4

611 87 4
                                    

"Candra,bisa papa bicara sebentar "

"Bisa Pa, mau bicara apa "

"Ayo ke ruang tengah aja sayang " Jhonatan, Papa Candara merangkul putri semata wayangnya menuju ruang keluarga disusul oleh sang istri yang membawa piring isi cemilan ditangannya untuk diletakan dimeja.

"Jadi gini Can.... Papa sama mama udah memutuskan untuk menjodohkan kamu sama temen papa, namanya Jeffry. Dia pengusaha sukses, ganteng dan yang jelas dia udah suka sama anak papa ini sejak kita makan malam satu tahun yang lalu, jadi gimana? Kamu pasti mau kan".

Candara terdiam, otaknya bekerja memproses satu persatu perkataan papanya kemudian tertawa pelan, lebih tertawa kearah tidak percaya dengan ucapan sang papa.

" Pa,Serius? PA ini udah bukan jaman jodoh jodohin anak kali pa, aku punya pilihan sendiri, aku punya jalan sendiri. Maaf pa untuk yang pertama kalinya Candra gak bisa nurutin kemauan papa "

Taukan apa yang terjadi setelah jawaban yang keluar dari mulut Candara? Ya keributan antara sang Ayah dan Anak pun tak bisa dihindari, dua duanya memang bisa dibilang keras kepala. Jhonatan marah karena untuk pertama kalinya sang putri membantahnya , sedangkan Candara tetap kekeuh akan pendiriannya, tidak mau dijodohkan. Candara pun memilih untuk pergi dari rumah setelah bersitegang dengan papanya, tujuanya cuma satu bertemu Jeno.

*****

"Gue bakal ceritain semuanya kekalian tapi nanti! Gue mau bawa pergi bu Can dulu"

Jadi itu alasanya Candara nangis kejer sambil bilang sama Jeno suruh bawa pergi dia, Can gak mau dijodohin sama kenalan papanya. Jeno berjalan menghapiri Candara yang masih sesegukan lalu menarik wanita itu menuju motornya meninggalkan teman temanya yang otaknya penuh akan tanda tanya.

"Gue gak percaya anjir! Pantesan aja Jeno ngamuk kalau gue godain Bu Can, sekarang gue juga tau alasan tu bocah ngambek sama gue kemarin waktu ngevidioin Eric sama Bu Can, ternyata oh ternyata!! " Naren berkata masih dengan tampang blengnya.

"Syok parah gue asu! Kok Bu Can mau ya sama Jeno? " Nih Mahesa mulai deh kebiasaanya ngejulid in orang.

"Udahlah man teman mending kita kukut aja dagangannya terus mandi siap siap menginterogasi Jeno, sambil tanya dapet semar mesem dari mana kok Bu Can bisa kepincut gitu sama dia wkwkwk"

"Ih enggak ya anjing!sodara gue itu emang ganteng, gak perlu semar mesem dia senyum aja cewek auto klepek klepek juga sama dia "Ya gini Mahesa, gak terima kalau ada yang ngehina Jeno tapi dirinya sendiri tadi mempertanyakan kok Candara mau sama Jeno.

Sementara itu, saat ini Jeno sedang membawa Can jalan jalan pakek motornya, cuma keliling keliling aja sih niat Jeno mau bikin mood Candara balik lagi, Candara juga peluk Jeno erat banget dari belakang terus tidurin kepalanya dipunggung Jeno.

"Kenapa tadi nangis Can? Ada masalah? Mau cerita? " Ini ceritanya mereka udah berhenti, mampir dipinggir jalan beli jagung bakar terus duduk dikursi yang disediain pedagangnya sambil nunggu jagung bakarnya mateng.

Can nggak ngejawab tapi malah gelengin kepalanya, Jeno juga yang gak mau maksa buat cerita jadi yaudah Jeno gak tanya tanya lagi setelah itu.

"Jenoo"

"Yaa sayang "

"Kamu sayang gak sama aku "

"Sayang la"

"Kamu mau gak nikah sama aku "

"Ya mau lah! Itu kan cita cita aku bu Can~" Batin Jeno.

Guruku,PacarkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang