14

1.4K 106 7
                                    

Jam dua belas siang berhasil membuat suasana di Swiss jadi lebih panas. Cahaya matahari yang bersinar terang dilangit siang berhasil masuk menyusup ke dalam celah-celah kamar milik Haechan.

Haechan menarik selimut berwarna merah muda yang dia kenakan itu untuk menutup seluruh tubuhnya. Mulai dari ujung kaki hingga kepalanya tanpa ada celah sedikitpun.

Tetapi seperti sihir, cahaya sinar matahari yang panas itu berhasil membuat Haechan terbangun dan terduduk dengan wajah yang berekspresi kesal.

“Aishhh ... Kenapa Swiss sepanas ini, sih?! Padahal gue mau tidur sepuasnya karena kelelahan belajar malam tadi!” seru Haechan dengan kesal sambil mengacak kasar rambutnya.

Ya, malam tadi Haechan belajar dengan giat hingga jam dua dini hari.

Kini mau tidak mau, Haechan memecahkan langkah kakinya pada lantai kamarnya. Lalu Haechan perlahan berjalan masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamarnya. Hingga tak butuh beberapa menit, Haechan keluar dari kamar mandi karena selesai melakukan dua ritual paginya, yaitu membasuh wajahnya dan juga menggosok gigi.

Kini Haechan tampak lebih segar daripada beberapa menit sebelumnya. Haechan berjalan lalu duduk di atas kasurnya dan mengambil ponselnya yang berada di atas nakas.

“Hari ini kegiatan gu apa aja, sih?” Haechan bergumam kecil pada dirinya sendiri sambil men-scroll aplikasi Instagram yang ada di ponselnya.

Haechan perlahan membuka ruang obrolan DM Instagram nya dan menekan roomchatnya dengan @Mrkl. Ya, Haechan ingin mengirimkan pesan pada Mark.

Kini Haechan mengetikkan pesannya untuk Mark sambil tersenyum lembut.

“Selamat pagi Markkk! Jangan lupa makan biar aktifitas Mark gak kehambat.”

Ya, seperti itulah pesan yang dikirimkan Haechan setiap harinya untuk Mark.

“Tugas pertama buat ucapin selamat pagi buat calon suami udah selesai!" seru Haechan dengan nada senang.

“Sekarang waktunya sarapan pagi, walaupun udah jam dua belas siang sih,” gumam Haechan senang.


Kini Haechan berjalan turun dari lantai dua apartemennya. Haechan berjalan ke arah dapur, tetapi baru beberapa langkah Haechan berjalan, langkahnya seketika berhenti saat melihat dua orang yang sangat dia kenal sedang beradu ciuman panas di depan kulkas. Lee Jaemin dan juga Lee Jeno.

Haechan menutup mulutnya dengan erat sambil menatap asupan pagi dari adiknya dan juga temannya itu.

Ck! Di depan gue sering banget bertengkat tengkar gak jelas. Pas dibelakang, buat zina mulu,” batin Haechan geli dalam hatinya.

“Bagus gue naik ke atas daripada ngeganggu mereka berdua,” batin Haechan lagi dalam hatinya, lalu berjalan mengendap-endap naik ke lantai dua.

“Ck! Gila lo!” seru Jeno kesal Pada Jaemin.

“Lo yang gila! Udah tahu kalau Ice cream coklat itu punya gue, dan lo enak-enaknya makan sampai habis!” seru Jaemin dengan kesal sambil menatap tajam ke arah Jeno.

“Tapi gue udah bilang sama lo, kalau gue bakalan ganti Ice cream lo! Dan lo malah cium bibir gue!” kesal Jeno sambil menghapus kasar bibirnya.

“Najis gue ciuman sama bocah tengik kayak lo!” ucap Jeno saat selesai menghapus bekas ciuman Jaemin.

“Eh Asu! Gue gak cium lo kalau lo gak makan Ice cream gue ya!” sinis Jaemin.

Lost Contact | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang