21. Tawuran

1.5K 73 0
                                    

"Lo kayaknya udah nggak sabar banget ya, mau tawuran?"

Celetukan dari teman se-gengnya tak Hardin pedulikan. Ia terus memukuli samsak tinju itu dengan brutal, terlihat dari pancaran wajahnya, dia benar-benar emosi.

"Tuh bocah kenapa, sih?"

Tanya cowok yang rambutnya selalu di kuncir, namanya Adya.

"Nggak tau gue, tuh bocah datang ke sini udah marah-marah. Kayak cewek lagi PMS aja!"balas temannya yang rambutnya seperti bentukan brokoli, kalau kata Raffelo, rambut Arhan itu seperti sarang tawon.

"Aargghhh..."Hardin terus memukuli samsak tersebut berulang kali dengan brutal, emosinya benar-benar berada diatas puncak sekarang.

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

"Aargghhh, anjing!"umpat Hardin.

Adya buru-buru berdiri dan berjalan mendekat kearah Hardin."Lo kenapa sih? Kalo ada masalah, cerita sama gue."

Hardin menggeleng lemah."Gue nggak papa,"balasnya.

Adya kesal mendengarnya.

Hardin terduduk. Ia mengelap keringat yang membasahi dahi dan wajahnya, merambat ke leher dan ke kedalam pakaiannya. Nafasnya terengah-engah, ia menatap ke sekeliling.

Hardin sekarang berada di markasnya ditemani dua sahabatnya. Tempatnya lumayan luas, di markas ini terdapat dapur, kulkas mini dan juga di pojok ada sofa panjang di pakai untuk tidur atau beristirahat juga bisa.

Banyak samsak tinju rusak yang tergantung sembarangan. Banyak juga botol alkohol yang sudah tidak ada isinya berceceran dimana-mana. Tak lupa banyak asap rokok dan puntung rokok bertebaran dimana-mana.

"Lo mau?"Arhan menawari Hardin rokok. Hardin lantas menggelengkan kepalanya, ia sedang tidak ingin menghisap benda nikotin itu.

"Tumben?"Arhan mengernyitkan dahinya bingung, setiap ia menawari Hardin rokok, cowok itu langsung ngambil.

Semenjak Lele memergoki adanya beberapa bungkus rokok di dalam tasnya, ia langsung mendapat ceramah panjang kali lebar oleh cowok manis berkedok ukhti eh ralat akhi.

Hardin mau tak mau harus berhenti merokok. Karena Lele pernah bilang kalau Raffelo itu, tidak suka cowok perokok.

Hardin membuang napas panjang. Ia mengacak rambutnya dengan kasar.

"Gue minta deh."Hardin mengambil sepuntung rokok dan menyalakannya, ia menghisap rokok itu dan menghembuskan asap.

"Gue kira lo udah berhenti ngerokok."

Hardin terkekeh."Nggak lah,"

"Lo jangan keseringan ngerokok, Han."ujar Adya.

"Lo nggak kasian sama paru-paru lo?"
lanjut Adya, ia duduk ditengah-tengah Hardin dan Arhan.

"Tenang, paru-paru gue tuh premium Adya."balas Arhan.

Adya mendelik sinis."Kena kanker paru-paru beneran, tau rasa!"

"Heh! Lo jangan doain gitu lah."

"Bodo amat."Adya memutar bola mata malas.

"Hardin, gue bawain sesuatu nih buat lo!"

Hardin sontak menolehkan kepalanya kearah teman-temannya yang baru datang. Ia mengerutkan dahi heran, melihat salah satu temannya menggendong seseorang di pundaknya.

XANDER || BADBOY [BXB] END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang