3. Monica's Party

7 1 0
                                    

Sebagaimana yang telah dikatakan Nora, malam ini mereka akan menghabiskan malam dengan ber-party.

Dan berhubung tema pesta Monica adalah black and white, maka Enola telah menyediakan sebuah dress hasil dari berkeliling Mall bersama teman-temannya.

Long dress hitam tanpa lengan yang terbelah di sisi samping hingga bagian paha, sangat cocok di tubuh Enola. Gadis itu memasang aksesoris berupa anting mutiara silver dan kalung choker crystal di leher jenjangnya.

 Gadis itu memasang aksesoris berupa anting mutiara silver dan kalung choker crystal di leher jenjangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Butuh waktu satu jam bagi Enola untuk dapat menyelesaikan riasannya.

Enola bergegas menuruni tangga setelah Bi Tari mengatakan Nora dan Livie sudah berada di bawah.

"Lihat, Livie!" Nora mengguncang lengan Livie yang tengah bermain ponsel. "She is beautiful, gue iri!"

"Jangan merendah, Nora. Lo cantik!," tegas Enola, "Livie, lo juga cantik!"

Livie yang sedari tadi diam, kini berdiri lalu mengeluarkan suara. "Udah selesai lempar-lemparan cantiknya? Gue udah nggak sabar nih pengen lihat kehebohan Monica."

Monica itu ibarat bunga raflesia bagi Nora dan Livie. Nggak bisa deket-deket. Kalo deket bawaannya emosi. Monica selalu menantang Nora dan Livie untuk menunjukkan siapa yang paling hebat dan famous. Walaupun Monica bukanlah tipe teman ideal, mereka akan tetap hadir di pestanya.

Kalau kata Nora 'gapapa deh nahan eneg, yang penting bisa lihat cogan'.

Mereka saling berpandangan kemudian bergegas pergi menuju kediaman Monica.

Baru tiba di parkiran, mereka langsung disuguhkan oleh susunan balon-balon putih di sepanjang jalan menuju area party.

Mereka berjalan memasuki rumah megah milik Monica. Sesuai konsepnya, tirai kain voile berwarna hitam putih, lampu gantung, candlestick dan lilin putih, serta kue dan minuman berwarna hitam putih.

Terdapat beberapa meja bundar dengan kursi disekelilingnya. Tidak banyak. Lantaran lantai dansa yang berwarna seperti papan catur lebih menarik perhatian.

Enola, Livie, dan Nora meraih minuman yang dibawa oleh pelayan.

"Jadi tujuan kalian ke sini apa? Maksud gue selain buat liat cogan." Enola sedikit berteriak sebab suaranya teredam oleh besarnya suara musik.

"Gue berharap acaranya rusak. Dan gue pengen menyaksikan secara langsung," sinis Nora.

"Setuju! Seenggaknya sesekali anak itu kena karma," sahut Livie sembari menyantap kue.

"Doa kalian unik! Gue sih cuma berharap kue itu nggak dikasih racun sama Monica." Enola prihatin melihat kedua temannya yang berdoa keburukan untuk Monica namun ikut memakan sajian di sini.

Uhuk... Uhuk....

"Gila lo, Enola. Untung gue nggak mati keselek." Buru-buru Nora meneguk minuman di genggaman tangannya.

Stuck on One Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang