"Udah?" Tanya Yafa, begitu Donita keluar dari kamarnya, dan berpenampilan rapi, dengan menggendong Winter.
Donita mengangguk. "Kebetulan, yang lain juga lagi ada di rumahnya Tenesya. Lagi ngumpul, soalnya om Jonathan keluar kota juga."
Wajah Yafa terlihat sumringah. "Ada kak Wanda, dong?"
"Ada. Nanti kamu bisa langsung kepoin si Arhan dari dia."
"Ayo berangkat!" Seru Yafa semangat.
"Minta tolong ya?" Pinta Donita yang memberikan Winter kepada Yafa.
"Sama kakak ya, Winnie the Pooh! Bunda mau nyetir dulu." Dengan gemas diciumnya seluruh wajah Winter, hingga bayi itu menggeliat, mencoba menjauhkan wajahnya dari Yafa, karena merasa risih.
"Kakak!" Tegur Donita, begitu mereka sudah masuk ke dalam mobil, dan Donita mulai menghidupkan mesinnya.
Yafa hanya tertawa. "Sengaja, sih. Biar dia nangis. Lucu mukanya, kalo udah nangis."
"Menurutmu lucu, bunda yang pusing, karena pasti rewel sampai malem. Minum susu pun, nggak bakal mau dia."
Seolah tidak peduli dengan ucapan Donita, Yafa kembali mencium wajah Winter dengan gemas.
"Enggak ... Enggak ... Enggak ... Maaf ... Maaf ... Maaf ya, sayangku ..." ucap Yafa panik, karena melihat Winter mulai merengek.
"Kakak! Udah dibilangin, adek rewel abis ditinggal ayah, malah dibuat nangis."
"Iya, iya, maaf ..." Yafa menimang-nimang Winter dipangkuannya, hingga rengekannya berkurang.
"Ambilin susunya di tas dia, kak. Biar adek minum dulu."
Yafa menurut, dan mengambil sebotol susu berisi ASI untuk Winter.
"Maaf ya ..." pinta Yafa, begitu Winter mulai menyusu, dengan kepala yang mendongak melihat kearahnya, dan tangannya ikut memegang botol tersebut. Mata bayi yang awalnya sedikit berair itupun perlahan mulai menutup, hingga akhirnya bayi itu pun tertidur sebelum mereka sampai di rumah Tenesya.
***
"Boleh numpang taruh dia, nggak?" Ucap Donita begitu mereka sampai di rumah Tenesya, dengan Winter digendongnya yang sudah kembali pulas.
"Ayo! Di kamar si kembar aja. Ada Gavin juga lagi tidur." ucap Tenesya, yang langsung mengantarkan Donita ke kamar putranya. Meninggalkan Yafa di ruang keluarga bersama yang lain.
"Halo, kakak Afa!" Sapa Nono ceria.
Yafa tersenyum lebar. "Halo bocil." balasnya.
Wajah Nono terlihat tidak mengerti. "Bocil itu apa?"
"Bocil itu kamu." jawab Yafa asal.
"Kak, kak, kak ..."
"Kakak Afa! Jangan kakak-kakak telus, Vano!"
"Pa ... Pa ..."
"Bukan Papa! Kakak Afa! Vano nggak ngelti, mommy!" Adu Nono kepada Tyara.
"Nggak usah ngajarin adek. Nanti, ganti mommy yang stres, kalo kamu jengkel sama Vano, gara-gara dia nggak ngerti-ngerti diajarin. Kamu sendiri juga belum bener ngomongnya. Orang namanya kakak Yafa, bukan Afa."
"Tapi, Laya sama Naya bilangnya kakak Afa! Belalti, Laya sama Naya juga salah, kan?"
"Kalo dibilangin itu harus nurut. Jangan malah ngebantah." tegas Tyara.
"Kakak Afa namanya emang Afa, kan?" Tanya Nono.
"Yafara. Nama kakak, Yafara. Coba bilang." jawab Yafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Youth (Side Story Miss Independent Series)
FanficKUNYANG GS LOKAL!!! AYO BELAJAR MENGHARGAI SEBUAH KARYA, DENGAN FOLLOW, VOTE & KOMEN!!! KARENA SEMUA ITU GRATIS!!! 🥰 R.A Maharani Yafara Kirana Mahendra putri sulung dari seorang Tian Mahendra itu kini sudah menjadi sosok gadis remaja yang cantik...