01

103K 5.1K 253
                                    

Hai.. Hui.. Hei...
Muhehehe..
Flo kembali dengan cerita ala2 sinetron lagi 🤭
Jadi jangan bingung atau aneh kok ceritanya kayak sinetron banget, ya emang gitu konsepnya 🤣
Okeyyy.. selamat membaca ~ 😘

.
.

Namanya Geondra Zielas, akrab di sapa Geon. Saat ini Geon berusia 20 tahun dan baru saja diterima bekerja di sebuah rumah makan ayam geprek.

Hari-hari Geon harus berhadapan dengan para ayam goreng yang harus dia geprek dan tak ketinggalan cabe-cabe pedas yang menyengat mata.

Semua ini terasa melelahkan tapi dia harus berjuang karena dia adalah tulang punggung keluarga.

Seperti hari ini, nasib sial turun pada Geon. Seorang pelanggan komplain terkait ayam geprek yang Geon buat.

"Apa ini ?! Kenapa cabainya tidak hancur ?! Aku tidak bisa makan cabai bulat seperti ini ! Ganti... Ganti !"

"Maaf, kalau mengganti pesanan berarti harus bayar 2x" jelas pelayan yang mengantar makanannya pada wanita dengan tubuh tambunnya ini.

"Lah! Kenapa begitu.. saya ini protes terkait tidak profesionalnya pergeprek kan disini.. cabai itu harus hancur ! Mana yang buat ! Mana orangnya ?!"

Akhirnya Geon keluar menemui wanita ini.
"Iya, saya yang buat" ujar Geon.

"Oh jadi kamu.. heh! Saya sudah lama jadi pelanggan disini, kamu pasti anak baru kan ! Kerja tidak becus.. " dan banyak lagi lontaran kasar yang wanita ini berikan pada Geon bahkan sudah menghina rumah makan tempat Geon bekerja.

Karena terlalu kesal dan tidak bisa menahan diri lagi, Geon pergi ke dapur. Dia mengambil sepotong ayam, memasukkan cabai ke dalam mangkok lalu membawa cobek ukuran besar.

Geon membawa semua bahan itu lalu menaruhnya di atas meja wanita yang komplain tadi.
"Nih! Buat sendiri.. ahli dari segala ahli pergeprek ayam! Aku berhenti ! Memang anying ! F*ck!" Geon memberi wanita ini jari tengah lalu melepas apronnya.

Tanpa berpamitan pada pemilik tempat, Geon langsung berlenggang pergi. Semua orang termasuk wanita tadi terdiam melihat tingkah Geon, untuk sesaat Geon merasa bangga sudah berhasil membela diri tapi di tengah perjalanan pulang dia langsung menatap langit.

"Memang gila.. habis ini mau kerja apa ? Ya ampun, memang aku gila!" Geon kesal pada dirinya sendiri, di tengah kepusingan yang Geon alami dia bisa mendengar suara anjing dari gang sebelah.

"Ah, anjingnya berisik sekali.. memang apa yang dia gonggong ?" Geon mengintip dari jarak yang lumayan jauh.

Mata Geon membulat saat melihat dua anak kecil saling berpelukan dengan wajah takut terlebih anjing itu punya tubuh lebih besar dari mereka berdua.

"Ya Tuhan! Kemana orang tuanya !! Heeeii.. Husss!! Hussss!! " Geon mengambil kayu, dia berusaha memburu anjing tadi.

Tapi anjing ini bukannya takut malah balik menggonggong kearah Geon, jujur saja Geon pun takut tapi dia nekad berlari kearah anak-anak tadi lalu mengendong keduanya kemudian berlari kencang lagi.

Mereka bertiga menangis saat anjing tadi mengejar.
"Uaaaaaaaaa!!! Anjing gila !!" Teriak Geon, dia sangat ketakutan hingga akhirnya salah satu pemilik warung di komplek itu membuka pintu rumah menyuruh Geon masuk.

"Hah.. hah.. hah.. " Geon duduk lemas, kakinya terasa tidak berpijak di lantai. Kedua anak ini memeluk Geon erat, pemilik warung memberi mereka minum.

Setelah kondisi terlihat aman, Geon mengantar dua anak laki-laki dan perempuan ini ke pos polisi terdekat tapi sepertinya kedua anak ini tidak mau lepas dari Geon, mereka memeluk kaki Geon erat saat Geon akan pergi dari pos polisi.

Geon langsung menenangkan mereka dan berjanji akan mengunjungi mereka di lain waktu, ketiganya membuat janji kelingking sampai akhirnya Geon berpisah dari kedua anak yang ternyata kembar tadi.

Sesampainya di rumah, Geon bercerita terkait masalah di tempatnya bekerja. Ibu dan adik Geon  sedikit khawatir pada Geon tapi Geon mengatakan dia baik-baik saja dan berjanji akan segera mencari pekerjaan baru.

Geon memang mengatakan akan secepatnya mencari pekerjaan baru tapi semua tidak lah semudah itu, ibu Geon hanya bekerja membuat keripik singkong yang di jual keliling di bantu oleh adik Geon dan tentu Geon pun membantu mengupas kulitnya.

Seminggu berlalu, Geon belum mendapat pekerjaan. Geon masih dengan rutinitasnya mengupas kulit singkong di depan rumah kecil mereka, saat dia tengah sibuk dengan singkongnya tiba-tiba dari arah belakang dua pasang tangan memeluk Geon yang membuat Geon hampir terkena serangan jantung.

"Kakak !!" Suara anak kecil terdengar, Geon langsung melihat siapa yang sudah memeluknya ternyata dua anak kecil yang waktu itu dia tolong.

"Ah, kalian tau rumah ku ?" Geon terlihat kebingungan, saat Geon berpaling, dia bisa melihat seorang pria berdiri di belakangnya.

Geon mendongakkan kepalanya melihat wajah pria ini.

Deg!
Geon terdiam, untuk pertama kalinya dia melihat wajah sempurna bak artis dari dekat.

Ibu dan adik Geon keluar dari rumah.
"Geon siapa yang datang ?" Tanya ibunya.

"Oh, ya ampun" ibu Geon menutup mulutnya tidak percaya dengan apa yang dia lihat sekarang.

"Mah .. aku tidak salah lihat kan!" Adik Geon juga ikut tidak percaya orang ini datang ke rumah sederhana mereka.

"Selamat siang, maaf menganggu kalian .. saya Erick Juandra" ujarnya memberi salam dengan menundukkan kepala sedikit.

"Ah ya, apa .. apa Anda akan melakukan bedah rumah ?" Tanya ibu Geon tiba-tiba.

Pria ini tersenyum kaku.
"Tidak, saya hanya membawa anak-anak kemari untuk bertemu dengan Hero mereka"

"Hero ?" Ibu Geon terlihat bingung.

"Iya,. " Pria bernama Erick ini menatap Geon.
" ..Hero mereka"

Glup.
Geon menelan salivanya berat.

Geon berbalik menatap ibu dan adiknya.
'Mamah !!.. Nia !! Dia artis sungguhan !! Artis ke rumah kita !!' Batin Geon, seolah mengerti adik dan ibunya langsung mengangguk mengiyakan telepati Geon.

.
.

Bersambung ...

Chapter 2 akan di Up setelah 'Marry A Stranger' tamat 🥰
Sabar ya ~

Duda Kaya Anak Dua (MPreg18+)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang