4. Berhenti Sandiwara!

14 1 0
                                    

"Ini dia yang paling ditunggu-tunggu," gurau Eros, lelaki yang memakai jaket kulit berwarna hitam bertuliskan Undead di bagian punggung, mengepalkan tangannya dan mengadu dengan lelaki yang baru saja tiba.

Mereka yang juga mengenakan jaket Undead mengikuti aksi Eros untuk menyambut kedatangan Caesar. Terkecuali laki-laki yang berdiri sedikit jauh dari mereka dengan bersedekap dada.

"Dengar-dengar di tikungan ke lima bakal lebih susah dari biasanya," lapor Zero sembari menunjuk arah tikungan ke lima.

Caesar tersenyum smirk lalu memandang ke depan, tepat pada seorang laki-laki yang tengah memandang meremehkan ke arahnya. "Lo tenang aja. Gue bisa tangani itu."

"Lima belas menit lagi pertandingan dimulai!" ujar seorang perempuan dengan bendera di tangannya.

"Woi, Caesar! Elo kalo nggak berani biar gue duluan. Nyali anak baru kayak elo biasanya memang suka menciut." Lelaki yang sejak tadi berdiam sembari bersedekap dada kini bersuara.

Caesar menyeringai. "Kalo lo berniat bikin Undead malu karena kelakuan lo. Silahkan lo maju, Esther," balas lelaki itu santai namun menusuk.

Esther mengepalkan tangannya, berjalan mendekati Caesar dan bersiap akan melayangkan tinjuan ke wajah mulus laki-laki itu.

"Cukup, Esther! Meskipun dia baru masuk Undead empat bulan yang lalu, tapi lo nggak bisa meremehkan kemapuannya. Lo sendiri tau itu!" lerai Zero, ketua Geng Undead.

"Anjing lo semua!" umpat Esther lalu melenggang pergi meninggalkan mereka.

Caesar mengedikkan bahunya.

"Lima menit lagi!" seru perempuan itu lagi.

"Ingat kata-kata gue! Seruduk Felix kalo dia main curang," kata Eros sembari menunjuk lelaki di depan sana.

"Tanpa lo suruh pun, gue tau harus ngapain," tegas Caesar hingga membuat Eros menggaruk tengkuknya seraya terkekeh.

"Fokus, Cae!" Zero menepuk pundak Caesar bermaksud memberi semangat.

"Sure!"

Caesar mulai berjalan ke arena balap. Mobil Ferrari hitam di depan sana siap menantang siapapun malam ini.

"CAESAR! CAESAR!"

Tepuk tangan dan sorakan penonton menggema di sekitar arena balap. Ramainya pendukung Caesar membuat Felix mengeram kesal.

Lelaki itu memasuki mobilnya, kemudian menghidupkan mesin dan menunggu hingga waktunya tiba.

"Kenapa, Caesar?! Lo takut kalah?!" celetuk Felix yang kini berada di dalam mobilnya. Lengan jaket lelaki itu bertuliskan Drude.

Dengan kondisi kaca mobil yang terbuka, Caesar dapat melihat bagaimana Felix tersenyum bangga atas ucapannya.

Caesar hanya tertawa renyah. "Gue lebih suka lo buktiin omong kosong lo, baby boy. Good luck!"

Felix meremas kemudi mobil dan menatap sinis ke lelaki di sampingnya. "Sialan!"

Caesar kembali menutup kaca mobilnya. Tidak lagi menghiraukan Felix yang terus saja berkicau seperti burung.

Jep

Lapangan yang semula gelap sekarang menjadi terang. Memperlihatkan seluruh arena balap. Mereka hanya perlu mengendarai mobil di putaran besar. Namun, untuk mencapai finish, mereka mesti melewati tujuh tikungan dengan tingkat kesulitan yang berbeda.

"Siap?!" Brenda, perempuan yang memegang bendera, menunjuk Felix.

"Siap?!" Kini gilaran Caesar.

Dor....

Stuck on One Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang