut untuk masuk ke dalam taxi bersamanya. Haechan yang sudah begitu bucin dengan Mark akhirnya masih tetap patuh untuk terus mengikuti Mark.

“Kita mau kemana?” tanya Haechan penasaran.

Mark tak menjawab. Tiba-tiba saja Mark menyandarkan kepalanya pada pundak Haechan dan sontak membuat Haechan tersentak kaget atas perlakuan Mark.

“Bangunin gue kalau taxi-nya udah berhenti,” ucap Mark dengan nada datarnya, lalu melepaskan genggamannya pada jari Haechan, lalu beralih untuk memeluk pinggang Haechan.

Haechan langsung menahan nafasnya saat posisi Mark seperti itu. Haechan sumpah serapah pada dirinya sendiri karena tidak bisa mengontrol ritme detakan jantungnya saat ini.

“Se ... Sebenarnya kita mau kemana?” tanya Haechan gugup.

“...”

Mark tidak menjawab pertanyaan Haechan karena dirinya sudah larut dalam mimpinya.

Haechan langsung membuang nafas panjang saat sadar jikalau Mark sudah tertidur pulas. Sorot mata Haechan langsung mengarah pada sang supir taxi.

“Pak, saya gak tahu kalau saya sama Mark sama-sama mau kemana,” ucap Haechan.

Supir taxi tersenyum.

“Pacar anda sudah bilang, tujuan kalian dari awal sebelum menggunakan jasa saya,” ucap supir taxi sambil tersenyum lembut.

“Jadi, ini sudah direncanakan?” tanya Haechan dalam hatinya.

Sorot mata Haechan menatap wajah tenang Mark, sang lelaki pujaannya yang kini sedang tertidur lelap di pundaknya. Tiba-tiba saja Haechan mengingat perkataan ibu Mark beberapa bulan yang lalu saat mereka berdua bertemu di swiss.

“Mark sangat sayang sama kamu, karena setiap Mark tidur beberapa menit pasti dia ngigau nama kamu."

“Haechan...”

Haechan kaget dengan membulatkan matanya saat baru saja mendengarkan Mark menyebutkan namanya.

“Sepertinya pacar anda sangat sayang kepada anda, Nona,” ucap sang supir taxi.

Lost Contact | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang