11

39K 3.3K 35
                                    

"kamu tidak mengerti ? Aku meminta semangat" kata Erick.

Geon tersenyum kaku lalu mengepalkan tangan kirinya kemudian mengangkatnya sedikit lebih tinggi dari kepalanya.

"Se-semangat bekerjanya" ujar Geon dengan tatapan polos.

Erick menghela nafasnya berat.
"Sudah lah, lebih baik di rumah saja" setelah berkata seperti itu, Erick kembali ke lapangan tempatnya syuting.

"Eh apa aku salah ? Semangat kan ?" Geon terlihat kebingungan.

"Hei, ini minuman mu" manajer Erick datang membawa sebotol kopi susu.

"Terima kasih" Geon menyambut dengan senang.

Manajer Erick duduk di dekat Geon melihat perkembangan syuting.
"Hm ? Kenapa dia ? Sepertinya perasaannya tidak bagus" ujar Riki saat melihat akting Erick.

Geon hanya mengelengkan kepalanya tanda dia tidak tau, selesai syuting Erick langsung menarik Geon ikut bersamanya.

"Hei ! Mobil disana !" Riki menunjuk mobil perusahaan yang biasa Erick gunakan untuk berpergian.

"Kami mau pergi ke suatu tempat, pulang lah duluan !"

"Ah, ya sudah" Riki tidak bisa menahan pasangan ini untuk pergi toh orang-orang tidak akan mengira kalau mereka berdua pasangan yang sudah menikah.

Erick memakai kacamata juga masker menutupi setengah wajahnya, dia membawa Geon pergi menaiki taksi menuju hotel terdekat.

Setelah mendapatkan kamar, Erick menarik Geon masuk lalu mencium paksa Geon saat pintu sudah tertutup rapat.

"Mm! Mngg!" Geon meremas kemeja Erick.
"Umng! Ah-fuahh.. ! Tunggu!" Geon mendorong dada Erick.

"Kenapa tiba-tiba mengajak ku ke hotel lalu mencium ku ?!" Tanya Geon.

Erick mengusap pelan sudut bibir Geon.
"Karena kamu tidak bisa memberi ku semangat di depan publik"

"Huh, aku sudah memberi mu se-"

Deg!
Geon menyentuh bibirnya.

"Oh.. tentu saja tidak bisa" gumam Geon.

Erick menatap lekat mata Geon.
"Sekarang beri aku semangat"

Rona merah muda menghiasi kedua pipi Goen.
"Bu-bukannya tadi sudah ?" Tanya Geon.

"Aku yang mencium mu bukan kamu yang memberinya secara langsung pada ku"

Geon tersenyum kaku.
'Wah, dia licik sekali' batin Geon.

"Mana ?" Erick mendekatkan bibirnya.

"Se-sebentar.. ak-aku lagi mempersiapkan diri"

"Untuk apa ? Tinggal cium, apa sulitnya ?"

Wajah Geon semakin memerah.
"Tentu sulit untuk ku yang masih baru sedangkan kamu sudah berpengalaman!"

"Baik, ku tunggu" Erick tidak mau melepaskan sampai dia mendapatkan apa yang dia mau.

Pada akhirnya Geon berani mencium Erick agar keduanya bisa pulang itu yang Geon pikiran tapi ternyata pikiran Geon salah.

Tangan nakal Erick malah bergerak meremas bongkahan kenyal milik Geon bahkan dia tidak mau lepaskan ciuman Geon.

"Mng! Ah-Hnng!" Geon meremas kuat baju Erick menyalurkan perasaan aneh di tubuhnya.

Sampai akhirnya, Erick melepas pangutan bibir mereka berdua.
"Aku tidak akan menyentuh mu tapi .." perlahan Erick menurunkan kancing celananya.

" ..keluarkan milik mu juga, mari menikmati sentuhan bersama"

.
.

Bersambung ...

Duda Kaya Anak Dua (MPreg18+)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang