Selama pelajaran berlangsung untungnya Jeno gak berulah apa-apa, dia cuma diam duduk ganteng, sesekali melirik kearah Renjun dan melemparkan senyum bulan sabitnya.
Tapi sekarang sudah istirahat, baru bel istirahat berbunyi Jeno sudah menyeret Renjun kekantin
"Mas Ren mau makan apa? Aku traktir" ucapnya
"Eummm apa ya" Renjun berfikir sejenak, pengen yang berkuah terus pedes "bakso aja deh, sambelnya banyakin"
"Okeee, minum nya apa mas?"
"Es jeruk peras"
"Siap mas, tunggu ya"
Jeno berjalan dengn santai untuk memesan makanan
"kok gak jatoh sih?"
Entah keberuntungan atau kesialan yang menerpa Jeno, Jeno kepleset karena lantainya licin bekas ketumpahan sirup entah punya siapa, repleks Jeno pegangan dengan cewek yang kebetulan ada disampingnya
"Oh, ternyata masih jatoh"
Cewek itu membantu Jeno berdiri "kamu gak papa?"
Jeno menggeleng "gak papa, makasih ya" ucap Jeno tulus, lalu Jeno berdiri dan berbalik badan tapi cewek itu menahan tangannya
"Boleh minta nomornya gak?"
"Ah, gimana ya—"
kalau gak gua kasih nanti dikira sombong, apalagi dia udah nolongin gua tadi, kalau di kasih apa kata mas Ren? Jeno melirik sekilas kearah mas-nya yang masih setia liatin dia tanpa ekspresi kok mas Ren gak mau nyamperin gua sih? Dia ngebiarin cewek ini pegang-pegang gua
"—boleh"
Setelahnya mereka tukeran nomor "namanya siapa?" Tanya Jeno, biar gampang nyimpen nama kontaknya
"Karina, kamu?"
"Jeno, gua pesan dulu ya"
"Aku juga, bareng ya?"
"Iya"
Interaksi mereka tak lepas dari pandangan seorang Renjun Mahandika. Tiba-tiba Renjun mendengar bisikan yang menyerupai suara Haechan dan Jaemin di telinga kanan-kirinya
"Jun, ternyata Jeno bener-bener menarik perhatian cewek-cewek ya?"
"Haha bener tuh, liat pake tukeran nomor segala"
Renjun menoleh kekanan dan kiri ternyata beneran ada orangnya "kalian kapan datang?"
"Dari tadi" sahut Haechan lalu duduk disamping kanan Renjun dan disusul Jaemin yang duduk disamping kanan Haechan, biar kan disamping kiri Renjun untuk Jeno yang menempati
"Tapi bagus kalau Jeno punya pacar kan? Apalagi cewek itu cantik cocok sama Jeno yang ganteng, ntar sia-sia kegantengan Jeno kalau orangnya aja masih jomblo" ujar Renjun dengan mata masih menatap Jeno yang mempersilahkan Karina untuk memesan duluan
Sungguh gentle sekali.
Cukup lama mereka berbincang-bincang bertiga membahas tentang game atau hal random lainnya, sampai tiba-tiba yang ditunggu datang juga
"Aku lama ya mas Ren?" Jeno datang membawa nampan dengan satu mangkuk bakso dan satu piring nasi goreng, ada es teh sama susu juga
"Iya Jeno gak papa, gue liat kok kejadiannya"
Mas liat, tapi mas gak mau bantuin aku
"Kenapa mas Ren gak bantuin aku?"
"Mas gak mau gangguin moment lo sama cewek cantik itu, kalau gue datang kesana lo gak bakal dapat nomornya"
Itu lebih bagus, mas
Haechan menyahut "Kata Renjun tadi Jen, biar muka ganteng lo gak sia-sia kalau lu pacaran sama cewek itu, iyakan Jaem?"
"Apalagi cewek itu cantik, cocok lah sama lu" Jaemin menimpali
Gak ah, cocokan sama Mas Ren
Renjun tersenyum kearah Jeno dan menunju pelan lengan Jeno "mas dukung kok kalau lo mau sama dia"
"Tapi mas—" aku kan sukanya sama mas Ren. Aku akui dia cantik. Mau secantik, sebaik, atau sepengertian apa pun orang lain tapi mas Ren istimewa "yaudah deh mas" Jeno gak mau menyangkal apa-apa lagi, toh terserah Jeno nanti maunya sama siapa
Jeno meletakkan bakso dan susu didepan Renjun "kok susu? Jeruk peras gue mana?"
"Oh itu mas Ren, tadi aku tanya sama Karina kalau yang pedas-pedas cocoknya minum apa kata dia minum susu biar menganalisir pedas, jadi aku pesan susu kalau mas Ren kepedasan bisa minum susu biar ilang pedasnya" jelas Jeno
Renjun manggut-manggut saja menanggapi perkataan Jeno, soalnya dia udah gak sabar pengen makan bakso
"Kalian berdua enggak pesan?" Tanya Renjun ke-kedua temannya dengan mulut yang masih mengunyah bakso
"Telan dulu mas, baru ngomong"
"Oh iya, asik nontonin kalian sih. Ben, pesanin dong kayak biasa ya"
"Dih pesan sendiri lah"
"Gak gentle banget sih, kalah sama Jeno"
"Apaan kok ngebandingin" Jaemin berdiri "duduk diam situ, gua beliin" lalu Jaemin melongos pergi
__________
Renjun sekarang berada diruang tamu rumah tetangga "mas Ren mau ngajarin apa?"
"Jadi orang gaul, biar keren"
"Aku udah keren kok mas, ganteng lagi"
Renjun melihat Jeno dari bawah ke atas lalu Renjun menangkup kedua pipi tirus Jeno menolehkannya kesamping kanan kiri "lo keren, body bagus, ganteng juga, tapi satu"
Jeno menatap mata Renjun yang juga menatap matanya, Jeno terpaku sebentar menatap mata yang lebih tua, dengan binaran seperti bintang didalamnya "tapi apa mas Ren?"
Telapak tangan Renjun masih setia menangkup pipi Jeno "bisa gak lo jangan pake aku kamu kalau sama gue?"
Jeno menggeleng "gak bisa, mas"
Renjun menepuk pelan kedua pipi Jeno, lalu menjauhkan tangannya dari pipi tirus itu "bisa-in dek Jeno. Lo bisa tuh ngomong lo-gua ke yang lain masa sama gue gak bisa?"
"Gak bisa mas, pokoknya gak bisa!"
Renjun menghembuskan nafas panjang "huhh, yaudah deh" ucap Renjun pasrah
•
•
•
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS REN! (NoRen)
Short Story[BxB] Noren (Jeno x Renjun) (✓) cerita tentang keterlambatan pertumbuhan Jeno Leonardo dari lahir hingga SD yang membuatnya lebih kecil dan lebih pendek dari Renjun Mahandika, karena itu Renjun minta di panggil mas dan ditambah lagi Renjun lebih tua...