Bab 4 : Ikan Asin

1.9K 245 4
                                    

Saatnya kejenjang yang lebih tinggi, yaitu 'Sekolah Menengah Atas' yang bisa kita singkat sebagai SMA

Keluarga Jeno sudah kembali kesamping rumah Renjun, bahkan Jennie juga berkuliah dikota ini

Saat mereka pindahan, Renjun tidak ada dirumah. Lagipula itu beruntung bagi Jeno, karena dia berniat kasih kejutan untuk Renjun perihal kembalinya dia kekota kelahiran

Renjun baru pulang malam hari disaat orang-orang rumah sebelah sudah tidur karena kecapean angkut-angkut barang. Tak sedikit pun Renjun curiga kalau rumah sebelah ada penghuninya

Bahkan Renjun besoknya bangun kesiangan pas di masa MPLS hari pertama. Bahkan rumah sebelah sudah sepi

Jeno berangkat pagi-pagi banget, Yoona pergi kepasar, Donghae Kerja, kalau Jennie masih tidur dia sehabis bantuin emak bikin sarapan

"HAECHAN ANGGARA, WOY!"

"apaan si jun?"

"LU NINGGALIN GUE YA BABI! CENGAR CENGIR MUKA LU KEK GAK ADA DOSA"

"Santai, santai. Duduk dulu sini" Haechan menarik Renjun untuk duduk dikursi teras entah didepan kelas berapa yang pasti ini menghadap lapangan

"Tadi gue kerumah lu, tapi gak ada orangnya. Gue panggil-panggil gak ada yang nyaut"

"Masa?"

"Untuk siswa baru silahkan berkumpul dilapangan sekarang, sekali lagi untuk siswa baru segera berkumpul dilapangam, sekarang."

"Ayok jun" lagi-lagi Haechan menarik Renjun tapi kali ini menuju lapangan

Selama berbaris Renjun merasa diperhatikan oleh seseorang, dia curiga sama murid baru yang ganteng berahang tegas itu.

Renjun menoleh kearah murid itu, lalu si ganteng tersenyum dengan senyuman yang sangat familiar menurut Renjun

"Seperti senyuman Jeno, tapi gak mungkin Jeno dia gak ada ngabarin kalau dia SMA disini. Jeno kan unyu, kalau itu ganteng"

Renjun balas senyum canggung. Saat pandangan Renjun lurus tapi Renjun masih bisa melihat dari ekor matanya kalau itu orang ganteng masih liatin dia

Apakah ada yang salah dari Renjun?

Setelah selesai baris berjejer panas-panasan seperti ikan asin, kini mereka disuruh mencari  kelasnya masing-masing

Ini masih kelas mpls bukan kelas pastinya perjurusan nanti.

Renjun mencari namanya diruang satu, dia melihat dari huruf depan R dia tidak memerhatikan huruf awalan yang lain selain R "Renjun Mahandika. Chan, gue diruang sini"

"Gue gak ada Jun"

"Coba kita cari lagi"

Ruang dua, juga tidak ada tertulis nama Haechan Anggara disana

Dan ruang tiga "Haechan, nih elu. Misah kita"

"Yah, gpp deh. Kalau istirahat kita ketemu ya, calling calling jangan lupa"

Didalam kelas ruang satu sudah ada beberapa siswa baru yang masuk "eh, eh. Jangan duduk situ, tempat teman gua"

Cowok itu mendengus lalu pindah kekursi lain.  Dan sekarang ada cewek lagi yang mau duduk dikursi itu

"Maaf ya cantik, itu kursi tempat teman gua"

Cewek itu berdiri "tapi gak ada tasnya"

"Udah, pokoknya itu tempat teman gua"

Yah, gagal sudah duduk deket cogan, dari awal masuk kearea sekolah pun Jeno sudah jadi bahan pembicaraan cewek-cewek satu sekolah saking gantengnya, apalagi dengan proporsi tubuh yang bagus

Orang itu Jeno, mengusir secara lembut siapa saja yang ingin menduduki kursi disebelahnya. Dan kursi itu khusus buat Renjun

Meskipun mejanya misah yang penting dia dengan Renjun duduk bersebelahan

Jeno duduk dipaling depan tapi dia tepat dipojok dinding, dengan meja Renjun disebelahnya

Setelah semua kursi terisi, minus kursi disebelah Jeno baru Renjun datang

Baru saja Renjun masuk langsung disambut Jeno yang berjalan mendekat kehadapannya

"hai, mas Ren" tepat didepan Renjun, Jeno berdiri dengan kaki pendeknya yang memanjang serta badan kecilnya yang kian besar dan berotot dengan urat tangan yang menojol

"Jeno?"

Yang manggil Renjun dengan sebutan mas Ren cuma Jeno... Apa mungkin ini beneran Jeno?

"iya mas Ren, aku Jeno"

bahkan suaranya sangat berat, padahal dahulu imut dan lucu

benarkah Jeno yang didepannya ini Jeno yang kecil dulu? ataukah orang ini hanya mengaku-ngaku?

Tangan Jeno terulur perlahan mengacak pelan rambut Renjun

Renjun melihat dari ujung kaki sampai mendongak melihat ujung kepala Jeno

"Kamu sekarang..... Tinggi" hanya senyuman eyesmile yang Renjun dapatkan

Jadi, Jeno menepati janjinya untuk SMA bareng disini? Bahkan Renjun hampir bodo amat sama janji Jeno yang itu. Tapi ternyata Jeno tidak main-main dengan janjinya

"Jeno, kapan datang?"

"Waktu aku pulang kata mama, mas Ren jalan sama temen"

"O-oh hehe. Itu udah biasa"

"Sudah biasa ya?" Mata Jeno yang tadinya tersenyum sekarang berubah menjadi sendu. Jadi Renjun sering jalan sama temennya sampe malem?

"Ekhem, sudah kangen-kangenannya?"

Oh, mereka baru sadar kalau mereka jadi tontonan satu kelas sampai-sampai gak sadar kalau ibu guru sudah duduk anteng di kursi singgasananya

Mereka berdua duduk dikursi masing-masing "makasih ya Jen, lo udah nepatin janji"

"Sama-sama mas Ren"

Oh senyuman itu lagi, tetap unyu senyumannya, tapi kalau diliat dari segi mata, kalau bagian lain jangan deh bisa-bisa mimisan kalau lemah bulu

Untung mereka berdua didepan, tidak ada yang melihat senyuman Jeno selain Renjun, kecuali guru yang untungnya memerhatikan laptop

Anak sekelas agak shok mendengar perbedaan cara bicara Jeno ke mereka dan keRenjun

Ke-Renjun aku-kamu
Ke yang lain lo-gua

TBC

MAS REN! (NoRen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang