Bab 2 : Dua Kursi

2.1K 253 17
                                    

Naik kelas 5 SD

"Dek Jen, Dek Jen." Seru Renjun memanggil Jeno sambil lari-lari memasuki pekarangan hingga masuk kedalam rumah Jeno

Ah, ternyata Renjun lagi ingat untuk memanggil Jeno dengan embel-embel dek. Sebentar lagi juga lupa

Jeno keluar dari kamar mandi dengan handuk yang masih melilit di tubuh kecilnya hingga dada

Menggemaskan sekali, handuknya kebesaran untuk Jeno

Sekarang Renjun menyelonong masuk seperti biasa. Di hari libur Renjun belum mandi, sedangkan Jeno sudah mandi bersih wangi dari ujung rambut sampai ujung kaki

"Ada apa, mas Ren?"

Renjun merogoh saku piamanya yang terlihat berkadut "taraaa"

"Wahhh, kelereng!!" mata Jeno terlihat berbinar kala melihat beberapa butir kelereng yang berada di tangan Renjun

"Ayok kita main, Jen"

"Tunggu, mas Ren. Aku mau pakai baju dulu" Jeno masuk kekamarnya dengan sedikit tergesa-gesa sampai handuknya melorot, untung Jeno sempat menahannya

Renjun cuma berdiri diam menunggu Jeno "Dika, kamu gak lagi ngigo kan?" Cuma keluarga Renjun dan keluarga Jeno yang memanggil dia dengan nama belakang, Jeno juga di panggil Leon

"Aku nungguin Leon, bun"

"Begitu ya, yasudah bunda kedapur dulu ya"

Yoona yang baru saja datang dari pasar subuh malah melihat Renjun berdiri diam, Yoona kira Renjun lagi ngingo malah nyasar jalan masuk kerumahnya

Tumben dihari libur Renjun sudah bangun di jam sepagi ini, mana belum mandi lagi. Keliatan

Tapi tetap manis, heran.

"Ayok mas Ren— " Jeno melihat penampilan Renjun yang masih berantakan lengkap dengan piama tidurnya "tapi, tapi mas Ren belum mandi"

Renjun memasukan kembali kelerangnya kesaku piama lalu dia menarik Jeno keluar rumah "Nanti aja, abis main baru mandi. Go Jeno"

"Tapi mas Ren, aku gak punya kelereng".

"Kita bagi ini"

"Anu mas Ren" Jeno menahan Renjun suapaya berhenti "kenapa gak main dihalaman aja?"

"Kita main di lapangan biar seru banyak orangnya, kemarin bang Mark ngajakin ehehe"

Yah, padahal Jeno maunya Renjun hari ini main sama dia seharian. Emang kalau main sama Jeno doang gak seru ya?

"Ayok Jen"

Jeno ikut melangkahkan kakinya tak bersemangat mengikuti Renjun. Setidaknya Jeno diajak sama Renjun

__________

Kelas 6 SD semester akhir......

Dimata Jeno, Renjun Mahandika itu menggemaskan sekali meski dia sedang diam tetap saja gemas. Apalagi sifat malas mandi dengan rambut yang masih berantakan itu bikin Jeno gemas ingin memandikan seorang bernama belakang Mahandika.

Jangan lupakan wajahnya juga cantik dan ada manis-manisnya gitu kayak air mineral bikin tubuh netral, itulah Renjun bagi Jeno Leonardo

Tapi, di mata Renjun sendiri, dia itu sangat keren apalagi dia lebih tinggi dari Jeno

Renjun sering mengambikan sesuatu yang letaknya tinggi dimana Jeno gak sampai menjangkaunya dan untuk itu Renjun merasa dirinya keren

Seorang Renjun Mahandika itu keren, ingat itu.

Bahkan makhluk kecil nan pendek dan mempunyai eyesmile serta tahi lalat dibawah mata — Jeno Leonardo yang paling menggemaskan semuka bumi menurut Renjun

Mereka sudah 12 tahun. Mereka jauh lebih berakal daripada sebelumnya jadi wajar saja mereka bisa berfikir seperti itu dan bisa mendeskripsikan satu sama lain dengan fikiran begitu sedemikian rupa.

Apalagi kan zaman sekarang anak kelas 3 sd saja sudah ada yang pacaran contohnya adek kelas mereka tuh Zaki sama Dila mereka baru jadian satu minggu yang lalu dan sekarang mereka merayakan satu minggu jadian

"Mas Ren kenapa ngeliatin mereka terus?" Jeno menggerutu karena dari tadi Renjun melihat kearah bocah kelas 3 yang lagi pacaran di pojok kantin. Jeno kan kesini mau ngajakin Renjun ngomong serius, ngomong tentang informasi yang baru dia dapat tadi pagi.

"Maaf Jeno, ayok ngomong aja" Renjun kembali memfokuskan dirinya kepada bocah pendek dihadapannya

Jeno terlihat gusar tapi dari wajahnya itu sangat serius "mas Ren"

"Iya?"

"aku SMP-nya ditempat nenek"

Renjun membulatkan matanya terkejut lalu mengerutkan alisnya "kenapa Jeno sekolah disana?"

"nenek lagi sakit jadi mama katanya mau rawat nenek" wajah Jeno memancarkan raut kesedihan. Iya, dia sedih karna neneknya sakit dan juga sedih karena jauh dari Renjun....

Mau gimana lagi, Renjun gak bisa ngelarang kan? "Jeno jangan lupain mas ya? semoga SMA nanti kita bisa satu sekolah!"

"Jeno bakal SMA bareng mas Ren, aku Janji!" Terpancar aura keseriusan disana, Jeno memang bertekat serius untuk satu SMA dengan Renjun kalo bisa nanti dia bakal nyogok kepala sekolah biar satu kelas dengan Renjun. Oh, jangan lupakan satu meja juga kalau mejanya untuk dua kursi.

Cukup saja dua kursi
Jangan tambah kursi lagi
Didepan rumah ini

Kalau ada makanan di meja
Tidak pernah engkau makan

Ibu kantin menyetel musik dangdut jadul, sangat-sangat tidak cocok untuk kaum muda apalagi anak SD begini.

"Mama, Dika pulang"

Renjun memasuki Rumahnya dengan wajah cemberut

"Anak mama kok cemberut, kenapa sayang?" Mama Renjun mengelus sayang pipi Renjun. Lihat, hidung menggemaskan anaknya memerah menahan tangis

"Nangis aja sayang"

"Gak mau, Renjun keren jadi Renjun gak mau nangis, huweee"

Lihatlah siapa yang bilang gak mau nangis tapi ujungnya menangis juga. Wendy memeluk Renjun dan mengelus punggung anak itu lembut "sini cerita"

"Jeno mama huweee"

Pasal kepindahan Jeno ya? Wendy juga sudah tahu soal ini, tapi mau gimana lagi.

TBC

MAS REN! (NoRen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang