1. Awal Mula

916 93 120
                                    

SEHAT, KUAT, HEBAT!!!
TANPA NARKOBA


Yafa yang duduk di kursi paling pojok, dan paling belakang itu hanya melihat tanpa minat spanduk yang terpampang nyata di depan panggung, di dalam gedung aula sekolahnya tersebut. Sejak kemarin, para guru sudah memberitahu bahwa akan ada penyuluhan penting dari kepolisian mengenai bahaya narkoba bagi para murid.

Sebenarnya, Yafa sendiri tidak terlalu peduli. Menurutnya, percuma mengadakan hal-hal seperti sekarang, karena jelas tidak ada gunanya. Apalagi para pemasok itu tetap menyediakan ladang ganja, dan yang melakukan transaksi narkoba juga tidak mendapatkan sanksi tegas. Justru kebanyakan selalu dilindungi oleh oknum. Benar-benar membuang waktu, karena sangat tidak efektif dan efisien.

Tangan Yafa menutup mulutnya rapat-rapat, karena sejak tadi tidak berhenti menguap. Kedua sudut matanya bahkan mengeluarkan air mata. Dia sangat mengantuk, karena semalaman suntuk melakukan streaming MV terbaru dari boygrup Seventeen. Yafa pikir, hari ini hanya akan ada penyuluhan dari kepolisian, tanpa ada pelajaran umum seperti biasa. Tapi ternyata, prediksi Yafa salah besar!

Pelajaran di sekolah tetap berlangsung seperti biasa, dan penyuluhan dilakukan selama 1 jam di sela-sela pelajaran. Maklum saja, ini adalah pengalaman pertama bagi Yafa yang baru saja masuk sekolah umum.

Yafa melihat jam di tangannya. Bibirnya berdecih, ketika waktu masih menunjukkan pukul 08.50. Yang artinya, penyuluhan tersebut masih akan dilakukan 10 menit lagi.

Mata Yafa melihat sekelilingnya, lantas gadis itu menyandarkan kepalanya pada tembok, saat dia memastikan tidak akan ada yang memperhatikannya, ketika dia tertidur nanti.

Yafa mengambil bantal leher dari dalam tas, agar dirinya merasa nyaman. Setelah menyamankan posisinya, Yafa pun mulai memejamkan matanya dan tertidur, sembari memeluk tas sekolahnya.

Entah berapa lama Yafa tertidur, hingga dirinya tersentak, saat mendengar suara tepuk tangan bergemuruh di dalam aula.

Mata Yafa membulat sempurna, ketika dirinya terbangun dengan berbantalkan paha seseorang. Gadis itu semakin terkejut, melihat paha siapa yang ia pakai sebagai bantal. Sontak saja Yafa langsung menegakkan tubuhnya.

"Tiga puluh menit." ucap laki-laki yang mengenakan seragam training olahraga dengan lambang polisi di saku dadanya, setelah melihat jam tangannya.

Bibir Yafa terbuka seperti orang bodoh, karena otaknya masih memproses apa yang sedang terjadi. Dia tau laki-laki di depannya ini. Arhan. Sosok yang mengisi hatinya sejak 2 tahun lalu, setelah menghadiri acara pernikahan teman ibu sambungnya.

"Udah sadar belum? Atau, mau tidur lagi? Tapi, maaf, buat kali ini nggak bisa pake paha saya lagi buat bantal! Saya mau ke depan dulu. Permisi."

Mata Yafa mengikuti kemana Arhan hendak pergi. Hingga gadis itu menggeleng cepat, dan menepuk-nepuk pipinya sedikit keras. "Ternyata bukan mimpi." gumamnya.

Tangan Yafa menutup mulutnya, kali ini berusaha menahan agar dirinya tidak berteriak, sebab merasa bahagia. Mimpi apa dia semalam, hingga tertidur dipangkuan Arhan?

Senyum di bibir Yafa mengembang, mengingat Arhan yang berbicara dan tersenyum kepadanya tadi.

Dengan sedikit terburu-buru, Yafa segera mengeluarkan ponselnya, ketika melihat Arhan mulai berbicara di atas panggung.

Yafa berusaha sebisa mungkin mengulum bibirnya, ketika mendengar suara Arhan yang menurutnya menenangkan hati. 'Ya Tuhan, mukanya ganteng, suaranya ternyata juga sama gantengnya.' batinnya merasa bahagia.

My Youth (Side Story Miss Independent Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang