"Renjun, Renjun!" Jaemin berlari menghampiri Renjun yang sedang bersama seseorang entah siapa itu, yang pasti cowok
Renjun menoleh kebelakang diikuti oleh cowok disebelahnya"oh, elo. Kenapa?"
"Malam ini kita nongkrong, ditempat biasa ya"
Renjun manggut-manggut "oke deh, nanti gue ajak Haechan"
"Sip" lalu pandangan Jaemin beralih keorang yang disebelah Renjun "siapa nih? Teman baru Jun?"
"lo gak kenal? Ini Jeno loh...... Jeno!"
Sadar diri Jun, lo awalnya juga gak kenal tuh!
Mata Jaemin melotot kaget, mulut nya terbuka lebar "hah. Yang bener aja Jeno yang kicik itu? Yang sering jatoh itu? Kok bisa? Astaga Jeno, selama SMP lo ilang sekarang baru muncul, tapi lo udah beda sekarang gak unyu lagi, tapi satu yang sama..."
Jeno menaikan salah satu alisnya "apa?"
Jaemin tersenyum tidak biasa, lebih tepatnya senyum jahil "masih nempel sama Renjun, hahahhaha"
"Apaan sih, Jaem" tanggap Renjun kesal, apaan dibilang nempel, gk kok. Coba liat bener-bener mereka masih ada jarak, meski dikit
Lain tanggapan Jeno, wajahnya memerah sekarang hingga ketelinga
Jeno selama pindah memang tidak menghubungi temannya yang lain, cuma Renjun saja
Setelah kepergian Jaemin, Renjun menunggu Haechan didepan kelasnya diikutin oleh Jeno
Lagi.
"Mas Ren, nongkrongnya dimana?"
"Di angkringan kak Jungwoo, kak jungwoonya juga SMA disini baru kelas 11 "
"Ohhh" Jeno manggut-manggut "aku ikut ya mas?"
"Eh eh jangan!"
Gawat kalau Jeno ikut, yang ada Renjun berasa punya bodyguard. Contohnya aja tadi Renjun keliling kelas Jeno ikut, kalau gak orangnya yang ikut ya matanya yang ikut keliling
"Kenapa gitu, mas Ren?"
"Karena......" Renjun jadi bingung ngasih alasan apa supaya Jeno tidak tersinggung
"RENJUNNNN"
ah lega, akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga
Haechan sampai didepan mereka berdua tapi atensinya langsung terpaku kewajah cowok tampan disamping kanan Renjun "hai, ganteng. Kenalin Haechan Anggara" Haechan mengulurkan tangannya didepan Jeno
Jeno cuma melihat tangan Haechan yang terulur "udah kenal" jawab Jeno tanpa membalas uluran tangan Haechan
Haechan kecewa, tapi dia juga senang karena demi apa orang ganteng didepannya ini kenal sama dia? Haechan seterkenal itu kah sekarang?
Renjun menangkup kedua bibirnya menahan tawa melihat komuk Haechan yang memeable banget "ppffftt" biarkan Jeno yang ngaku sendiri
"Ekhem, jadi nama kamu siapa?"
Dih Haechan sok manis
Itu suara hati Renjun yang julid
"Gua Jeno, tetangga Renjun yang sering nempel sama dia sampe sekarang" di ujung kalimat, Jeno merangkul Renjun
"Eh Jeno Jeno, gue kejepit"
"Maaf mas Ren, kenceng banget ya?"
"OH MY GOD, JENO! JENO YANG ITU? YANG KECIL, KOK SEKARANG GANTENG BANGET!!!"
Haechan mangkup wajah Jeno dengan dramatis sambil menepuk-nepuk rahang tegas Jeno
"Wah gue gak nyangka, kapan balik?"
Perasaan tidak nyaman kala kedua telapak tangan Haechan menangkup pipinya. Yang boleh pegang-pegang Jeno seintim ini cuma mas-nya —Renjun Mahandika
"Kemarin"
"Ppffttt BAHAHAHAHAH, MUKA JENO TERTEKAN BANGET AHAHA" akhirnya tawa Renjun pecah
Repleks Haechan menjauhkan tangannya dari wajah Jeno "maaf, Jen" tapi serius, ganteng.
Renjun memegang perutnya "aduh sakit perut gue ngetawain komuk Jeno lawak banget"
Renjun sakit perut? Jeno langsung panik "Mas Ren, perutnya sakit?, Aku antar ke uks mau?"
Dan juga Jeno khawatirnya berlebihan "Gausah, Jeno. Biasa kok ini"
"Tapi.....mas Ren sakit...." Tangan Jeno terulur menyentuh perut Renjun dan mengelusnya pelan
Rasanya rada geli-geli kala telapak tangan besar Jeno mengelus perutnya "Gak Jeno, udah nih udah gak sakit lagi" ucap Renjun sambil menyingkirkan tangan Jeno dari perutnya
"Jen Jen, daripada lo merhatiin Renjun yang gak mau diperhatiin, mending lo merhatiin gue" sahut Haechan
Renjun mendelik mendengar penuturan Haechan "Ngaco lu Chan" enak aja mau ambil Jeno dari dia
"Tuh tuh, cemburu bocahnya"
"Apaan, udah ah. Oh ya, kata Jaemin malam ini kita nongkrong ditempat biasa" Renjun beralih menatap Jeno "dan lo gausah ikut, diem dirumah aja ya anak manis" lalu Renjun menepuk-nepuk kepala Jeno pelan layaknya menepuk kepala anak kucing yang lagi minta di manja
Biar Jeno nurut, bisa bahaya kalau Jeno beneran ikut
Dengan terpaksa Jeno mengangguk sambil manyun liat aja mas Ren, aku ikutin diam-diam
"Jam berapa Ren?"
"Jam 8 lah kita berangkat"
Oke, jam 8 aku sudah siap ngikutin mas
__________
Jam delapan kurang, Renjun berangkat. Dan Jeno sudah mengawasi Renjun dari awal Renjun mengeluarkan motornya dari garasi.
"Ma, Pa. Renjun berangkat"
"IYA, HATI-HATI"
Melihat Renjun menjalankan motornya, Jeno bergegas mengeluarkan motornya dari persembunyian
"Bun, Jeno berangkat dulu ya?"
"Mau kemana, Jen?"
"Mau keliling bentar, lama gak keliling disini"
Yoona mengangguk sambil tersenyum "sama Renjun?"
Aduh, harus bohong nih "huum" Jeno mengangguk patah-patah "tadi, Renjunnya sudah duluan. Oke aku berngkat bun"
"Mas Ren, kamu dimana si" Jeno berkendara pelan, kepalanya tidak diam celingak-celinguk mencari keberadaan Renjun "nah itu motornya" Jeno mengintip agak jauh yang pasti pembicaraan mereka masih terdengar
"Kalian tau, Jeno yang dulu yang kecil itu yang kalau jalan sering jatoh"
"Oh, yang sering nempel sama Renjun itu kan?"
"Apaan sih, kok gue dibawa-bawa"
"Hehe, dia lanjut sekolah didesa neneknya kan?"
"Iya.. sekarang dia satu SMA sama kita, satu kelas mpls sama Renjun nih"
"Cieee Renjun, masih nempel gak dia?"
"Masih dong, hahaha tuh liat muka Renjun merah"
"Hahaha lucu banget"
Jeno mendengar dengan seksama ghibahan teman SDnya dulu, Jeno melihat wajah Jeno yang memerah itu "lucu banget mas Ren"
Teman SD Jeno menceritakan tentang Jeno yang dulu. Teman baru entah dari smp atau memang teman tongkrongan mereka sesekali bertanya siapa itu Jeno
"Tapi, sekarang Jeno makin ganteng, badannya beh mantap idaman cewek-cewek" ujar Haechan
•
•
•
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS REN! (NoRen)
Short Story[BxB] Noren (Jeno x Renjun) (✓) cerita tentang keterlambatan pertumbuhan Jeno Leonardo dari lahir hingga SD yang membuatnya lebih kecil dan lebih pendek dari Renjun Mahandika, karena itu Renjun minta di panggil mas dan ditambah lagi Renjun lebih tua...