"Udah tau gue jualan pentol, masih ditanya lulus mau kerja di perusahaan mana, emang gue cowo apaan?! " Masih dengan edisi sang mantan yang membeli pentol nya, Rilpan uring uringan gak jelas sampai teman temanya sakit perut karena tidak bisa berhenti tertawa.
"Makanya Kalau kamu gak bahagia- eh, maksudnya kalau kamu gak dapet kebahagiaan dari dia jangan menuntut bahagia mu dengan orang lain, eaaa itulah motivasi Naren hari ini "
"Motivasi tai na, hari - hari motivasi aja kerjaan lu "
"Dari pada temen kita yang satu nih, kerjaanya galau mulu tiap hari, mending kita kita jomblo ya gak sih??sejahtera bgt hidupnya " Naren ceritanya lagi nyindir Jeno yang lagi ngegalauin Candara.
Muak digodain temen temenya Jeno memilih pergi dengan motornya. Dijalan udah gak terkendali Jeno,yang bisanya cuma jalan 80 an sekarang speedometer nya sampai jarum angka 120,orang kalau emosi bawa motor emang kebanyakan ngebut, apalagi dijalan ingatan Jeno tadi siang ngeliat Candara sama cowok keulang lagi.
Sampai akhirnya kecelakaan pun gak bisa dihindari, karena ngebut ditikungan dan ada mobil parkir disitu, Jeno yang kaget langsung banting setir nya sampai dia terpental ketengah jalan.
Jeno ditolong warga yang ada di lokasi itu, dia dibawa kepinggiran jalan terus dibuka helmnya karena sempat tak sadarkan diri, Jeno gak papa kok cuma hidungnya aja ke luar darah sama buset buset juga dilutut sama lengannya, sekarang juga udah duduk orangnya walupun masih diem efek kegetnya mungkin.
Gak berapa lama kemudian Candara dateng, dia orang pertama yang dihubungi sama warga setempat, soalnya karena kontak nya ada dipaling teratas.
"Jeno! "
Candara langsung peluk Jeno yang terduduk, hidung nya Jeno yang keluar darah juga dilap lap Candara pekek lengannya sambil nangis.
"Jeno! Aku kan udah bilang kalau bawa motor tu pelan pelan gak usah kebut kebutan jadi jatuh gini kan kamu! "
Jeno memilih diam, mau dibawa Can kerumah sakit anaknya juga gak mau sampai akhirnya Can memutuskan buat membawa Jeno ke kosnya. Iya Can emang ngekos waktu kuliah sampek sekarang masih ditempati kadang, soalnya jangka waktunya masih ada sekitar 6 bulanan.
Oya motornya Jeno dibawa sama warga sekitar kebengkel terdekat sedangkan Can bawa Jeno menggunakan taksi.
Sampai kosannya Can, Jeno dibawa duduk diruang tamu sedangkan Can kebelakang buat bikini Jeno teh anget sama ngambil air antiseptik buat ngobatin luka Jeno, selama Can ngobatin, Jeno diem aja bahkan menatap Candara aja dia kaya gak mau.
"Kerumah sakit ya Jeno jangan bandel, mungkin sekarang gak kerasa sakitnya tapi nanti malem baru kerasa sakitnya"
"Aku ngeliat kamu tadi sama cowok lain "
"Jen- "
"Dia siapa Can? Aku berusaha buat berfikir positif tapi aku gak bisa, aku cemburu! "
Candara menghela nafasnya berat, ia kemudian menceritakan semuanya pada Jeno apa yang sebenarnya terjadi, Can bahkan menceritakan kalau ia sempat bertengkar hebat dengan papanya karena menolak perjodohannya.
Selesai bercerita Jeno menarik Candara untuk masuk kedalam pelukannya, tak lagi memperdulikan rasa sakit ditubuhnya ia hanya ingin memeluk sang kekasih untuk saat ini.
"Kamu tenang aja sayang, aku bakal berjuang kok buat kamu. Aku bakalan ketemu sama papa kamu, aku bakal minta waktu supaya aku bisa mapan dan pantes bersanding sama kamu. Sayang ~kamu mau kan bersabar sama aku "
Candara tersenyum, ia semakin mempererat pelukanya pada pinggang Jeno. Ia selalu bangga pada Jeno,mau dikasih Pria tampan dan sekaya apapun tidak ada yang bisa membuat Candara sejatuh hati ini pada sosok Jeno.
"Kamu belum mandi ya sayang? bau acem! "Jeno melepas pelukannya lalu menatap wajah Candara sambil memasang ekspersi seolah menutupi lubang hidungnya dengan menggunakan bibir. Sebenarnya gak bau kok, Jeno cuma iseng aja biar suasananya gak mellow mellow.
" Iya jelas lah aku belum mandi! kamu gak tau apa sepanik apa aku pas dapet telfon kamu kecelakaan. Jantung aku nih Jen, rasanya mau loncat keluar tau gak?! "
"Ya maaf sayang, sekarang kamu mandi gih aku tunggu disini terus habis itu aku anter kamu pulang "
"Emang kamu bisa bawa motor dengan kondisi kamu kaya gini? Gak! Aku bisa nginep dikos aja malam ini, kamu aku telfon nin Mahes aja biar jemput kamu kesini"
"Bisa sayang aku nih cowok kuat ya, jatuh gitu doang mah gak ngaruh. Lagian cuma lecet dikit kok lukanya, udah kamu obatin juga"
Akhirnya setalah perdebatan panjang Candara memutuskan buat mandi dulu. Yang biasanya cuma mandi 15 menit Entah mengapa sudah sampai 30 menit cewek itu gak keluar keluar dari kamar mandi, sampai Jeno harus mengetuk pintu kamar mandi berkali kali karena takut terjadi apa apa sama Candara.
"Can"
"Candara "
"Jangan lama lama kamu mandinya sayang, kedinginan nanti kamu "
"Iya Jeno ini udah selesai, kamu tunggu aja dikamar "
Jeno pun tanpa berfikir panjang berjalan menuju kamar Candara, ia tak tahu saja apa yang membuat wanita itu lama berada didalam kamar mandi. Ini memang gila! tapi Candara tiba tiba kepikiran hal ini yang akan membuat ia tetap bersama Jeno.
Jeno yang sedang rebahan di kasur Can langsung mendudukan dirinya ketika mendengar suara pintu yang terbuka lalu kembali tertutup. Lebih terkejut lagi Jeno melihat Can yang masuk kedalam kamar hanya dengan handuk yang membungkus tubuh berisinya.
"B-bu Can mau ganti ya, aku keluar dulu ya "
Baru saja berdiri untuk keluar dari kamar, Candara lebih dulu berjalan cepat menghampiri Jeno lalu mendorong tubuh lelaki itu hingga kembali terduduk, dan dengan gilanya Candara membuka handuknya hingga kini ia benar benar telanjang didepan Jeno.
Jeno dengan cepat menutup matanya, sungguh adegan apa ini? Candara benar benar sudah gila.
"Pakai handuk kamu lagi sayang, terus kamu ganti baju biar aku tunggu diluar " Jeno masih berusaha tenang dan masih setia memejamkan matanya. Sungguh dia tak ingin melakukan hal itu pada Candara tapi ia juga takut kelepasan untuk saat ini.
"Kamu sayang gak sama aku Jeno? "
"Jeno sayang, sayang banget Candara! Dan aku masih waras Sayang, pakai handuk kamu! "
"Kalau kamu sayang buktiin Jeno "
"Gak gini caranya bu Candara"
Candara gak peduli ia lantas duduk dipangkuan Jeno seraya menggigit telinga Jeno dengan pelan.
"Berarti kamu gak sayang sama aku Jeno " Jeno membuka matanya, ia ingin mengatakan bahwa justru aku sayang sama kamu can makanya aku gak mau ngelakuin ini tapi ketika ia membuka matanya malah melihat tatapan Candara yang sendu menatap nya dan ya... Kedua benda kenyal dan manis langsung bersentuhan.
Bruk
Candara tertidur terlentang dan Jeno menaiki tubuh Can.
"Kamu mau bukti sayang? Baik aku buktiin"